Few months later.
*** 13.13 ***
"Swame, apa ini bakal sakit?" Tanya Jennie yang sudah berbaring di ranjang pasien, ia sedikit mendongak dengan tangan menggenggam erat tangan kiri Jisoo yang duduk di atas ranjang, tepat di samping kirinya.
Jisoo menggeleng ringan.
"Enggak sayang, kalaupun sakit kan ada aku disini" ucap Jisoo menenangkan.
Jennie diam kemudian kembali memperhatikan dokter yang sedang mempersiapkan kateter (sebuah pipa panjang, ramping, dan fleksibel tersebut dari bahan lentur untuk memasukan/mengeluarkan cairan memalui rongga tubuh).
Melihat alat itu entah mengapa Jennie kembali panik, ia mengeratkan genggaman tangannya.
"Tenanglah, semua akan baik-baik aja" ucap Jisoo mencium pucuk rambut Jennie, lengan kanannya memeluk Jennie lebih erat seolah mengerti kecemasan istrinya.
Selama proses berlangsung, Jisoo menutup kedua mata Jennie dengan tangan kanannya, harapannya agar Jennie tak panik saat melihat apa yang dokter lakukan pada tubuhnya, sedangkan Jennie mencoba tenang dengan memeluk lengan kiri Jisoo yang melingkar di lehernya.
"Swame, aku pengen liat" pinta Jennie saat mulai merasakan sesuatu pada tubuhnya, Jisoo menggeleng.
"Nanti aja kalau udah selesai" larang Jisoo tidak memindahkan tangannya yang ada di mata Jennie, Jennie merengek.
"Swame, ayolah sedikit aja" pinta Jennie lagi menggerak-gerakan tangannya yang memeluk Jisoo, tapi Jisoo punya seribu cara untuk menaklukan keinginan Jennie, ia sedikit memajukan kepalanya ke depan wajah Jennie, kemudian membuka tangannya yang menutup mata Jennie.
"Liat aku aja ya" ucap Jisoo manis saat Jennie mata membuat Jennie tersenyum malu, kini ia tak merengek lagi tanda setuju bahwa melihat Jisoo memang lebih baik.
Mereka saling berpandangan lama tanpa kata, seolah sedang saling jatuh cinta di setiap tatapan yang mereka berikan.
"Sudah selesai" ucap sang dokter membereskan peralatannya, mengagetkan keduanya yang berlomba menatap sang dokter.
"Pasien tolong tiduran selama 15-20 menit dulu ya, nanti saya akan suruh suster kembali lagi membawa makanan untuk membantu kesehatan calon janin dan juga kesehatan anda tentunya" ucap sang dokter sekalian berpamitan,
"Terimakasih, dokter" ucap Jisoo membalas senyum dokter yang kemudian pergi bersama perawatnya.
"Gimana? Apa ada yang sakit?" Tanya Jisoo perhatian, Jennie jawab dengan menggeleng manis.
"Mungkin setelah ini perut kamu akan sedikit kram, jadi tahan ya" lanjut Jisoo mengelus perut Jennie dengan tangan kirinya.
Jennie menatap suami nya dari samping, mungkin keinginannya untuk hamil sudah benar, karena berkat itu Jisoo jadi lebih perhatian padanya.
"Swame" panggil Jennie membuat Jisoo menoleh padanya.
"Apa?" Tanya Jisoo masih mengelus pelan perut Jennie.
"Aku pengen jus mangga" pinta Jennie dengan wajah imutnya, Jisoo mengangguk ringan.
"Iya nanti aku beliin" jawab Jisoo mengecup kilat pucuk rambut Jennie, tapi wajah Jennie terlihat tidak puas.
"Sekarang swame, aku pengen sekarang, beliin sekaraanggg" rengek Jennie lagi menggoyang-goyangkan lengan kiri Jisoo, melihat reaksi Jennie, Jisoo menatap bingung istrinya tersebut.
"Apa-apaan ini? Apa kamu ngidam?" Tanya Jisoo membuat Jennie tertawa kecil kemudian mengangguk imut menggoda suaminya, Jisoo mendesah pelan.
"Huh? Kamu bahkan udah ngidam sebelum hamil" keluh Jisoo yang mulai berdiri walaupun malas, Jennie tertawa kecil karena meskipun mengomel, suaminya itu tetap melakukan perintahnya.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •
ФанфикJisoo adalah seorang Dokter Gigi dan Jennie adalah seorang Editor di kantor majalah Korea mereka adalah dua orang yang bahagia dengan kehidupannya masing-masing ternyata memiliki takdir yang tak terduga. Bagaimana cara takdir merubah kehidupan merek...
![♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •](https://img.wattpad.com/cover/316906520-64-k264388.jpg)