That night

1K 73 7
                                    

Lisa Pov

Meja perjamuan ini membuatku trauma, rasanya ruangan ini bukan untuk perjamuan tapi lebih tepatnya ruang eksekusi. Suasananya bahkan lebih menegangkan dan menakutkan dari ruang persidangan di pengadilan. Semua orang disini diam, tidak ada yang berbicara ataupun berbisik. Keheningan ini membuat suasana mencekam. Untuk batuk atau bersinpun tidak berani, sepertinya harus ditahan.

Semua orang sudah berkumpul di ruangan perjamuan ini, menunggu seja mengeluarkan suara sebagai tanda diskusi dimulai. Aku saat ini duduk di samping irene, sama seperti posisi ketika perjamuan tadi pagi. Sekarang jam 7.30 malam, perjamuan ini diadakan untuk membahas permasalahan tentangku dan irene. Belum di temukan solusi tentang masalah ini.

Semua pertanyaan dan kebingunganku sudah terjawab. Irene memberitahuku semuanya saat tadi aku dan dia berbicara di kamarnya. Saat ini aku tahu siapa yang berbohong dan siapa yang berbicara jujur. Kejanggalan yang kurasakan tentang Sana juga sudah kutemukan jawabanya. Irene yang memberitahuku apa yang terjadi ketika malam itu, malam saat Sana dan aku berbicara di ruang tamu rumahku setelah pulang dari rumah jennie. Sana mengamuk pada waktu itu, berdasarkan pengakuan Sana, malam itu aku meniduri Sana karena aku mabuk, dan itu sebabnya aku tidak ingat telah menidurinya.

Berbeda dengan apa yang dikatakan irene tadi.  Ternyata malam itu irene datang kerumahku untuk bertemu denganku. Irene juga melihatku dan Sana di dalam kamarku.


Flashback On
Lisa Pov

"Irene, kau tahu tentangku kan? Hidupku rumit, aku dijodohkan dan dipaksa menikahi Sana padahal aku tidak memiliki perasaan apapun padanya. Bahkan aku sudah di tuduh meniduri Sana, meski aku tidak ingat melakukannya. Aku bukan orang yang baik irene, ditambah lagi saat ini berdasarkan pengakuanmu, kau mengandung anakku tapi aku juga tidak mengingat telah menidurimu.  Sekarang kau tahu betapa brengseknya aku, apa yang kau harapkan dariku? Kau gongju-nim, tidak layak menikah denganku. Apalagi, aku sudah punya kekasih, jennie adalah kekasihku dan aku sangat mencintainya. Aku ingin menikah dengan jennie".

Irene menghela nafas saat mendengar ucapanku. Dia sejak tadi menatapku menunggu jawaban dariku. Apa yang dia katakan tentangku sebelumnya, sangat membuatku terkejut karena dia tahu seluruh detail tubuhku.

"Lisa, kenyataan saat ini bahwa aku mengandung anakmu, tidak bisa di pungkiri. Bahkan aku bersedia tes DNA jika anak ini lahir nanti, kau bisa membuktikan ucapanku lisa. Aku masih sangat mengingat malam itu, malam ketika kita bercinta di kamarmu. Itu malam terindah dalam hidupku, itulah kenapa aku tahu dengan jelas setiap detail bagian tubuhmu. Aku bahkan masih ingat jelas ketika Sana mencoba memaksamu untuk bercinta dengannya dan mengambil keuntungan darimu di malam itu". Ucapan irene memunculkan banyak pertanyaan di kepalaku. Dia berani melakukan tes DNA, dan mengetahui tubuhku dengan sangat detail. Tapi perkataan irene tentang Sana membuatku penasaran.

"Malam itu? Sana memaksaku bercinta? Apa maksudmu irene, aku sangat bingung".  Kebingungan ini membuat kepalaku pusing. Terlalu rumit. Irene menghela nafas lagi, kurasa dia tahu semuanya yang terjadi malam itu. Malam yang menjadi alasan Sana membuat pengakuan aku telah menidurinya, hingga aku dipaksa menikahinya.

"Sana mengatakan kau telah menidurinya di malam ketika kau bertengkar dengan nya di ruang tamu kan? Apa kau ingat aku menelponmu malam itu untuk membahas proyek yang bermasalah di busan? Setelah menelponmu, aku langsung datang ke rumahmu untuk menyerahkan berkas penting tentang proyek itu. Tapi apa yang kulihat waktu itu membuatku terkejut lisa". Alisku berkerut, sengaja aku diam dan membiarkan irene berbicara. Aku ingin tahu yang sebenarnya.

Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!PWhere stories live. Discover now