Belum Saatnya

1.9K 279 71
                                        

*** 08.18 ***




"Berantem lagi?" Tanya wanita di sebrang telpon, Jennie menganggukan kepalanya lemas.

"Dia yang mulai" gumam Jennie pelan namun masih terdengar oleh wanita tersebut, ia tertawa mengejek.

"Enggak mungkin, pasti kamu penyebabnya. Kamu kan kaya anak kecil" sindir wanita itu.

"Joooyyy..." rengek Jennie tidak terima.

"Tuh liat deh dari cara kamu ngerengek gini ahaha.." ledek Joy membuat Jennie memajukan bibirnya.

"Sekarang masalahnya apa?" Tanya Joy penasaran.

"Dia enggak mau menikah sama aku" jawab Jennie memainkan ujung selimutnya.

"Kalau gitu biarin dia nikah sama aku" goda Joy yang tertawa puas di ujung telpon.

"Jooyyy.." jennie kembali merengek membuat Joy mengeraskan tawanya.

"Udah tanya alasannya?" Tanya Joy, Jennie mendesah.

"Apapun alasannya dia kan enggak mau nikah sama aku" gumam Jennie kecewa.

~Piipp~

Sebuah panggilan masuk lain di terima oleh ponsel Jennie, dari Jisoo.

Jennie memilih mengabaikannya dan meneruskan obrolannya dengan Joy.

"Dia nelpon lagi" ucap Jennie menyenderkan dirinya kembali di kasur.

"Jisoo? Ya angkatlah!" Suruh Joy.

"Males" datar Jennie.

"Hari ini dia kirim chat ratusan kali ke aku, nyebelin banget" datar Jennie menggelembungkan mulutnya.

Joy menghela napas melihat sifat kekanakan Jennie,

"Kamu ini aneh, dulu waktu mantanmu cuek banget, kamu kesal. Sekarang pacar kamu peduli banget, kamu juga kesal" nasihat Joy membuat Jennie berpikir, ucapan Joy ada benarnya.

"Terus aku harus gimana?" Tanya Jennie polos.

"Ya angkatlah telponnya!" Suruh Joy membuat Jennie menatap layar ponselnya, panggilan Jisoo masih menunggunya.

Setelah membuang rasa ragunya, akhirnya Jennie menggeser tombol hijau di ponselnya.

"Halo? Jennie?" Seperti biasa, suara orang di ujung telpon menghangatkan hatinya.

"Apa? Jawab Jennie sedatar mungkin.

"Kenapa lama ngangkat telponnya, sayang?"

"Aku baru bangun, ada apa nelpon?" Balas Jennie sambil menyelimuti dirinya sendiri, entah mengapa udara pagi terasa lebih dingin jika tanpa Jisoo di sisinya.

"Hhmm.. aku baru sampe untuk piket di rumah sakit" balas Jisoo memberi kabar, ia berjalan di lorong RS menuju ruangannya.

"Aku enggak nanya" datar Jennie. Jisoo menarik napas dalam.

"Kamu masih marah soal semalam?"

"Enggak" singkat Jennie tanpa nada.

Jisoo langsung mengerti jika kekasihnya itu sedang berbohong dan ia belum kehabisan akal untuk membuat Jennie kembali baik.

"Kalau kamu senggang datanglah kesini" suruh Jisoo, ia masuk ruang dokter gigi dan menyapa dokter Rosie, rekan piketnya kali ini, dengan mengangkat sebelah tangannya.

"Untuk apa?" Tanya Jennie memajukan bibirnya, ia menekuk tubuhnya yang kedinginan.

"Kamu bilang ingin menikah, ya kesinilah, nanti aku bakal panggil pastor untuk kita, dan dokter Rosie bisa menjadi saksinya, gimana?" Ucap Jisoo terdengar serius namun kemudian di susul gelak tawa.

♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •Where stories live. Discover now