*** 17.41 ***
Jennie masuk lift dengan ceria, tangan kirinya memeluk lengan Joy erat, sedangkan tangan kanannya memegang dokumen berkas presentasi. Jennie menekan tombol 1 dengan cepat.
"Yang ada janji seneng banget" goda Joy mencubit pelan pipi kanan Jennie dengan tangan kirinya.
Sedangkan Jennie hanya tersenyum manis, ia sedang membayangkan betapa menyenangkannya nanti malam.
"Apa kamu pernah pergi ke pasar malam, Joy?" Tanya Jennie memulai obrolan di dalam lift yang sepi karena hanya ada mereka berdua.
Joy menengok ke arah Jennie.
"Kamu mau pergi ke pasar malam? Apa kencan?" Tanya Joy penasaran. Joy tertawa geli saat mendapat jawaban dari wajah bahagia Jennie.
"Wahh bukan cuma wajah kamu aja yang cute, tapi selera kencan kamu juga ya" ledek Joy yang langsung di sambar Jennie.
"Biarin aja" balas Jennie menjulurkan lidahnya.
Beberapa saat kemudian mereka sudah sampai di lantai 1 dan mulai berjalan ke lobi.
"Jadi kamu beneran mau pergi kencan?" Goda Joy memancing Jennie karena penasaran.
Jennie hanya menaikan bahunya seakan mengajak berteka-teki. Joy hanya tertawa puas, sambil mencubit pipi sahabatnya yang sudah merah itu. Mereka terus saling menggoda hingga sampai di depan lobi.
"Jennie.." suara seseorang mengagetkan mereka, Orang itu berjalan menghampiri Jennie dengan tersenyum.
Joy dan Jennie menoleh pada orang tersebut dengan ekspresi yang berbeda. Joy terlihat senang, namun Jennie nampak kaget.
"Jemputan kamu udah datang" goda Joy pada Jennie kemudian beralih menatap orang tersebut.
"Dia udah nunggu kamu dari tadi" lanjut Joy membuat orang tersebut tersipu malu.
Jennie mencubit pelan lengan Joy, tapi sayang, Joy tidak mengerti kode Jennie.
"Selamat bersenang-senang di pasar malam" sindir Joy kemudian pergi meninggalkan Jennie dan orang tersebut dalam suasana canggung. Orang tersebut terlihat bingung.
"Kamu mau ke pasar malam?" Tanya orang itu membuat Jennie menatapnya datar.
"Enggak, Lim" balas Jennie dengan menggelengkan kepalanya.
"Kenapa enggak ngabarin aku kalau mau kesini?" Tanya Jennie membuat Lim menggenggam erat kedua tangan Jennie.
"Emang sengaja, aku mau ngagetin kamu" ucap Lim manis, membuat Jennie tersenyum kaku.
Jennie gelisah, bukan orang ini yang di tunggunya.
Lim mengambil dokumen di tangan Jennie kemudian membukakan pintu disamping pengemudi.
"Ayo masuk" ucap Lim manis.
"Tapi Lim, aku.." Jennie sedikit bingung bagaimana menjelaskan pada Lim, ia sibuk merangkai kata membuat Lim tidak sabar.
"Masuklah, kita omongin di dalam" suruh Lim mendorong pelan pinggang Jennie agar masuk ke dalam mobil.
Jennie menatap Lim sebentar, kemudian terpaksa masuk ke dalam mobil. Lim tersenyum senang kemudian berlari kecil menuju kursi pengemudi.
"Apa aku telat?" Gumam Jisoo melihat jam tangan di tangan kirinya yang sedang memegang stir.
Perasaannya benar-benar kacau saat melihat Lim menggenggam tangan jennie. Tangannya meremas keras stir mobil saat Jennie masuk mobil Lim.
"Udah aku bilangkan, enggak usah cari masalah sama pacar orang" gumam Jisoo seolah sedang menceramahi diri sendiri.
Ia berkali-kali menabrakan keningnya dengan pelan ke stir mobil, seolah menyesali kebodohannya.

YOU ARE READING
♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •
FanfictionJisoo adalah seorang Dokter Gigi dan Jennie adalah seorang Editor di kantor majalah Korea mereka adalah dua orang yang bahagia dengan kehidupannya masing-masing ternyata memiliki takdir yang tak terduga. Bagaimana cara takdir merubah kehidupan merek...