Please trust me

882 83 1
                                    


Jennie Pov

Sepertinya aku tidur cukup lama. Saat membuka mata, terlihat dari jendela kamar, langit sudah berwarna senja. Kurasa ini sudah sore. benar saja, saat melihat jam dinding ternyata sudah jam 4 sore. Itu artinya aku tidur lebih dari 6 jam. Sejak mengandung, aku memang lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur karena mudah merasa mengantuk. Tapi kali ini mungkin  karena efek obat yang diberikan dokter minho juga, jadi tidurku bahkan lebih lama dari biasanya.

Perutku sudah tidak terasa sakit seperti tadi. Sakit tadi pagi sangat menyiksaku. Rasa sakitnya lebih buruk daripada ketika aku menstruasi. Dokter minho mengatakan padaku bahwa kandunganku terguncang karena emosiku yang tidak stabil. Aku tahu itu, memang tidak boleh memikirkan sesuatu secara berlebihan, aku tidak boleh stres.

Sayangnya, aku memang lepas kendali tadi pagi. Karena begitu shock dengan apa yang irene ucapkan. Entah kenapa emosiku langsung meledak, padahal aku belum bertanya secara langsung pada lisa. Meskipun irene mengatakan dengan jelas, bisa saja itu tidak benar dan irene mungkin hanya bercanda. Kemarahanku membuat tindakanku berlebihan, aku bahkan mengamuk lagi tanpa sadar.   Menghancurkan ponsel lisa dan membanting gelas. Hei! itu Bukan salahku, aku melakukannya karena sangat marah.

Pecahan barang yang berserakan dilantai kamarku, sudah tidak ada. Saat ini kamarku bahkan sudah bersih, bukan hanya lantai tapi selimut dan bajuku sudah diganti. Kutebak, rose yang melakukan semuanya.

Sesaat setelah bangun dari tidur, sejak tadi aku memang memperhatikan sekeliling kamar. Perlahan aku beranjak bangun dan membenarkan posisi duduk dengan menyandarkan tubuhku di kepala ranjang. Melihat situasi kamarku, tatapanku terpaku ke arah sofa saat ini. Ada lisa disana, dia tidur di sofa dengan memakai kaos putih dan celana jeans pendek berwarna biru. Dia tidur tanpa beralaskan bantal. Aku menghela nafas melihatnya.

Mengingat kejadian tadi pagi, ada sedikit rasa bersalah padanya. Bersikap kasar dan mengusirnya tadi pagi, membuatku merasa kasihan melihatnya saat ini. Lisa bahkan tidur di sofa, mungkin dia tidak berani mendekatiku. Aku tahu dia tidak ingin mengganggu tidurku. Rasa marahku padanya sedikit berkurang, kurasa karena emosionalku yang mulai mereda. Hanya saja masih tetap  merasa kesal, ucapan irene tadi benar-benar mengganguku hingga saat ini.

Kruucuk~~.. krruuuk~~...

Perutku berbunyi, aku lapar. Wajar saja, sejak pagi aku belum makan apapun. Calon bayiku pasti sangat lapar saat ini.

"Mian baby... Apa kau lapar? Ayo kita makan bersama. Mommy ingin makan gogi, apa kau mau juga?emm... Atau kau mau es krim?". Aku berbicara dengan suara pelan dan tersenyum sendiri, sambil mengusap perutku perlahan.

Saat aku hendak turun dari ranjang, pintu kamarku terbuka. Jisoo oppa mendorong pintu kamarku perlahan, ada mangkuk ditangannya. Oppa tersenyum saat melihatku, berjalan menghampirku. Jisoo oppa duduk di pinggir ranjang, dia menatapku.

"Jennie, makanlah dulu, aku membawakan bubur untukmu. Kau belum makan apapun sejak pagi, calon keponakanku kasian sekali huhu~. Dia pasti kelaparan sekarang karena kau." Oppa berbicara dengan nada meledek, dia tersenyum lebar seperti orang konyol sambil mengusap perutku. Aku tahu oppa ingin menghiburku, mencoba membuatku tersenyum.

"Oppa, Aku tidak mau makan bubur, aku ingin gogi. Calon bayiku ini juga ingin memakannya, dia menyukai gogi". Rasanya sangat senang jika memikirkan rasa daging yang lezat, aku ngidam sekarang. Sangat antusias ingin memakannya. Oppa menggeleng padaku, dia tersenyum sambil mengusap kepalaku.

"Jennie, kau bisa makan gogi nanti setelah menghabiskan bubur ini. Kau baru saja kesakitan, jadi harus makan bubur terlebih dahulu. Lagipula, dari mana kau tahu keponakanku menyukai gogi? Dia bahkan belum lahir dan usianya belum ada 1 bulan. kurasa kau yang menginginkan gogi, jangan mengarang cerita dan mengatasnamakan calon bayimu agar keinginanmu terpenuhi. Sifatmu tidak berubah meskipun kau akan menjadi ibu sebentar lagi". Jisoo oppa menyebalkan! Dia berbicara sambil mengangkat alisnya, tersenyum jail padaku. Apa boleh buat? Harus makan bubur ini dulu, setelah itu aku akan makan gogi sepuasnya hehe.

Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!PWhere stories live. Discover now