Episode 31: Momen sebuah pulau

549 70 1
                                    

Disinilah aku berada sekarang. Setelah menjalani pagi hari yang cukup panjang bersama Shuu, aku pergi ke kelas E untuk latihan bersama teman-temanku. Liburan ke pulau akan dimulai seminggu lagi. Kami berkumpul disini untuk latihan dan membahas rencana bersama-sama.

"Dasar bocah tengil. Tekun sekali bekerja pada hari libur, " ejek Bu Bitch santai. Enak sekali posisi tubuhnya. Selagi murid-muridnya sedang latihan menembak, ia malah duduk santai sembari meminum minuman dingin dan berteduh di payungnya.

"Bu Bitch juga ikut latihan, dong... Kemampuanmu kan tak kalah jauh dengan kami..." runtuk Mimura.

"Orang dewasa itu cerdik. Aku akan mengikuti rencana kalian dan menikungnya jika ada kesempatan," tukas Bu Bitch.

Tiba-tiba ada suatu suara berat nan serak yang menyahutinya. Itu adalah Pak Lovro. "Hohoho, pintar sekali kau, Irina." Irina langsung terlonjak kaget melihat kehadirannya yang terlalu tiba-tiba.

Pak Karasuma pun menjelaskan kalau Pak Lovro akan menjadi instruktur khusus selama liburan. Pak Lovro akan memberi saran sebagai seorang profesional atas rencana yang telah kami buat.

"Istirahat satu hari saja akan membuat jari dan tanganmu lupa cara membunuh. JIKA TAK INGIN KEMAMPUAN ITU TUMPUL, CEPATLAH BERGANTI PAKAIAN!" Astaga, kok Pak Lovro berteriak gitu sih? Telingaku jadi penging.

"Baik!" Bu Bitch langsung bergegas pergi untuk berganti pakaian. Aku bersweatdrop karenanya. Memang guru perempuanku yang satu ini hanya akan bisa takut dengan Pak Lovro.

Ya... tidak heran sih. Kan wajahnya Pak Lovro terlihat menyeramkan.

"Terimakasih atas kerja samanya." celetuk Pak Karasuma.

"Saat ini aku sedang dalam masalah. Aku tak bisa menghubungi pembunuh berbakat kenalanku. Apakah mereka takut karena profesional saja gagal dalam misi ini?" keluh Pak Lovro.

Aku tak lagi mendengarkan percakapan mereka. Tatapanku kini berfokus kearah target yang harus ditembak. Hembuskan napas, tetap fokus lalu tembak!

Yosh, kena sasaran. Sekarang aku ingin memperjauh jaraknya. Aku harap, aku juga bisa mengenai target itu dengan baik.

Begini rencana kami. Kami akan membuat Pak Koro panik terlebih dahulu. Pasti gerakannya akan menjadi lambat. Kemudian, kita berdelapan menghancurkan tentakelnya. Kapel yang menjadi tempat pembunuhan akan dihancurkan supaya air-air pantai naik ke atas kapel. Setelah itu, sebagian dari kelas E akan membuat penjara hidralik. Kami berdelapan ditambah Ritsu akan menembak Pak Koro tanpa henti. Terakhir, Hayami dan Chiba akan menembak Pak Koro menggunakan peluru anti-pak guru.

"Pertama kita akan kacaukan pikirannya agar gerakannya melambat," tutur Nagisa kepada Pak Koro.

"Awalnya Pak Koro pernah kepergok kami sedang membaca buku majalah dewasa, terus dia membagikan satu buah es krim setiap anak. Tapi itu saja tak cukup untuk menyogok kami!" jelas Maehara.

"Seisi kelas akan mengejeknya sampai puas!" seru Terasaka, Hazama, dan kawan-kawan satu gengnya dengan amat semangat.

"Kami juga telah menyiapkan rencana yang lain. Pertama kami akan pojokkan dia dengan ini," lanjut Nagisa.

Inilah definisi metode pembunuhan yang kejam.

"Tapi, hal terpenting adalah tembakan terakhir untuk membunuhnya. Waktu dan akurasi yang tepat akan sangat berpengaruh." Pak Lovro mengingatkan kami.

"Kamu meremehkan kemampuan menembak kelas ini?" tanya Pak Karasuma.

"Tidak, malah sebaliknya. Terutama mereka bertiga. Mereka sangat luar biasa. Chiba Ryousuke, ia mahir dalam perhitungan spasial. Sebagai penembak jitu, dia adalah penembak jarak jauh yang tak ada duanya.

PEMBUNUH MERAH PUTIH// Assassination classroom season 1 x ReaderWhere stories live. Discover now