Seoul, Minggu.
*** 10.14 ***
Jisoo berlari kencang dengan masih mengenakan seragam dokter. Ia menabrak orang yang menghalangi jalannya.
Jisoo mulai berbelok ketika melihat papan 'International departure' dengan tanpa mengurangi kecepatan. Ia sudah tak peduli pada keringatnya yang bercucuran tanpa henti.
Rasa paniknya pudar saat melihat seorang wanita berdiri tepat sebelum gate keberangkatan. Wanita itu membelakanginya. Dengan cepat ia memeluk wanita itu dari belakang.
"Aku mohon jangan pergi" gumam Jisoo memeluk tubuh wanita itu.
Setelah beberapa saat terdiam, tangan wanita itu bergerak mengambil tangan Jisoo yang ada di perutnya. Ia membalikan diri dengan masih menggenggam tangan Jisoo.
Perlahan wanita itu menggenggamkan sesuatu di tangan Jisoo.
"Aku enggak bisa nikah sama kamu" ucap wanita itu lirih.
"Krystal.." suara Jisoo terdengar lebih lirih kemudian menunduk menatap sebuah cincin ditangan kirinya.
Krystal menangkup wajah Jisoo dan mengarahkannya agar mereka berpandangan.
"Aku cinta sama kamu" ucap Krystal pelan. Air mata Jisoo sudah tak terbendung.
"Aku bakal nunggu kamu" balas Jisoo. Krystal menggeleng.
"Aku udah janji buat enggak bikin kamu nunggu lagi" giliran air mata Krystal yang tak tertahan.
"Mungkin suatu saat nanti, aku bakal menyesali pilihan aku ini. Tapi aku bakalan lebih nyesel kalau enggak memilih ini" jelas Krystal.
Mata Jisoo terpejam, saat dahi mereka bersatu. Tangan Jisoo melingkar erat di pinggang Krystal.
"Kamu cinta pertama aku, bahkan kamu satu-satunya orang yang bisa ngebuat aku jatuh dan mencinta. Tapi aku memiliki cita-cita lain dalam mimpiku" lanjut Krystal membuat Jisoo makin terisak.
"Terimakasih atas segalanya selama ini, atas kesabaran kamu, pengertian kamu, kebaikan kamu" suara Krystal kembali bergetar. Air matanya tumpah ruah.
Krystal tak dapat berucap lagi karena terisak. Tangannya yang memegang pipi Jisoo melemah. Menyadari itu, Jisoo mengumpulkan keberaniannya untuk menghapus air mata Krystal.
"Baiklah, terbanglah setinggi-tingginya. Aku mendukung apapun pilihan kamu" ucap Jisoo pelan. Hatinya sudah lebih stabil.
Krystal menatap Jisoo dengan bangga, orang di hadapannya kini sudah lebih dewasa.
"Apa kita masih bisa berteman?" Tanya Krystal sedikit ragu.
Jisoo menganggukan kepalanya.
"Bahkan kita bisa jadi sahabat baik" ucap Jisoo tanpa beban.
Krystal tersenyum kemudian bergerak mundur. Membuat pelukan mereka terlepas.
"Kamu harus bawain aku oleh-oleh waktu kembali dari Paris nanti" canda Jisoo. Krystal memukul pelan bahu Jisoo.
"Aku akan bawain kamu seorang kekasih yang lebih baik dari pada aku" ucap Krystal membalas candaan Jisoo.
Mereka tertawa bersama, walaupun masih tersisa sedikit rasa canggung. Suara pemberitahuan keberangkatan mulai terdengar.
"Pergilah" ucap Jisoo dengan senyum palsunya.
Krystal memeluk leher Jisoo, sebuah pelukan persahabatan.
"Jaga diri kamu" gumam Krystal di leher jisoo.
"Kamu bakalan menyesal karena mencampakan aku" Bisik Jisoo membuat Krystal tersenyum geli.
"Aku rasa, aku udah mulai menyesal" goda Krystal dengan mengeratkan pelukannya pada Jisoo.
Setelah selesai berpelukan, Jisoo mengulurkan tangannya.
"Semoga berhasil" ucap Jisoo. Krystal menjabat tangan Jisoo.
