15

1.3K 102 18
                                    

POSTINGAN TERAKHIR
NUNGGUIN LAPAK RAME DULU BARU NANTI UPDATE LAGI
...

...

Bandar udara internasional Gimpo terlihat sangat padat. Banyak orang berlalu lalang menggeret koper mereka kesana kemari, tak terkecuali Sean. Remaja tanggung itu juga sudah menginjakkan kakinya di sana sejak beberapa saat yang lalu.

"Seoul...i'am back" gumamnya

Setelah beberapa saat terdiam di tempatnya, Sean kembali melangkahkan kakinya untuk segera keluar dari area bandara untuk selanjutnya mencari taxi yang akan mengantarkannya ke tempat dimana ia akan tinggal nanti.

Sean itu cerdas, sebelum pergi ke Seoul.. remaja tanggung itu sudah menyiapkan segalanya secara matang, begitu juga untuk tempat tinggalnya. Berbekal situs pencarian hunian sementara di internet, Sean menelusuri banyak jenis dan spesifikasinya. Begitu mendapatkan tempat dan harga yang cocok ia langsung membookingnya, jadi begitu sampai di Seoul ia bisa langsung merujuk ke flatnya

Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan akhirnya Sean sampai di depan sebuah bangunan flat sederhana. Menggeret kembali koper kecilnya ia lalu memasuki bangunan itu untuk selanjutnya menemui pemilik gedung dan meminta kunci.

...

Bagus

Ini sudah lebih dari cukup untuk Sean yang hanya akan tinggal seorang diri. Flatnya tidak besar, namun terbilang nyaman. Ada kamar mandi, kamar dan dapur mini di ujung ruangan, itu berarti Sean bisa lebih menghemat pengeluarannya dengan memasak sendiri kebutuhan perutnya.

Sean bisa memasak.

Ya, remaja itu bahkan sudah mulai berkutat di dapur sejak berusia 7 tahun. Tak jarang ia membantu bibi BeomgyuNya memasak untuk semua orang rumah. Dan tentu saja hasil masakannya tidak bisa di ragukan.

Tau bukan dari mana ia mendapat keahlian seperti itu ?

"oke Sean Park, let's pack up" ujarnya pada dirinya sendiri


000

"appa"

Heeseung yang tengah duduk seorang diri di taman belakang rumahnya-pun lantas mengalihkan perhatiannya kepada Harua yang baru saja memanggilnya

"appa" seru Harua lagi seraya mendudukkan dirinya di kursi sebelah ayahnya

"ada apa ?"

"bagaimana dengan pekerjaan ayah ?" tanya Harua basa-basi

"seperti biasa, katakan apa maumu" ujar Heeseung to the poin

Dia ini sudah terlampau hafal dengan seluk beluk Harua. Jika putranya itu tiba-tiba mendatanginya dengan senyum terlewat lebar, sudah di pastikan anak itu tengah menginginkan sesuatu

Sekali lagi, dengan senyum lebarnya Harua kembali bersuara "aku ingin menjadi idol"

Mendengar itu salah satu alis Heeseung lantas terangkat seakan berkata 'lalu ?'

"appa harus membantuku debut menjadi idol....tanpa pelatihan"

"kau gila" sahut Heeseung dengan cepat

"ayolah appa~....appa pasti bisa membantuku, bukankah appa punya kedudukan juga di sana, dan lagi appa adalah senior yang disegani. Akan sangat mudah untuk appa membantuku debut tanpa harus ikut pelatihan yang melelahkan itu"

Heeseung menatap sepenuhnya kepada Harua, tak lupa pula disertai tatapan tajamnya "kalau dengan sistem pelatihan saja kau mengeluh lelah, lalu akan seperti apa dirimu jika sudah debut nanti. Kau pikir setelah debut kau bisa berleha-leha sesukamu ? apa menurutmu menjadi idol adalah sesuatu yang bisa kau sombongkan ?..." ujar Heeseung sedikit emosi. Dia mulai paham dengan semua yang akan di ucapkan Harua. Tentang dirinya yang pernah mencuri dengar percakapan anaknya melalui telepon kini akhirnya ia dengar secara langsung "...dan lagi, apa kau punya bakat untuk itu ? kau bisa menyanyi ? bisa menari ? kau bahkan tidak memiliki setitikpun seni di dalam dirimu. Lalu bagaimana mungkin kau memintaku untuk membantumu debut menjadi idol, bahkan tanpa pelatihan. Apa kau bodoh Harua Yu ?"

Faoi Rún 2 (HeeHoon) ENDWhere stories live. Discover now