21

1.1K 99 26
                                    


...

Sudah tiga hari Sean berada di asrama agensi, dan selama itu pula ia semakin giat untuk berlatih. Sepulang sekolah ia akan langsung ke ruang latihan dan akan keluar dari sana sekitar jam 1-2 malam, waktu berlatih yang cukup ekstrem untuk kebanyakan peserta pelatihan yang biasa hanya akan sampai jam 9 malam.

Beberapa kali ia mendapat teguran dari pelatihnya, tapi Sean mengatakan bahwa ia baik-baik saja, ia masih tetap bisa bangun di jam 5 pagi untuk siap-siap pergi ke sekolah dan tanpa tertidur di dalam kelas.

Ah, dan selama itu pula Sean dan Heeseung terus melakukan latihan bersama, tidak sampai dini hari karena Heeseung memiliki jadwal lain setelah berlatih bersama Sean sampai jam 6 sore.

“Sean-a, aku mau mengambil air minum, kau mau ?” tanya teman sekamar Sean

“tidak, aku akan pergi sendiri” balas Sean

Saat ini dia sedang duduk di lantai dengan beberapa buku yang ia tempatkan di atas ranjang.

Mengerjakan tugas sekolah tentu saja.

Ini sudah jam 3 pagi, Harusnya sekarang ia beristirahat setelah seharian penuh berlatih dengan keras, namun kewajibannya sebagai seorang siswa mengharuskan dia untuk tetap terjaga dan menyelesaikan semuanya.

Dan tepat pukul 4 pagi, Sean baru menyelesaikan tugas sekolahnya. Buku-buku yang tadi sempat berserakan ia tata kembali dan memasukkan kedalam ransel hitamnya. Di regangkannya otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.. kemudian kakinya beranjak untuk mulai berbaring ke atas ranjang

Di tariknya boneka wortel yang ada di sampingnya lalu kemudian ia peluk.

Nyaman

Dia selalu merasa nyaman saat ia tertidur dengan boneka itu di pelukannya, padahal secara tampilan boneka itu sudah terlihat sangat usang. Bagaimana tidak... Boneka itu bahkan sudah berumur hampir 12 tahun.

“kau tau. . Tadi paman Jay menyapaku” gumam Sean kepada boneka wortelnya

Ya, boneka itu adalah boneka yang pernah Jay Park berikan pada Sean 12 tahun yang lalu.. boneka yang sengaja Jay tambahkan sendiri mata serta bibir tersenyum di salah satu sisinya.

“Long time no see..uncle”


000

Heeseung terbangun dari tidurnya dengan kepala pening. Ia melihat kesekitar, Rumahnya sepi juga hampa.. tidak ada siapapun di rumah besar itu selain dirinya.

Heeseung rasa dia akan mati seorang diri di dalam rumahnya..

Ah, kepalanya benar-benar terasa berat, semalam ia mengalami mimpi yang sangat aneh dan itu sangat mengganggu tidurnya

Ia bermimpi bertemu dengan seorang gadis kecil berkuncir dua dengan lesung pipi yang menghiasi senyum manisnya. Gadis kecil itu bermain dengan seorang bocah laki-laki yang dipanggilnya dengan sebutan oppa. Mereka berdua terlihat sangat bahagia, banyak tersenyum dan juga tertawa... Namun saat netra si gadis kecil menangkap keberadaan Heeseung yang tak jauh darinya tiba-tiba senyum dan tawa itu menghilang, raut wajahnya seketika berubah dan pandangannya terasa menusuk.

“aku membencimu”

Kalimat itu terlontar dengan begitu tegas dari bibir kecil si gadis berkuncir dua. Lalu sedetik kemudian si pria kecil yang berada di dekat yang lebih kecil itu juga menatapnya dengan tajam, seolah ia bisa membunuh Heeseung dengan tatapan itu, karena jujur saja Heeseung tau... Kalau tatapan itu adalah bentuk dari tatapan kebencian dan amarah

“Pergi ! Kami tidak membutuhkanmu”

Kedua kalimat itu seakan terus terputar di kepala Heeseung bahkan saat ia sudah berada di tempat latihan.

Faoi Rún 2 (HeeHoon) ENDWhere stories live. Discover now