Bitch!!!

942 87 1
                                    

Jennie Pov

Lama sekali hanya untuk membeli es krim, jisoo oppa lelet sekali. Ini sudah 1 jam sejak dia pergi, menunggunya di sofa sambil menonton tv seperti ini membuatku bosan. Aku sedang tidak ingin menonton tv, hanya mengisi waktu sambil menunggu oppa datang membawa es krimku. Siang ini cuaca terasa panas, aku meminta pada jisoo oppa untuk membelikanku es krim karena aku ingin makan itu. Aku baru sadar, mungkin akhir-akhir ini porsi makanku bertambah karena aku sedang hamil. Aku juga sangat sensitif, mungkin karena kehamilanku ini. Sebelumnya aku tidak menyadari perubahan sikap dan emosiku, setelah pemeriksaan kemarin baru teringat jika aku memang mengalami gejala kehamilan akhir-akhir ini.

"Jennie, apa kau ingin minum sesuatu? Aku akan membuatkannya untukmu". Rose duduk disampingku sejak tadi, menemaniku menonton tv. Jisoo oppa meminta rose untuk menjagaku. Oppa ku yang konyol itu memang sangat perhatian dan perduli padaku, apalagi sejak tahu aku sedang mengandung.

"Aku ingin permen kapas saat ini rose". Wajah rose terlihat bingung.

"Jennie, aku menawarkanmu minuman. Kau malah meminta permen kapas, aku tidak bisa membuatkannya untukmu". Rose menggelengkan kepalanya. Aku tidak haus, aku memang ingin permen kapas sekarang. Itu bukan kemauanku, mungkin aku sedang ngidam. Apa calon bayiku ini perempuan?

"Aku tidak ingin minum apapun rose, aku ingin permen kapas. Apa kau mau melihat calon keponakanmu selalu meneteskan air liur nantinya?". Aku mengatakan ini dengan nada serius. Rose mengangkat bahunya, wajahnya terlihat seperti keheranan.

"Jangan mengatakan hal seperti itu jennie. Itu akan menjijikan jika anakmu selalu meneteskan liur. Sangat aneh nantinya. Sudahlah, kita tunggu jisoo saja, kita akan memintanya membelikanmu permen kapas". Aku ingin tertawa mendengar ucapan rose. Terdengar suara orang datang, mungkin jisoo oppa.

"Huuffthh.. hah.. hah.. je-jen ini es krim ya-yang kau inginkan. Cepatlah makan, nanti meleleh jika dibiarkan terus. Cuaca saat ini panas sekali". Jisoo oppa membuatku tertawa, dia seperti baru saja berlari. Terlihat kehabisan nafas dan ngos-ngosan. Oppa membawa 3  kotak es krim di tangannya.

"Kemarikan es krimnya oppa, aku sudah menunggu lama. Untung kau datang, aku ingin permen kapas saat ini. Cepatlah pergi sekarang ke supermarket, jangan terlalu lama seperti tadi. Kau sangat lelet seperti siput". Jisoo oppa menyerahkan es krim padaku dengan wajah kesal. Aku membuka kotak es krimnya, bukan yang aku inginkan. Bahkan sudah meleleh menjadi cair. Membuat mood ku buruk.

"Jennie, apa kau ingin menyiksaku? Aku baru saja sampai, kau memintaku untuk pergi lagi membeli permen kapas? ". Segera aku berdiri dengan kesal, sepertinya jisoo oppa keberatan memenuhi permintaanku.

"Aku tidak mau memakan es krimnya!. Itu sudah mencair, dan bukan rasa yang ku inginkan. Bukankah tadi sudah kubilang kalau aku ingin rasa choco mint, vanila dan banana. Kenapa kau membeli rasa lain oppa? Belikan saja aku permen kapas sekarang! Kau tidak boleh pulang sebelum mendapatkannya". Nada bicaraku menunjukkan rasa kesalku. Sangat menjengkelkan. Apa yang aku mau tidak terpenuhi. Oppa membuatku selalu emosi. Andai saja ada lisa disini, dia pasti akan membelikan apapun yang aku mau. Lisa bahkan belum menghubungiku hingga sekarang, membuatku gelisah dan cemas.

"Jisoo, cepatlah pergi dan beli permen kapas untuk jennie. Aku tidak mau calon keponakanku meneteskan liur nantinya. Sangat menjijikan membayangkan hal itu". Rose menggerakan tangannya mengusir oppa. Melihat rose seperti itu, membuat jisoo oppa tertunduk lesu dan berjalan menuju pintu keluar rumah ini. Sebenarnya aku kasihan pada oppa, mungkin dia lelah. Tapi aku sangat ingin permen kapasnya. Siapa lagi kalau bukan oppa yang membelinya kan?. Lisa belum kesini.

Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!PWhere stories live. Discover now