Selasa,
*** 08.42 ***
"Pergilah, Jennie" suruh Jisoo melihat Jennie yang sudah berpakaian rapi, mondar-mandir di samping ranjangnya.
"Enggak, aku enggak akan pergi sebelum mengelap tubuh kamu dan pastiin kamu minum obat" tegas Jennie setelah kembali memeriksa jam tangannya, ia sedikit cemas karena sudah terlambat kerja.
"Biar suster yang melakukannya, kamu pergi aja, ini udah telat banget lho" ucap Jisoo perhatian, Jennie mendecak kesal katena tidak biasanya suster telambat datang.
"Aku enggak mau dia mengelap tubuh kamu" ucap Jennie jujur, Jisoo menghela napasnya.
"Kamu enggak perlu khawatir dia kan udah terlatih, lagi pula itu udah tugasnya" ucap Jisoo polos, Jennie melirik sinis pada Jisoo, bukan khawatir seperti itu yang di rasakannya.
"Kamu enggak ngerti" datar Jennie kembali memeriksa jam tangannya, kakinya terus bergerak karena tidak sabar.
Jisoo menghela napasnya, ia sungguh tidak ingin menjadi beban bagi Jennie.
"Yaudah, aku bakal mengelap tubuh aku sendiri, kamu pergi aja" suruh Jisoo lagi lebih serius, tapi Jennie malah menoleh dingin pada Jisoo.
"Kamu ngusir aku?" Tanya Jennie kesal.
"Bukan be.." baru saja Jisoo akan menjawab, Jennie sudah memotongnya.
"Jangan-jangan kamu mau ketemu sama orang lain disini tanpa sepengetahuan aku, apa bener begitu? Emang siapa orangnya?" Tanya Jennie dengan berjalan mendekat dan menatap tajam mata Jisoo.
"Enggak.." jawab Jisoo mengalihkan pandangannya, entah kenapa ia takut, namun jawabannya tidak dapat mereda percikan api di hati Jennie.
"Aku tau kamu sembunyiin sesuatu, bahkan kamu belum menjawab asal-usul bunga itu" tambah Jennie menunjuk buket bunga di meja, Jisoo memajukan bibirnya dengan masih menatap ke arah lain.
"Aku kan udah bilang, aku enggak tau" jawab Jisoo malas, Jennie mendecak kesal.
"Gimana mungkin ada orang bawain kamu bunga tapi kamu enggak tau orangnya! Apa itu masuk akal?" Kesal Jennie melipat kedua tangannya, Jisoo hanya diam.
"Padahal bunga mawar itu kesukaan aku" gerutu Jennie melirik kecil pada buket bunga.
Mendengar itu, gantian Jisoo yang mendecak kesal.
"Lim Sialan!" Gumam Jisoo sangat pelan tapi sialnya terdengar Jennie.
"Apa? Kamu nyebut nama perempuan? Apa itu Rosie" tanya Jennie memastikan pendengarannya.
Jisoo yang tidak ingin memperpanjang perseteruan lebih memilih diam dan menutupi seluruh tubuhnya denga selimut.
"Apa? Kenapa kamu malah sembunyi!? Jadi bener nama perempuan?" Kesal Jennie menarik selimut yang menutupi wajah Jisoo, namun dengan sekuat tenaga Jisoo menahannya.
Dan terjadilah drama tarik menarik selimut di pagi hari hanya karena kesalahpahaman kecil.
~brraakk~
"Ah maaf ya saya terlambat, tadi ada pasien yang sedikit merepotkan" ucap suster yang masuk dengan membawa sebaskom air dan peralatannya.
Jennie terpaksa melepaskan selimut di tangannya dengan kesal, kemudian mengambil baskom yang di berikan suster.
"Iya enggak apa-apa" jawab Jennie ramah dan menaruh baskom itu di samping meja.
"Suster, bisakah kali ini ini anda yang merawat saya" mohon Jisoo dengan membuka sedikit selimutnya sehingga hanya terlihat matanya.
YOU ARE READING
♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •
FanfictionJisoo adalah seorang Dokter Gigi dan Jennie adalah seorang Editor di kantor majalah Korea mereka adalah dua orang yang bahagia dengan kehidupannya masing-masing ternyata memiliki takdir yang tak terduga. Bagaimana cara takdir merubah kehidupan merek...
![♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •](https://img.wattpad.com/cover/316906520-64-k264388.jpg)