Episode 19: Momen turnamen bola bagian 3

590 78 0
                                    

"Wah, bolanya tinggi sekali... penangkap bagian tengah berhasil menangkap bolanya. Pertandingan berakhir! Pemenang turnamen bisbol kelas 3 adalah kelas A!" seru Komentator bersemangat.

Saatnya pertandingan terakhir. Pertandingan bisbol antar kelas A melawan kelas E. Kedua tim sama-sama menatap tajam para lawannya. Tak terkecuali Sugino dan Shindo. Keduanya juga sama-sama yang paling bisa bermain bisbol.

Setelah sepatah dua kata diucapkan oleh Shindo, para anggota tim disuruh membubarkan diri guna membuat rencana. Seruan riang nan bersemangat pun kini memenuhi lapangan turnamen itu.

"Oh ya, dimana Pak Koro? Bukannya ia ingin melihat kita?" tanya Sugaya.

Nagisa kemudian menunjuk sesuatu di tengah-tengah lapangan itu. Sebuah bola putih yang aneh.

'Karena Pak Karasuma menyuruh Pak Koro agar tidak berpenampilan mencolok, maka Pak Koro menyamar menjadi salah satu bola yang ada di lapangan. Dia juga akan memberikan kita arahan dengan mengubah warnanya.' jelas Nagisa.

Bukannya itu malah akan lebih menarik perhatian?

Tiba-tiba saja, Pak Koro mengganti warna.

"Apa katanya?" tanya Sugino di sela-sela Karma yang sedang melambai-lambaikan tangan ke Pak Koro.

"Oh... sebentar." Nagisa berusaha mencari-cari sesuatu di balik saku pakaian olahraga bewarna birunya. Sebuah buku panduan-mungkin dari Pak Koro. "Kata Pak Koro, menanglah layaknya seperti hendak membunuh mereka semua." sambung Nagisa.

"Itu benar, semuanya. Kita punya target yang lebih besar. Kalau kita saja tidak bisa mengalahkan mereka, maka bagaimana kita akan membunuh target kita?" ujar Isogai menyemangati teman-temannya.

Tak lama kemudian, Sugino mengangguk-angguk mantap. Ia mengepalkan tangannya keatas yang disusul dengan kepalan tangan anggota lainnya. Lantas, mereka pun berseru dengan penuh semangat layaknya api membara yang bersiap akan menghanguskan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya.

Pertandingan akan dimulai. Setidaknya mereka tidak langsung merasa patah semangat di awal-awal.

Babak pertama dapat dilalui mereka dengan mudah. Ya, walau kelas E hanya mengandalkan pukulan bunt saja. Tak disangka oleh semua orang, kalau kelas E berhasil mengisi dua poin tanpa out.

Shindo melempar bola. Kali ini yang menjadi pemukul adalah Isogai. Karena Isogai berhasil melakukan pukulan bunt, maka semua Marka poin babak pertama terisi.

Kelas E keren sekali bahkan tanpa adanya out sama sekali.

Sekarang, giliran Sugino yang memukul bola. Shindo saat ini sedang menatap geram kearahnya. Namun dia tersentak. Posisi Sugino yang akan melakukan bunt, malah terlihat layaknya bak seseorang yang sedang mengarahkan pistol ke arah Shindo. Lalu, Shindo menatap kearah sekelilingnya. Melihat anggota tim kelas E yang lain.

'Mereka semua nampak tidak seperti pemain bola. Apa-apaan mereka ini? Apa aku benar-benar sedang bermain bola bisbol?' batin Shindo.

Soal kekuatan, Sugino mungkin bukan tandingan Shindo. Tetapi bilapun Sugino itu lemah, jika berhati-hati dalam satu pukulan, kekuatan besar apapun, akan ia lawan.

Sugino berhasil memukul bola itu. Bola kasti kecil berwarna putih itu terbang melayang ke pinggir lapangan. Pelari di marka dua mulai berlari. Pelari di marka pertama juga sedang menuju ke home. Sang pemukul, Sugino juga berhasil melewati marka ketiga. Semua Marka telah berhasil mereka lewati.

Ini gila. Situasi yang tak terduga. Mereka, kelas 3E telah berhasil memimpin dengan tiga angka poin.

Setidaknya mereka berhasil unggul di babak ini. Aku hanya berharap, semoga saja, mereka bisa mempertahankannya di kala aku sedang sibuk bertanding bola basket.

PEMBUNUH MERAH PUTIH// Assassination classroom season 1 x ReaderOnde histórias criam vida. Descubra agora