Rabu,
*** 07.27 ***
"Keren banget" puji Jennie yang masuk kamar dan menemukan Jisoo yang sedang berkaca sudah berpakaian rapi.
Jisoo menatap Jennie sekilas dan memberikan senyum menawannya. Jennie lupa akan tujuan utamanya untuk pamit kerja, saat mengenali kemeja biru yang di kenakan Jisoo.
"Kemeja kamu bagus" ucap Jennie dengan berjalan mendekat ke arah Jisoo, mendengar pujian Jennie, Jisoo menunduk untuk merapikan kemeja yang di kenakannya.
"Sebenarnya aku ngerasa enggak pernah membeli ini, tapi tadi ada di dalem lemari" jawab Jisoo polos, Jennie tersenyum sambil merapikan kerah kemeja Jisoo.
"Aku yang nyimpen di sana, ini kemeja pemberian Mama buat kamu sebelum beliau meninggal" Jelas Jennie membuat ekspresi wajah Jisoo berubah menjadi haru.
"Beneran? Wah seleranya bagus banget" ucap Jisoo memandangi kemeja biru di tubuhnya, Jennie tertawa kecil sambil menaruh tangannya di bahu Jisoo.
"Kalau gitu kamu harus mengunjunginya untuk berterimakasih" usul Jennie, Jisoo mengangguk.
"Temenin aku ya" pinta Jisoo yang di balas anggukan Jennie.
Saat Jisoo akan melewati Jennie, Jennie lebih cepat menahannya.
"Mau kemana?" Tanya Jennie menyelidik.
"Kerja" jawab Jisoo datar, Jennie mengernyitkan dahinya.
"Kerja apa?" Tanya Jennie penasaran.
"Ya tentu kerja di rumah sakit, emangnya kerja apalagi, Jennie" jawab Jisoo datar malah memancing amarah Jennie.
"Enggak boleh! Kamu masih harus istirahat, sayang" tegas Jennie, wajah Jisoo tertekuk.
"Enggak mau, kamu kan tau aku udah banyak tidur waktu di rumah sakit" ucap Jisoo membela dirinya agar Jennie mengijinkannya pergi.
"Enggak! Kamu masih harus istirahat, enggak boleh terlalu capek, nanti kamu tiba-tiba pingsan gimana?" Ucap Jennie tak mau kalah dari Jisoo, Jisoo sedikit memutar otaknya.
"Tapi aku udah banyak bolos, aku janji enggak akan kecapean, ya?" Pinta Jisoo menyatukan kedua tangannya, Jennie menatap kesal Jisoo, ia tahu jika Jisoo akan seperti ini jika dilarang.
"Lagian di kantor ada Seulgi, Irene dan Rosie yang bakal jagain aku, aku enggak bakalan kenapa-napa, yaa?" Lanjut Jisoo memasang wajah imut dan sedihnya secara bersamaan, membuat Jennie terpaksa menghela napas berat.
•
•
"Dokteeeerr!!" Jerit Seulgi senang dan melompat ke arah Jisoo, membuat Jisoo harus menggendong Seulgi, melihat itu napas Jennie tercekat.
"Kami semua merindukan kamu!" Ucap Seulgi saat turun dari gendongan Jisoo, Jisoo tersenyum lebar sedangkan Jennie menghela napas leganya.
"Kamu semakin sehat aja" goda Seulgi memukul bahu Jisoo agak keras, Jennie kembali harus tercekat karena tingkah Seulgi.
"Dokter! Selamat datang! Ini aku udah beliin kamu buku Patient Safety (keselamatan pasien) yang selama ini kamu cari" sapa Irene dengan memberikan tiga buah buku tebal pada Jisoo, membuatnya sedikit kepayahan membawa buku berat itu.
Jennie di buat kembali menahan napasnya, dengan panik ia langsung mengambil alih buku-buku berat itu dari tangan Jisoo.
"Wahh kamu semakin chubby ya dokter!" Canda Irene mencubit pipi Jisoo lama, melihat itu Jennie melebarkan matanya tak percaya.

YOU ARE READING
♡ ConnecteD ♡ • [ JENSOO ] •
FanfictionJisoo adalah seorang Dokter Gigi dan Jennie adalah seorang Editor di kantor majalah Korea mereka adalah dua orang yang bahagia dengan kehidupannya masing-masing ternyata memiliki takdir yang tak terduga. Bagaimana cara takdir merubah kehidupan merek...