Episode 26: Momen Akhir Semester 1

469 63 8
                                    

Walau ujian ini harusnya dikerjakan sendiri, tapi aku seperti berdiri di panggung bersama dengan teman-temanku. Kami bersatu dan bertarung bersama.

Ada musuh yang harus kami lawan bersama. Cacian dan dukungan dari kejauhan, ini bagaikan...

Kami adalah pembunuh. Kami saat ini seperti sedang menjadi gladiator. Lonceng pertarungannya telah berdenting!

Ujian memang indah. Pengetahuan yang dipelajari semalam akan kita lupakan ketika kita dewasa. Namun, biarkanlah begitu. Kita semua sedang beradu kemampuan dengan aturan yang sama untuk menguji usaha dan kerja keras kita selama ini.

Pengalaman itulah yang merupakan harta karun kami.

-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-

Ah, ujian kali ini lebih cepat dari Uts sebelumnya. Untuk menghadapi ujian kombinasi Smp dan Sma, maka hal yang wajar ketika murid kelas 3 Smp belajar tentang materi Sma. Soal yang harus dikerjakan dengan dengan cepat adalah Bahasa Inggris, Matematika dan IPA. Namun kami mengalami situasi yang sama kali ini.

Saat ini, aku berhasil mengerjakan soal terakhir dalam bahasa Inggris. Kulihat Nagisa dan Nakamura juga kelihatannya baru selesai mengerjakan.

Soal terakhir adalah tentang kalimat pengunaan bahasa sehari-hari. Namun yang dimaksud dalam soalnya adalah penggunaan kalimat sehari-hari di buku 'Catcher in The Rye' karya Salinger. Bahkan agar kosakata bahasa Inggris kami meningkat, kami langsung diberi buku novel aslinya oleh Pak Koro.

"Bapak menyukai buku cerita tentang pemberontakan yang lembut. Silahkan baca buku asli yang bapak berikan dan juga baca terjemahannua. Buku ini pasti akan menyentuh hati kalian yang masih muda," pintanya kala itu.

Untunglah, aku juga bisa dengan mudah mengerjakan soal IPA walaupun aku masih agak ragu-ragu di beberapa soal. Sebenarnya IPA kurang menarik jika hanya menghapal. Jika kita memolesnya dengan pengetahuan baru perlahan-lahan, maka kita pasti bisa menyelesaikannya.

Namun, aku kurang bisa di IPS. Ckckck. Mana aku hapal berapa kali konferensi internasional pembangunan Afrika berapa kali dilakukan? Lebih baik ngasal aja, deh. Daripada tidak dikerjakan. Harap-harap sih, jawabannya benar.

Ketika bahasa Jepang, aku senang karena bisa mengerjakan setiap soal dengan lancar. Ternyata materi pelajaran bahasa Jepang hampir sama dengan bahasa Indonesia. Namun karena banyak materi karya sastranya, aku jadi sulit untuk mengartikan setiap kata-kata dalam satu bait. Kalian tahu kan, kalau kalimat di dalam karya sastra biasanya menggunakan bahasa yang tinggi.

Sekarang adalah puncaknya. Ujian matematika. Kami bertiga. Aku, Karma dan Shuu saling menatap sinis. Berharap bisa mengalahkan satu sama lain dan berharap agar bisa mendapatkan peringkat pertama paralel.

Goresan-goresan pena di lembaran putih terus saja tercipta. Deretan rumus dan cara dituliskan semua orang dengan cepat. Materi pelajaran yang paling membuat kepala lebih cepat pening setelah IPA. Tetapi aku menyukainya. Menyukai pelajaran Matematika.

Ujian berlangsung selama dua hari. Pembunuhan, pertaruhan, akan ditentukan dengan banyaknya jumlah jawaban yang benar. Aku harap, kelas kamilah yang akan memenangkan pertaruhan ini!

-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-

"Perhatian semuanya. Hasil semua mata pelajaran sudah selesai dikoreksi," tegas Pak Koro yang seketika langsung mengalihkan perhatian para siswa kepada Pak Koro yang memegang hasil dari ujian kami.

Aku menelan ludah karena gugup. Keringat dingin juga kerap membasahi telapak tanganku. Wah, sudah lama aku merasa segugup ini.

"Mari kita langsung mengumumkan. Dimulai dari pelajaran bahasa Inggris. Peringkat satu di kelas E dan peringkat satu paralel di bahasa Inggris, selamat untuk Nakamura dan Yamadachi."

PEMBUNUH MERAH PUTIH// Assassination classroom season 1 x ReaderWhere stories live. Discover now