Episode 21: Momen Visi

490 73 2
                                    

Pagi yang terik. Panas dari setiap sinarnya menyengat kulit para manusia. Tak terkecuali kami. Keringat mulai bercucuran di dahi setiap siswa siswi kelas 3E. Kini, kami sedang melangkahkan kaki menuju ke arah kolam renang yang dipimpin oleh Pak Koro.

Sial! Bukankah ini jalan yang berbeda!?

Bukankah harusnya kalau mau ke kolam renang, harus ke gedung utama? Mengapa kami menuju ke arah yang berlawanan? Dan juga, mengapa kami harus mendaki gunung ini?

'Huft...'

Kuhela napas panjang kemudian aku mengelap bulir gemerlap keringat di dahiku. Sungguh, perjalanan yang melelahkan. Untung saja, aku sudah biasa dengan suhu panas seperti ini.

"Nagisa, kudengar kemarin kau beraksi dengan hebat..." celetuk Karma menghampiri Nagisa. Ah, soal itu. Ah, sial! Seharusnya kemarin aku melihat aksi Nagisa ketika melawan guru menyebalkan itu. Ini semua karena Karma!

Oke, akan kuceritakan sedikit detail tentang kedatangan guru baru itu.

-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-

Takaoka Akira, seorang anggota militer bergabung untuk mengajar olahraga di kelas kami. Namun, ia memiliki niat yang terselubung yaitu melatih para murid-murid yang paling berbakat untuk membunuh Pak Koro. Dimana letak kejahatannya? Oh, astaga... Dia bahkan tak masalah jika salah satu murid meninggal karena kelelahan. Dia hanya ingin melatih murid-murid yang masih bisa bertahan dari berbagai latihan berat yang ia miliki.

Dengan prinsip yang ia miliki, ia mengajar menggunakan dua hal penting yaitu: rasa dan rasa takut. Ia membawa berbagai makanan manis untuk memiliki kepercayaan mereka. Namun setelah selesai makan, mereka sekelas diberi latihan olahraga yang amat berat. Bagi yang menentang perintahnya, ia akan menggunakan kekerasan pada orang tersebut. Maehara dan Kanzaki bahkan sudah menjadi korban Pak Takaoka karena malah menentang titahnya.

Pak Karasuma hendak menghentikan Pak Takaoka yang semakin menggila dalam mengajar. Pak Takaoka tak segan-segan menghajar murid yang tak patuh. Akan tetapi, Pak Takaoka memberikan tantangan. Ia meminta Pak Karasuma untuk mengeluarkan murid terbaiknya untuk mengalahkan Pak Takaoka dengan menggunakan pisau. Bukan pisau anti-pak guru yang terbuat dari karet nan elastis, namun pisau asli yang sangat tajam. Menyentuh bilah pisaunya saja, mungkin kau akan langsung terluka jikalau tak hati-hati.

Pak Karasuma menyetujui tantangan tersebut. Tak disangka-sangka, ia malah menunjuk Nagisa untuk melawan Pak Takaoka. Pak Takaoka tertawa terbahak-bahak melihat siapa yang dikeluarkan Pak Karasuma.

'Apa kau sudah gila, Karasuma?' pikir Pak Takaoka.

Awalnya Nagisa ragu dengan kemampuannya sendiri, namun ia sudah terlanjur dipercaya oleh Pak Karasuma. Maka tak ada pilihan lain! Ia harus bisa mengemban tugas itu! Ia harus bisa mengalahkan Pak Takaoka sendiri karena ia yakin dengan kemampuan dan rencana yang ia miliki!

Nagisa berjalan mendekati Pak Takaoka ini karena tak percaya akan aksi hebat yang ditunjukkan oleh Nagisa.

Pak Takaoka tak terima dengan pertandingan itu. Ia meminta pertandingan ulang. Namun tentu saja hal itu ditolak mentah-mentah karena sudah pasti itu membahayakan nyawa murid kelas E. Pak Takaoka sangat kesal.

Tak lama kemudian, Pak kepala sekolah datang dan memecat Pak Takaoka.

-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-

Tamat. Karena itulah cerita yang kudengar dari Kurahashi. Kini, kami berhenti di sebuah tempat. Nampak semak-semak yang begitu tinggi di hadapan kami. Namun ketika dibuka, nampak sebuah kolam renang.

PEMBUNUH MERAH PUTIH// Assassination classroom season 1 x ReaderKde žijí příběhy. Začni objevovat