Episode 11: Momen Karyawisata bagian 2

673 92 1
                                    


Saat ini, kami bertujuh sedang mencari tempat yang cocok untuk dijadikan lokasi penembakan Pak Koro oleh seorang penembak jitu profesional. Nampaknya demi mencari tempat yang cocok, cukup membuat kami kurang menikmati liburan. Tapi ini mah bukan apa-apa daripada disuruh mengerjakan tugas di sekolah.

"Mumpung aku di Kyoto, aku mau mencicipi matcha dan warabimochi." Kata Kayano bersemangat.

"Ide bagus. Kalau aku sih mau mencicipi es krim mochi rasa coklat. Keknya enak..." Tambahku membayangkan memakan lapisan luar mochi yang kecil dengan lapisan dalam es krim dan selai coklat. Sangat menggoda.

"Bagaimana kalau kita masukkan racun ke dalamnya? Pak Koro kan penyuka makanan manis." Tanya Kanzaki.

"Ide bagus. Menggunakan produk terkenal untuk membunuh." Ujar Karma dengan entengnya.

"Heh... Enak aja." Aku melotot ke arah Karma.

"Ya sia-sia dong makanannya..." Tambah Kayano histeris.

"Andaikan ada racun yang bisa berpengaruh ke Pak Koro..." Gumam Kanzaki.

"Tapi ya, rasanya ingin melupakan pembunuhan untuk sejenak karena setidaknya saat karyawisata." Ujar Sugino.

Kami terus menerus berkeliling kota. Melihat kesana kemari, ke kanan maupun ke kiri hanya untuk mencari tempat yang bagus untuk lokasi penembakan.

Akhirnya kami tiba di Sakamoto Ryoma. Pada tahun 1867, Ryoma dibunuh di penginapan Omiya. Mungkin kalau kita jalan lagi, ada Kastel Honnou-ji. Meski tempatnya agak berbeda. Itulah yang dikatakan oleh Nagisa. Jujur, aku nggak tau berita ini. Karena aku memang tidak suka membaca berbagai macam-macam berita. Hehehehe.

"Oh ya. Oda Nobunaga juga meninggal dibunuh." Tambah Kayano.

"Hanya dalam radius 1 km, banyak nama-nama besar yang dibunuh disini. Kota yang selama ini menjadi pusat negara Jepang, tapi juga menjadi tempat suci pembunuhan." Sambung Nagisa.

Astaga, masa sih!?

"Kalau dilihat - lihat, ini destinasi yang sempurna untuk lokasi pembunuhan." Tambah Karma.

Dan kebanyakan yang menjadi target pembunuhan adalah orang-orang yang berpengaruh besar terhadap dunia. Pak Koro yang berniat menghancurkan bumi adalah target pembunuhan yang paling tersohor.

Tempat perhentian selanjutnya adalah Kuil Yasaka!

Kami memasuki gang kecil di sekitar kuil Yasaka. Gang ini biasa disebut Distrik Gion. Distrik Gion terbilang cukup sepi jadi mungkin tempat ini adalah tempat yang cocok.

"Hampir semua toko disini tidak menerima pelanggan baru jadi sangat jarang orang yang pergi kesini untuk membeli. Jadi tidak perlu pemandangan yang luas membentang. Karena itulah, aku mengajukan rute ini. Tempat ini cocok untuk pembunuhan kan?" Jelas Kanzaki.

"Kanzaki hebat. Persiapan yang sempurna! Kalau begitu, kita pilih tempat ini." Puji Kayano.

"Benar-benar sempurna. Kenapa kalian berjalan di tempat sesempit ini?" Kata seseorang dengan suara yang berat dan malah mendekati kami. Ia membawa teman-teman segerombolannnya menghalangi jalan depan maupun belakang kami.

"Loh kenapa bang, kok tampangnya kayak bukan mau liburan?" Tanya Karma.

"Laki-laki itu harus menjaga dan mengantar wanita pu—" kalimat pria itu terpotong kala wajahnya mendapatkan bogeman mentah dari Karma.

"Lihat tuh Nagisa. Kalau tidak ada saksi, tidak masalah kalau berantem." Ujar Karma. Nagisa tidak menjawab tapi malah menunjuk pria yang hendak menusuk Karma dengan sebuah pisau.

Seorang Karma takut dengan pisau? Yang benar saja! Ia tidak akan pernah merasa takut pada apapun.

Karma mengambil selembar kain di dekat situ kemudian menutup wajah pria yang hendak menusuknya. Tak lupa memukul kencang wajah pria itu hingga terjatuh.

PEMBUNUH MERAH PUTIH// Assassination classroom season 1 x ReaderWhere stories live. Discover now