You Are Mine

2.1K 151 3
                                    

Lisa Pov

Ini sudah kedua kalinya aku merawat dan mengompres kaki wanita. Lebih tepatnya kaki terkilir. Anehnya, kenapa berturut-turut begini?. Tadi siang baru saja merawat sana, aku mengantarnya ke rumah sakit di pagi hari. Dan siangnya aku mengantarnya pulang. Karena merawatnya hingga sore, aku melewatkan jam kuliahku hari ini. Mau bagaimana lagi? Dia terkilir begitu karena ulahku. Aku tidak mau di marahi paman hyunbin karena mengabaikan sana. Mommy dan daddy mungkin akan lebih parah dari sekedar memarahiku. Mereka lebih menyayangi sana dari pada aku yang anak kandung.

Yang membuatku tidak habis pikir, situasiku sekarang lebih buruk, kurasa. Mungkin aku tidak canggung dengan sana karena kami terbiasa tidur bersama di kamarku, bahkan satu ranjang. Tapi ini berbeda, saat ini aku dikamar wanita yang baru ku kenal, jennie. Aku baru mengenalnya, jadi aku rasa masih tidak pantas jika aku masuk ke kamarnya. Jisoo mungkin akan berpikiran yang tidak-tidak tentangku, jika dia tahu ini. Tidak ada pilihan untukku, aku harus merawat kaki jennie. Dia kesakitan dan meminta bantuanku. Mana mungkin aku mengabaikan orang yang kesusahan. Di tengah malam begini jisoo pasti sudah tidur nyenyak. Aku tidak ingin mengganggunya, lebih tepatnya aku tidak ingin mengganggu chaeyong tidur.

Sudah 10 menit aku mengompres kaki jennie. Dia duduk bersandar di kasur dengan kakinya yang saat ini aku pegang. Yaahh lebih tepatnya aku duduk di pinggir kasur, di depannya. Aku tahu rasanya sakit ketika kaki terkilir, sering mengalaminya ketika bermain basket. Cukup sering juga aku merawat kakiku sendiri hingga sembuh. Itulah kenapa aku tahu cara merawat kaki bengkak karena terkilir.

Aku tahu dia sejak tadi menatap ke arahku, terlihat dari ujung mataku. Entah apa yang dia pikirkan sambil tersenyum memandangiku yang sedang merawatnya. Tidak berani aku mengangkat wajah ku untuk menatapnya. Rasanya canggung, berdua didalam kamar bersamanya. Bukankah cukup aneh? Aku merasa tidak tenang. Rasanya jantungku memompa begitu cepat. Suhu disekitarku terasa panas. Ada apa denganku? Mungkin karena aku masih pusing akibat minum alkohol? Kurasa mungkin begitu. Tapi jika ku pikir lagi, alkohol tidak memberikan efek berdebar pada jantung. Kurasa harus menghindari mabuk, mungkin jantungku sudah lemah, aku takut memiliki penyakit jantung. Tidak mau mati muda, aku belum pernah bercinta!. Setidaknya izinkan aku bertemu orang yang aku cinta dan melakukan sex dengannya!.

Airnya mulai dingin, kurasa harus ambil yang baru.

"Jennie , airnya sudah dingin. Aku akan ambil yang baru". Cukup lelah untuk kembali ke dapur, menuruni tangga sulit ketika aku masih pusing seperti ini.

"Tunggu lisa, tidak perlu turun ke dapur. Aku tahu kau kesulitan berjalan, aku melihatmu minum bersama jisoo oppa tadi. Lebih baik kau ambil air di kamar mandi kamar ini saja. Disana juga ada air hangat". Dia menunjuk ke arah kamar mandi di kamarnya yang terletak tidak jauh dari lemari pakaian. Kamarnya sangat nyaman dan bersih, aroma ruangannya vanilla. Cukup manis untuk gadis sepertinya. Dia terlihat seperti kucing.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Melangkah ke kamar mandinya untuk mengganti air. Ketika masuk ke kamar mandi itu, tercium aroma mawar. Baru ku ketahui dia menyukai lilin aroma terapi. Disamping bathub terdapat 6 lilin. Kamar mandinya cukup bagus, lantainya marmer. Bathubnya besar, mungkin dia sangat menyukai berendam. Kurasa dia tipe wanita yang menyukai designe, terlihat dari shower yang berwarna emas.
~---~

Jennie Pov

Jantungku berdebar sekali!. Tidak bisa berdetak dengan normal. Rasanya gugup. Lisa sedang di kamar mandi, dia perhatian sekali padaku. Tidak salah aku memilihnya untuk menjadi yang pertama bagiku. Sebelum dia kembali, aku harus memastikan pintu kamar ini terkunci. Aku tidak mau dia kabur atau ada yang mengganggu dari luar. Bergegas aku ke pintu kamar dan menguncinya.

Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!PWhere stories live. Discover now