Seoul, 22 Juli.
*** 11.48 ***
Jennie pov
"Hmm.. coba tanya tentang desain baju terbarunya" ucap Joy memberi ide.
Aku mencatat idenya ke buku notes miliku."Oh iya, tanyain juga tentang cita-cita masa kecilnya, terus cinta pertamanya juga!" Ucap Joy antusias.
"Hey, itu diluar tema! Tapi soal cita-cita okelah aku masukin"
Joy tampak berpikir kembali, lalu kemudian dia mengacak rambutnya
"Aarrggghh... kenapa sih artis selalu bertingkah seenaknya sendiri! Bisa-bisa nya ngebuat jadwal mendadak begini" tariak Joy dengan melipat tangannya di dada.
Dia terlihat kesal. Aku berhenti menulis dan menatap Joy.
"Ya mau gimana lagi, Krystal cuma ada waktu buat wawancaranya hari ini. Kalau besok dia bakal keluar kota seminggu" jelasku mencoba mengerti keadaan.
"Iya, tapikan kamu jadi susah, Jennie" sebalnya membelaku.
Aku mulai mengemasi barang-barangku ke tas.
"Aku rasa pertanyaan kita udah cukup, kamu udah ngehubungin fotografernya kan?""Udah, dia nunggu kamu dibawah, sukses ya Jen" ucap Joy sambil mengepalkan tangannya.
Kubalas dengan kepalan tangan juga.
"Doakan aku ya!" Kemudian aku melangkah menuju lift.Kulihat lift masih berada di lantai 1 .
"Ah, lama banget!" Kesalku sambil menekan berkali-kali tombol kebawah, berharap lift akan cepat naik jika melakukan itu."Awal karirnya, kehidupan keluarganya, cita-citanya.. ah semoga cukup" gumamku sambil mengabsen kertas-kertas di genggamanku.
Kuhentak-hentakan kakiku karena pergerakan lift terasa begitu lama.
"Astaga, aku gugup banget" gumamku, karena merasakan jantungku berdegup sangat kencang seiring lift berjalan keaatas. Emosiku naik saat melihat lift berhenti di lantai 6.
"Haduh, kenapa berhenti sih! " desahku.
Beberapa menit aku gelisah, akhirnya pintu lift terbuka memunculkan Pak Hanbin di dalamnya.
"Selamat siang pak" sapaku dan langsung masuk lift.
"Kamu mau pergi Jen?" Tanyanya dengan masih diam ditempatnya.
"Bapak enggak keluar?" Ucapku mencoba mengusirnya secara halus, karena merasa dia menghambatku.
"Ah, iya.." ucaonya sambil keluar lift.
Dengan gesit aku menekan tombol 1 pada lift. Saat pintu lift hampir tertutup, tiba-tiba pak Hanbin menahan pintu lift.
Mataku melotot kaget kemudian menatapnya tajam seolah meminta penjelasan. Perlahan dia masuk lift dan menghampiriku.
"Eh..ehh.. ada apa pak?" Tanyaku panik karena dia mulai mendekat. Dia merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa bungkus permen.
"Ambil ini, buat ngurangin rasa gugup kamu" sambil menyodorkan permen itu kepadaku.
Aku tersenyum kaku dan mengambilnya.
"Terima kasih pak" ucapku manis.Pak Hanbin membalas tersenyum dan kemudian berjalan keluar lift menuju ruang redaksi.
Di dalam lift aku membuka sebungkus permen pemberian pak Hanbin.
"Haaahhh.. lebih baik" ucapku karena ternyata permen ini mampu mengurangi rasa gugupku. Sesekali ku hembus-hembuskan nafasku yang segar karena rasa mint dimulutku.

ESTÁS LEYENDO
♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •
FanfictionJisoo adalah seorang Dokter Gigi dan Jennie adalah seorang Editor di kantor majalah Korea mereka adalah dua orang yang bahagia dengan kehidupannya masing-masing ternyata memiliki takdir yang tak terduga. Bagaimana cara takdir merubah kehidupan merek...