"Terimakasih, kamu juga ya" balas Krystal.
Jisoo melambaikan tangan kanannya saat Krystal masuk ke gerbang keberangkatan. Ia menarik napas dalam. Matanya beralih memandangi cincin yang sedang ia genggam di tangan kirinya. Tidak ada rasa sesal di dadanya.
~Ho-how you like that?
You gon' like that, that-that-that-that~Ponsel Jisoo berdering keras. Jisoo memandangi sejenak sebelum menggeser tanda hijau dilayar.
"Apa kamu baik-baik aja?" Tanya orang di sebrang telpon. Jisoo mengangguk pelan. Tangannya bergerak mengahapus sisa-sisa air mata di mata dan pipinya.
"Iya aku baik-baik aja" ucap Jisoo.
"Terus kenapa nangis?" Tanya orang itu lagi.
Jisoo sedikit terheran, bagaimana orang ini bisa tahu dirinya menangis. Namun dia berusaha tetap tenang mencoba untuk menutupinya.
"Aku enggak nangis" tegas Jisoo.
"Bohong, baju dokter kamu keliatan basah semua karna air mata" lanjut orang itu lagi.
Mata Jisoo melebar. Kali ini ia benar-benar penasaran. Dengan ponsel yang masih di telinga kanannya, kepala Jisoo menengok kanan kiri untuk memperhatikan sekitarnya.
"Aku dibelakang kamu" ucap orang itu membuat Jisoo memutar badannya kebelakang.
Seorang wanita dengan ponsel di tangan kirinya, terlihat sedang menatap sendu ke arahnya.
Pandangan mereka bertemu, lama. Banyak yang dipikirkan Jisoo tapi tubuhnys hanya bisa terpaku.
"Apa kamu mau mengabaikan aku lagi?" Tanya Jennie di telpon.
Ia mulai melangkah maju untuk mendekati Jisoo sambil masih bertelepon. Jisoo tak menjawab.
"Apa kamu bakal pura-pura enggak mengenali aku lagi?" Lanjut Jennie. Karena tidak ada tanda-tanda Jisoo akan menjawab pertanyaannya.
"Apa sekarang kamu enggak mau ngomong sama aku lagi?" Tambah Jennie lagi.
Melihat Jisoo masih terpaku dengan ponsel di telinga kanannya, kini Jennie mengikis jarak di antara mereka. Membuatnya hanya tersisa satu langkah kecil.
Mereka saling bertatapan dengan masih menggenggam ponsel di telinga masing-masing.
Jisoo menatap dalam wanita di hadapannya, kemudian menyakukan ponselnya membuat Jennie sedikit kecewa karena berpikir Jisoo benar-benar membencinya.
"Kenapa.." ucapan Jennie terpotong saat tiba-tiba Jisoo memeluk dirinya.
Jennie hanya diam terpaku, membiarkan Jisoo memeluknya erat.
"Sebentar aja" lirih Jisoo tenggelam di leher kanan Jennie. Wajahnya menempel sempurna pada leher Jennie.
Jennie mengangguk pelan dengan masih memegang ponsel di telingan kirinya.
Samar-samar Jennie dapat mendengar napas berat Jisoo yang terasa hangat, membuatnya terhipnotis untuk ikut menyandarkan diri pada tubuh Jisoo.
Mata Jennie terpejam, seolah ikut merasakan kesedihan Jisoo. Dari sudut bawah matanya, Jennie dapat melihat jelas wajah Jisoo, terutama bibir hatinya.
🙌🙌 Yeeeyyy... 🙌🙌
Akhirnya, kapal #Jikrys terpaksa harus karam guys .. 😭
Siapa di antara kalian yang ikut sedih atas berakhirnya hubungan Jisoo dan Krystal. ?
Atau kalian malah turut bersuka cita karena pasangan ini berpisah.. ? 😏
°•○●♡♡ TBC ♡♡●○•°

YOU ARE READING
♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •
FanfictionJisoo adalah seorang Dokter Gigi dan Jennie adalah seorang Editor di kantor majalah Korea mereka adalah dua orang yang bahagia dengan kehidupannya masing-masing ternyata memiliki takdir yang tak terduga. Bagaimana cara takdir merubah kehidupan merek...