Episode 16: Momen murid pindahan bagian 2

575 78 1
                                    

Pagi ini, udara terasa amat dingin. Hari yang berkabut. Membuat orang yang tak tahan dingin, bisa menggigil. Nah, akulah salah satu orang itu. Karena aku tidak tahan dingin, hari ini aku memakai hoodie merah agar tidak kedinginan.

"Baiklah, mari kita memulai pelajaran. Ayo duduk di kursi masing-masing." titah Pak Koro dengan suara yang berat. Eh?

Mengapa kepala Pak Koro terlihat menjadi lebih besar dari biasanya!

"Pak Koro... Bisa jelaskan mengapa kepala anda menjadi 30% lebih besar dari biasanya?" Ritsu yang penasaran akhirnya bertanya mewakili kami yang masih menatap terkejut kearah Pak Koro.

"Hari ini udaranya sangat lembab, kepala bapak malah menyerap air dari udara." jelas Pak Koro sambil memeras kepalanya yang basah. Memangnya kepala bapak bagaikan kain pel yang baru dicelup ke pengharum lantai?

Kelemahan Pak Koro#14 (Mudah basah)

Setelah selesai memeras air di dalam kepalanya, Pak Koro menjelaskan, "kalian pasti sudah mendengar kalau akan ada murid baru yang pindah kesini."

'Mungkin murid itu pembunuh lagi...' pikirku sambil memutar bola mata malas.

"Bapak saja kewalahan saat menghadapi Ritsu. Pokoknya kali ini, bapak tidak boleh lengah. Kalian juga harusnya senang karena mendapatkan teman baru." sambung Pak Koro.

"Ritsu, apa kau tau tentang murid baru ini? Bukankah kalian berdua sama-sama murid pembunuh?" tanya Hara. Karena aku juga penasaran dengan murid baru itu, aku pun ikut menoleh ke arah Ritsu. Amat penasaran dengan jawaban yang akan dijawab oleh Ritsu.

"Ya, tapi hanya sedikit. Intinya, aku dan dia seharusnya masuk di hari yang sama. Aku yang serang dari jarak jauh, sedangkan dia menyerang dari jarak dekat. Tapi ia terlambat datang ke kelas ini karena ada dua alasan. Satu, dia memerlukan persiapan dengan waktu yang lama dibandingkan perkiraan. Kedua, aku tidak bisa memberinya bantuan yang seimbang. Yang jelas, sebagai sesama pembunuh, kemampuannya jauh berada di atasku." Jelas Ritsu.

Ah begitu. Aku kini mengerti. Eh, tapi sekuat apa anak baru ini? Ritsu yang menembak-nembak peluru memenuhi seluruh kelas malah berkata kalau murid baru ini kemampuannya lebih hebat. Entah apa yang akan terjadi setelah ini. Tapi yang jelas, semoga aku tidak merasa terganggu oleh kehadirannya.

Ceklekk...

Pintu masuk kelas dibuka. Menampilkan seorang misterius yang memakai pakaian yang panjang bak jubah (tapi lebih mirip ke baju gamis, sih...) yang berdiri di depan ambang pintu.

Sungguh pakaian yang aneh. Apa dia adalah murid barunya?

Dia mengangkat tangannya menunjuk ke arah Pak Koro tapi kemudian mengepalkannya lagi. Selang beberapa detik, baru ia buka kembali untuk memunculkan seekor burung merpati putih yang cantik. Membuat kami semua terkejut dengan ulahnya. Ia pun tersenyum ramah pada kami.

"Maaf, kalian pasti terkejut melihatku. Aku bukanlah sang murid baru itu. Aku hanyalah wali dari murid baru ini. Oh ya, karena penampilanku yang serba putih, kalian boleh memanggilku 'Shiro' (putih). " ujar Shiro, atau harus kupanggil 'Pak Shiro'? Yang penting, kalau teman-teman memanggilnya Shiro, maka baiklah. Aku juga akan memanggilnya demikian.

"Eh, (name) lihat disana." tunjuk Karma ke sudut-sudut atap kelas ini. Aku pun menoleh kearah yang ditunjukkan olehnya. Itu... Suara Koro sensei... sedang apa kau di atas sana?

Pak Koro berada diatas dengan teknik meleburnya. Bahkan, malah memakai teknik itu. Melihat kami yang kebingungan, Pak Koro pun menjelaskan kalau ia jadi agak merasa gugup karena penjelasan tentang murid pindahan itu dari Ritsu.

Kelemahan Pak Koro#15 (Mudah percaya gosip)

Singkatnya, dia ketakutan. Tapi itu menurutku. Kalau pendapat yang lain, entahlah. Aku juga tidak tahu...

PEMBUNUH MERAH PUTIH// Assassination classroom season 1 x ReaderWhere stories live. Discover now