Rabu pagi.
*** 07.21 ***
Jisoo membuka pintu sebuah kamar, dilihatnya Mama terbaring di ranjang pasien dengan beberapa alat bantu medis yang menempel di tubuhnya.
Di sampingnya ada Jennie yang tertidur dengan posisi duduk di kursi dengan kepala diranjang, tangannya menggenggam tangan Mama.
Saat menoleh ke kiri, Jisoo melihat Papa yang tertidur di sofa samping pintu masuk kamar.
Jisoo berjalan mengendap.
"Sayang" bisik Jisoo mengelus pipi Jennie.
"Hmm" gumam Jennie yang merasa tidurnya terganggu.
"Ayo bangun" bisik Jisoo lebih pelan.
"Kok kamu udah balik?" Gumam Jennie dengan wajah yang masih tenggelam di lipatan tangannya.
"Aku kan cuma mandi sebentar di apartement" balas Jisoo memijat bahu dan leher Jennie yang mungkin pegal karena posisi tidurnya.
"Ayo bangun sayang, kamu kan nyuruh aku bangunin kamu kalau aku udah balik" lanjut Jisoo, kini pijatannya naik ke kepala Jennie.
"Sebentar lagi, Baby" gumam Jennie menikmati pijatan Jisoo yang sangat tepat sasaran.
"Ayo nanti telat, kamu bisa di omelin Pak Hanbin" lanjut Jisoo menakut-nakuti Jennie.
Melihat Jennie yang belum juga bergerak, Jisoo berinisiatif untuk menjahili kekasihnya itu. Ia menggenggam kedua tangan Jennie dan mengangkatnya ke atas hingga Jennie setengah berdiri.
"Babyyyy" keluh Jennie dengan suara tertahan karena masih mengantuk, sedangkan Jisoo tersenyum puas.
"Iya, iya, aku mandi" ucap Jennie pasrah sambil berjalan menuju kamar mandi dengan mata masih terpejam.
"Selamat pagi" sapa seorang suster masuk kedalam kamar.
"Pagi, Suster" jawab Jisoo.
Suster itu menaruh baskom yang dibawanya ke meja samping ranjang pasien, kemudian mulai mengelap tubuh Mama.
Papa yang terbangun terlihat megawasi mereka dari sofa si belakang Jisoo dengan termenung.
"Kenapa anda disini, dok?" Tanya suster tersebut sambil menyiapkan obat-obatan Mama, ia pasti bingung karena melihat seorang dokter gigi di kamar pasien pasca operasi stroke.
"Ah, beliau keluarga saya" singkat Jisoo menunjuk Mama dengan wajahnya, suster itu membulatkan mulutnya.
Secuil hati Papa sedikit goyah mendengar jawaban Jisoo.
Beberapa saat Jisoo dan suster itu sedikit mengobrol akrab mengenai kondisi Mama dan beberapa anjuran dan larangan pasien pasca stroke.
"Mau sampe kapan ngobrolnya?" Ketus Jennie tiba-tiba memotong pembicaraan Jisoo dan suster, ia berpura-pura merapikan handuk.
"Kamu jadi enggak nganter aku ke kantor?" Lanjut Jennie menatap Jisoo kemudian menatap suster dengan tajam.
Merasa mendapat tatapan tidak biasa dari Jennie, sang suster pun pamit meninggalkan ruangan.
"Loh kamu udah selesai?" Tanya Jisoo merapikan selimut Mama.
Jennie menatap Jisoo dengan death glare andalannya.
"Mungkin kamu terlalu asyik ngobrol sama suster cantik tadi jadi enggak sadar aku udah selesai dari tadi" ketus Jennie mulai menyapukan bedak di wajah polosnya.
"Jennie berangkat, Pa" pamit Jennie buru-buru keluar kamar, meninggalkan Jisoo yang terlihat kebingungan.
"Jisoo" panggil Papa menahan langkah Jisoo yang akan mengejar Jennie.

YOU ARE READING
♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •
FanfictionJisoo adalah seorang Dokter Gigi dan Jennie adalah seorang Editor di kantor majalah Korea mereka adalah dua orang yang bahagia dengan kehidupannya masing-masing ternyata memiliki takdir yang tak terduga. Bagaimana cara takdir merubah kehidupan merek...