*** 20.06 ***
Jisoo mengenakan jaket hoodienya dan tak lupa memasang penutup kepalanya agar telinganya hangat.
Ia menyelendangkan tas selempangnya kemudian berjalan keluar sambil mematikan lampu ruangannya.
Dengan pelan, Jisoo menyusuri koridor rumah sakit. Tangan kirinya terus memijat bahu kanannya yang terasa berat.
Kepala Jisoo terus bergerak ke kiri dan ke kanan untuk melemaskan otot lehernya yang terasa kaku.
Hari ini Jisoo melakukan dua kali operasi pada pasien yang sama, ditambah lagi harus memastikan keadaan pasien tersebut demi mencegah operasi yang ke tiga kalinya. Wajar ia merasa kelelahan.
Jisoo terus berjalan dengan tatapan yang tidak fokus.
~bruukk!!~
Jisoo menabrak seseorang, tanpa melihat orang tersebut. Jisoo langsung menunduk untuk meminta maaf.
"Maaf.. maafkan saya" mohon Jisoo dengan berkali-kali menunduk kemudian berlalu pergi.
Orang tersebut menarik kepala hoodie Jisoo membuat Jisoo tertahan dengan leher tercekik.
"Mau kemana?" Tanya orang tersebut. Membuat Jisoo menoleh dengan wajah lelahnya.
"Jennie?" Gumam Jisoo kebingungan.
Jennie melepaskan tarikannya pada penutup kepala Jisoo kemudian berjalan kedepan Jisoo. Matanya menoleh sekilas kearah Jisoo datang.
"Mana dokter Rosie?" Tanya Jennie penasaran, kedua tangannya di masukan ke saku jaket.
"Udah pulang duluan" jawab Jisoo datar.
Jennie mengangguk mengerti dengan bibir yang setengah maju. Kemudian Jennie menyelidik wajah Jisoo yang terlihat pucat.
"Apa kamu sakit?" Tanya Jennie, tangan kanannya keluar dari jaket dan memegang dahi Jisoo. Jisoo menggeleng pelan.
"Terus kenapa wajah kamu kelihatan pucat?" Tanya Jennie setelah menurunkan tangannya.
"Aku capek" jawab Jisoo datar.
Jawaban Jisoo membuat Jennie terdiam seolah memikirkan sesuatu.
"Kenapa kamu kesini?" Tanya Jisoo menyadarkan Jennie dari lamunan. Membuat wajah Jennie berubah gugup.
Jennie melumat keras dua buah tiket bioskop yang ia sembunyikan di saku kiri jaketnya.
"Kamu enggak ngehubungin aku lagi sampe malem. Jadi.. aku sedikit khawatir.." Jujur Jennie tanpa menyebutkan kata 'nonton bioskop'.
Melihat kondisi Jisoo yang seperti ini, Jennie mengubur keinginannya untuk mengajak Jisoo pergi nonton.
Jisoo terdiam memikirkan sifat Jennie yang mirip dengannya, mudah khawatir.
Jisoo tersenyum kecil, lubuk hatinya yang paling dalam merasa senang saat Jennie datang, sangat senang. Tapi tubuhnya terlalu lelah untuk dapat menunjukan ekspresi bahagia.
"Udah malem, ayo aku anter pulang" ajak Jisoo ketika melihat Jam ditangannya.
"Enggak usah, kamu keliatan capek. Aku bisa pulang sendiri" bantah Jennie.
"Jangan, ini udah malem banget. Bahaya" Jisoo memperingati Jennie agar tidak pulang sendirian.
Mendengar peringatan Jisoo, nyali Jennie menjadi ciut.
"Kalau gitu, nginep aja di apartementku. Gimana?" Usul Jennie karena tidak tega jika Jisoo harus pulang sendiri setelah mengantarnya.
Jisoo sedikit berpikir.

ВЫ ЧИТАЕТЕ
♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •
ФанфикJisoo adalah seorang Dokter Gigi dan Jennie adalah seorang Editor di kantor majalah Korea mereka adalah dua orang yang bahagia dengan kehidupannya masing-masing ternyata memiliki takdir yang tak terduga. Bagaimana cara takdir merubah kehidupan merek...