Seoul, Beberapa Hari kemudian, Jumat.
*** 16.59 ***
"Apa tepungnya udah boleh dimasukan bu?" Tanya Jennie, tangan kirinya memegangi wadah berisi adonan kue, sedangkan tangan kanannya memegang mixer yang sesekali ia goyangkan untuk meratakan adonan.
Ibu berjalan mendekati Jennie kemudian melihat isi adonan.
"Tunggu sebentar lagi sampe adonannya mengembang ya, Jenn" balas Ibu dengan senyum ramahnya.
Jennie mengangguk mengerti kemudian melanjutkan kegiatannya.
"Ternyata membuat kue enggak semudah yang aku bayangin ya, bu" canda Jennie yang kemudian di iya kan ibu.
"Kalau pertama kali membuat kue emang terasa sulit, ibu juga dulu gitu" cerita ibu sambil mengambil ikan panggang dari dalam oven.
"Tapi kalau udah terbiasa bisa di jadikan hobi seperti Krystal, dia bahkan sampe ikut les baking pada seorang chef terkenal" lanjut Ibu menaruh ikan panggang di piring.
Jennie tersenyum sabar, ia sudah terbiasa.
Bagaimana tidak terbiasa, saat pertama tiba dirumah Jisoo saja, sebuah foto keluarga Ayah, Ibu, Jisoo dan Krystal sudah menyambutnya.
Lalu saat di ruang tengah, foto wisuda Jisoo bersama Krystal pun masih tergantung di salah satu dinding rumah.
Bagi Jennie, dibandingkan dengan Jisoo yang masih berusaha mendapatkan restu dari kedua orang tuanya, masalahnya tentu tidak seberapa.
Hanya sedikit lagi untuk Jennie meraih tempat di hati orang tua Jisoo.
~ddrrrrrrttt~
Ponsel Jennie bergetar keras dimeja, ia langsung mematikan mixer.
"Halo" sapa Jennie saat mengangkat telpon.
"Kamu dimana? Kata Joy kamu udah pulang dari tadi siang" suara di sebrang telpon terdengar cemas.
"Dirumah kamu" jawab Jennie singkat.
"Apartement aku?" Tanyanya lagi. Jennie menggeleng manis.
"Bukan, aku di rumah kamu, Jisoo. Lagi sama Ibu" balas Jennie sambil memainkan tombol mixer.
"Apa? Lagi ngapain kamu di sana?" Protes Jisoo.
"Tadi ibu nelpon karena bosan dirumah, jadi sebagai calon menantu yang baik aku kesini" balas Jennie dengan memandangi Ibu yang memasukan kembali ikan panggangnya ke dalam oven, sepertinya itu belum matang.
"Sambil nunggu ayo kita buat bumbunya, Jenn" ajak ibu antusias.
"Udah dulu ya, sayang. Aku harus bantu ibu" ucap Jennie tergesa.
"Yaudah, nanti aku kesana jemput kamu" balas Jisoo, Jennie mengangguk.
"Okey, hati-hati sayang. Pelan-pelan aja nyetirnya jangan ngebut, taati rambu lalu lintas" balas Jennie perhatian, ia masih takut mimpi buruknya menjadi nyata.
Setelah itu Jennie menutup telponnya, dan membantu ibu.
•
•
Terdengar suara mobil Jisoo yang sudah tiba.
"Apa kabar bu?" Sapa Jisoo saat tiba dirumahnya, ia langsung memegang kedua pundak Ibu dan mencium keningnya.
"Baik, sayang" jawab Ibu dengan tersenyum lebar.
"Apa benar baik?" Tanya Jisoo tidak percaya, Ibu mengangguk semangat.

ESTÁS LEYENDO
♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •
FanfictionJisoo adalah seorang Dokter Gigi dan Jennie adalah seorang Editor di kantor majalah Korea mereka adalah dua orang yang bahagia dengan kehidupannya masing-masing ternyata memiliki takdir yang tak terduga. Bagaimana cara takdir merubah kehidupan merek...