Episode 22: Momen Visi bagian 2

472 62 0
                                    

Maaf banget baru up! Minggu lalu, aku lagi persiapan PAS. Sebagai gantinya, aku bakal up 2 bab hari ini. Ini juga sebenarnya aku lagi menjalani PAS selama mungkin kurang lebih 2 Minggu. Semoga kalian bisa maklum, ya!!!

"Apa katamu!? Kamu senang karena nilaimu naik!?"

"Ya... Nyatanya ini adalah nilai terbaik yang pernah kudapat. Ini semua berkat sesi belajar zig zag sepulang sekolah itu," sahut Muramatsu terkekeh kecil padahal kerahnya sedang ditarik oleh Terasaka.

"Kamu mengikuti sesi belajar itu?"

"Ha... Habisnya..."

"Padahal kalian sudah berjanji untuk tidak ikut, kan?" seru Terasaka.

"Tapi kan, ini berbeda." Terasaka membanting Muramatsu keras ke badan pohon yang ada di depannya. Kemudian, Terasaka melangkahkan kakinya tuk meninggalkan tempat itu bersamaan dengan merosotnya Muramatsu.

"Seenaknya sendiri mendapat nilai bagus. Dasar pengkhianat. Aku benci dia. Semuanya sudah terpengaruh oleh gurita sialan itu," gumam Terasaka.

'Bikin kesal saja!' batin Terasaka.

Terasaka menengok ke jendela kelas E kala ia mendengar sebuah suara yang amat ramai. Pak Koro sedang menaiki motor merah yang keren. Yoshida yang juga merupakan anggota dari geng Terasaka nampak amat antusias melihatnya.

Dengan tatapan yang mengerikan, Terasaka bertanya, "kau sedang apa, Yoshida?"

Yoshida pun menoleh kearah Terasaka. "Oh, Terasaka. Kemarin kami mengobrol seru tentang motor. Soalnya di kelas ini tidak ada yang tertarik dengan hobi ini."

Pak Koro menyahuti, "bukan hanya seorang pria dewasa yang baik hati tapi aku juga seorang pria yang maskulin. Bapak juga pernah coba-coba yang beginian. Omong-omong, motor ini berkecepatan 300 km per jam. Bapak ingin mencoba yang asli."

"Yang benar saja. Bukankah justru lebih cepat kalau bapak terbang?" timpal Yoshida. Yang lain pun tertawa secara bersamaan. Terasaka sendiri menatap geram kearah Yoshida yang sepertinya terpengaruh oleh gurita itu.

Karena geram, Terasaka membanting motor merah itu telat mengenai tentakel bagian bawah Pak Koro. Terdengar pekikan kesakitan dari Pak Koro.

"Apa yang kamu lakukan, Terasaka?"

"Ayo minta maaf! Kamu telah membuat Pak Koro, si pria maskulin menangis," kesal Nakamura.

"Benar!"

"Kalian cerewet sekali seperti serangga. Sini aku basmi," kemudian Pak Koro melemparkan sebuah botol yang berisi sebuah gas. Aku tidak tau apa isi gas itu.

"Terasaka, bercanda itu ada batasnya!" tegas Pak Koro.

Terasaka menjawab ketus, "minggir. Melihat kalian semua, membuatku jijik! Kalian sudah diperdaya untuk berteman dengan Pak Koro!"

Karma yang sedang bersandar di dinding, menimpali perkataan Terasaka, "Mengapa kamu yang marah? Kalau kau tidak suka, mengapa tidak kau bunuh saja? Bukankah kelas ini sudah mendapatkan izin itu dari pemerintah?"

"Kau mau cari ribut, Karma? Lagipula sejak awal kamu ini—" Ucapan Terasaka terpotong kala mulutnya dibungkam oleh Karma.

"Jangan begitu dong, Terasaka. Kalau mau berkelahi, pakai tanganmu bukan mulutmu," desah Karma.

"Lepaskan, dasar konyol!" murka Terasaka yang kemudian segera beranjak meninggalkan kelas.

-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-••-

PEMBUNUH MERAH PUTIH// Assassination classroom season 1 x ReaderWhere stories live. Discover now