who are you?

2.6K 195 0
                                    

Lisa Pov

Lega rasanya bisa bebas dari situasi mencekam. Kali ini aku kagum pada sana yang mengatakan kalimat itu demi membuat daddy merubah keputusan. Aku tidak tahu alasan sana membantuku kali ini, sedangkan aku tahu sekali kalau dia princess manja dan egois. Mendapatkan keinginannya adalah suatu keharusan, apapun itu. Termasuk mendapatkanku. Ya aku tahu sejak lama kalau sana menyukaiku, sejak sekolah menengah tepatnya. Ketika dia mengatakan langsung padaku bahwa dia ingin menjadi pacarku. Aku tidak menerimanya kala itu dengan mengatakan lebih baik berteman.

Tak kusangka malah saat ini aku terpaksa memiliki hubungan dengan status kekasih. Kenapa dia begitu setia? Seharusnya dia tidak menyukaiku lagi, karena ini sudah 6 tahun sejak dia mengutarakan perasaannya. Jika dia memang tipe wanita setia, dia layak bersama dengan orang yang mencintainya secar tulus. Bukan denganku yang tidak memiliki perasaan cinta padanya. Bila kupikir lagi, apa aku ini brengsek? Begitu banyak yang menginginkannya bahkan antrian orang yang menyukai sana seperti antrian sembako gratis. Sungguh primadona kampus saat ini. Tak ku pungkiri dia memang sangat cantik dan menggemaskan. Entahlah, perasaan memang tidak bisa dipaksakan. Aku tidak memiliki rasa spesial terhadapnya.

"Hei, baby? Kenapa melamun? Kita sudah sampai di kampus. Ayo keluar, aku tidak mau kamu melewatkan ujian". Dia menepuk pundakku. Sepertinya dia berulangkali memanggilku tapi aku terlalu banyak pikiran, sampai tidak sadar jika sudah sampai. Dia akan melangkah keluar mobil, lalu berhenti ketika aku menahan lengannya.

"Tidak bisakah kita baik-baik saja?". Dia mengernyitkan alis dan menatapku bingung. "Maksudku, aku ingin kita seperti dulu, kamu adalah sana temanku sejak kecil". Dia terdiam dan hanya tersenyum manis.

"Saranghae... My love". Ucapnya dengan lembut. Tiba-tiba seringainya muncul. "Harusnya kamu memberikanku hadiah karena membantumu. Berkat aku, daddy menunda waktu pernikahan kita 3 bulan ke depan". Dia mendekatkan wajahnya padaku. Aku tahu apa yang dia inginkan. Aku harus kabur darinya!.

"Aku harus pergi, sudah terlambat ujian!. Bye... ". Segera aku keluar mobil dan lari memasuki gedung menuju kelasku. Dengan nafas tersengal aku berlari kencang dan ketika sampai kelas ternyata aku benar-benar terlambat!. Habis sudah riwayatku, bagaimana nilaiku god?!.  joy sedang duduk di kursinya mengawasi para mahasiswa yang mengerjakan ujian, dialah dosen manajemen bisnis kali ini. Ragu rasanya untuk masuk, aku sangat gugup. Takut dihukum oleh si dosen killer ini. Bisa-bisa aku disuruh membersihkan seluruh toilet!.

Lebih baik aku bicara dan menghadap nanti siang saja diruangannya

Itu pikiranku saat sebelum ada orang yang tiba-tiba menabrakku dari belakang yang membuatku terdorong masuk ke kelas, karena aku memang berdiri di balik pintu kelas. Semua orang dikelas itu menoleh kaget ke arahku, termasuk dosen killer joy. Aku menoleh dan menatap tajam ke belakang, ternyata ada perempuan yang tersengal-sengal yang aku tidak kenal siapa. Lengkap sudah hari sial ini!. Pasti aku akan dihukum.

"Lisa, apa kamu tidak punya jam dirumah? Kamu meremehkan saya hah? Ini ujian lisa! Bagaimana bisa kamu terlambat seperti sekarang? Benar-benar pemalas." Nenek lampir ini bicara lantang dan terlihat kesal padaku. Hei, aku baru telat 10 menit. kenapa seolah aku terlambat 10 jam? Berlebihan sekali. Aku sungguh malu sekarang. Seperti tontonan opera, posisiku di depan kelas dan  sungguh menjadi objek hiburan semua orang.

Apa hanya perasaanku saja? Kenapa semua orang di kelas tidak menertawakanku? Harusnya ini memalukan kan?

Aku menatap ke penjuru kelas malah mendapati mereka semua tersenyum manis padaku. Yaahh kecuali para lelaki, ada apa dengan semua wanita disini? Mereka aneh sekali. Senyum manis seperti itu seperti sedang melihat anak usia 5 tahun saja.

Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!PWhere stories live. Discover now