18

1.1K 113 18
                                    

TERIMA KASIH BUAT KALIAN YANG NGERAMEIN KOLOM KOMENTAAAAR😁
...

“Apa paman Heeseung akan baik-baik saja ?”

Sean, seseorang yang di ajak bicara oleh Hayong hanya diam. Remaja pria itu sibuk dengan ponsel yang ada di genggamannya.

Bermain game

Apa lagi ?

Berkirim pesan dengan seorang gadis ?

Tidak mungkin

Di ponselnya bahkan hanya ada nomor Hayong.. Ah tidak maksudnya ibu Hayong noonaNya, itupun Sean tidak menganggapnya sebagai gadis

BUG

“Aw” pekik sean

“Aku berbicara denganmu Sean Park”

Ah, sekedar informasi saja. . Saat ini Sean dan Hayong sedang berada di tempat duduk dekat bangsal yang di tempati Heeseung. Pria itu masih pingsan, jadi mereka harus menunggu hingga Heeseung sadar baru bisa mengajaknya pulang.

“dokter mengatakan dia baik-baik saja, jadi tidak usah panik” ujar Sean dengan datar seraya kembali memainkan game ponselnya

“bagaimana aku tidak panik, tadi dia pingsan saat bersama kita, aku rasa dia benar-benar dalam kondisi yang tidak baik”

“tapi bukan kau yang membuatnya pingsan noona” balas Sean yang lagi-lagi seperti enggan menatap Hayong

“Ya ! Kau ini kenapa jadi kurang ajar sekali sih ? Dia itu pamanku juga sunbaemu. . Sopanlah sedikit”

Sejenak Sean menghentikan kegiatannya bermain game. Matanya yang sejak tadi berfokus pada layar ponsel kini menatap lekat Heeseung yang masih menutup matanya. Pandangan yang Hayong sendiri tidak akan sadari betapa tajamnya tatapan itu, rupa Sean yang memang terkesan tegas dan dingin akan menambah kesan mengintimidasi yang kuat dari tatapan itu.

“Haruskah ?” Tanya Sean dengan sedikit seringaiannya, seringaian yang tentu saja tidak akan bisa terlihat oleh Hayong

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


“Haruskah ?” Tanya Sean dengan sedikit seringaiannya, seringaian yang tentu saja tidak akan bisa terlihat oleh Hayong

“tentu saja !” sahut Hayong “Oh ? Paman sudah sadar” tambahnya saat melihat mata Heeseung mulai terbuka perlahan

“Noona, hubungi ayahmu dan minta dia untuk datang kemari. Aku pergi dulu” ujar Sean seraya bangkit dari duduknya

“ha ? Ya ! Kau mau kemana ?”

Tidak ada jawaban, Sean hanya mulai berjalan meninggalkan ruangan seraya mengangkat salah satu tangannya untuk berpamitan kepada Hayong, walaupun tanpa menoleh ke belakang.

Faoi Rún 2 (HeeHoon) ENDOnde histórias criam vida. Descubra agora