Teror

638 71 1
                                    

Jennie Pov

Apa wanita hamil memang makan sebanyak ini?. Perutku belum merasa kenyang, padahal sudah makan 3 jenis hidangan. Aku meminta rose untuk masak ramyeon, jjampeong dan jajangmyeon. Entah kenapa hari ini aku ingin makan berbagai menu yang terbuat dari mie. Rose sangat baik, dia dengan senang hati menuruti permintaanku.

Menonton drama romance sembari makan seperti ini sangat menyenangkan. Tidak ada yang mengganggu waktu santaiku. Jisoo oppa bahkan tidak menyuruhku untuk kuliah, dia bilang tadi agar aku istirahat saja dirumah. Oppa menelpon dosenku dan meminta izin agar aku bisa cuti kuliah selama 3 hari.

Disinilah aku, menikmati makananku dengan lahap sambil bersantai menonton drama. Tentu saja ditemani oleh rose. Jisoo oppa tidak membiarkanku sendirian, dia semakin protektif saat aku hamil. Rose juga begitu teliti merawatku, dia menyiapkan dan menuruti semua yang kuinginkan. Kecuali jika aku meminta hal gila, contohnya seperti tadi saat aku menciumi baju kotor milik lisa.

Lisa meninggalkan kemejanya di kamar, dia lupa membawanya ke tempat laundry. Saat aku pulang dari kantor pencatat pernikahan, aku langsung masuk kamar, dan ada kemeja lisa di sofa kamarku, tertinggal. Entah kenapa saat aku melihat kemeja itu, aku langsung mengambil dan menciumi kemeja itu. Rasanya seperti lisa ada di dekatku, ada aroma tubuh lisa di bajunya.

Tiba-tiba rose masuk kamarku, kurasa dia ingin memanggilku untuk makan. Wajahnya kaget saat melihatku dan langsung melarangku untuk menyentuh kemeja lisa. Padahal aku sangat suka dan nyaman ketika menghirup kemeja lisa. Tapi rose melemparkan baju itu kedalam keranjang pakaian kotor. Dia menariku keluar kamar, yaah.. dan disinilah aku, makan masakan rose.

"Jennie, kau harus makan perlahan. Jika kau tersedak mungkin baby kecil akan ikut tidak nyaman". Aku melirik rose, dia berbicara sambil mendongak menatapku. Rose duduk di lantai depan sofa, dia memilih duduk di lantai dari pada di sofa.

"Rose, apa kau tidak pernah membaca buku tentang kehamilan.?. Tidak ada hubungannya aku tersedak dengan kondisi bayiku. Jika aku tersedak, tentu saja hanya aku yang akan menderita, tenggorokanku akan sakit". Aku berbicara sambil mengunyah, makan jjampeong. Tidak bisa menghentikan makan, rasanya sangat lapar meski sudah habis 1 mangkuk ramyeon.

"Untuk apa aku membaca buku tentang wanita hamil? Aku juga malas membaca majalah kehamilan. Lebih baik aku membaca buku atau melihat berita tentang makanan.". Ucapan rose sangat lucu, dia memang lebih suka makanan. Tangannya saat ini memegang remot televisi, mengganti channel drama menjadi animasi.

"Kau hampir tiap malam bercinta dengan oppa. Jisoo oppa sangat menyukai seks, besar kemungkinan kau juga akan segera hamil rose. Pengetahuan kehamilan mungkin berguna untukmu nantinya". Aku mengambil remot yang dipegang rose, mengganti channel kembali ke saluran drama romance yang kusuka. Rose menoleh dan mendongak menatapku.

"Mahasiswi kedokteran sepertimu pasti sudah mengetahui banyak pengetahuan tentang kehamilan, seks atau sejenisnya. Sedangkan aku harus membaca jika ingin tahu. Merepotkan, aku malas sekali". Rose memutar bola matanya, aku mengangguk merespon jawaban rose. Karena memang benar, matakuliahku sangat mendetail membahas reproduksi sekaligus ada uraian bahasan tentang kehamilan.

"Apa kau tidak ingin hamil rose?. Tidak tertarik mengandung dan memiliki bayi?. Kau tahu? Sangat menyenangkan dan begitu bahagia memikirkan memiliki anak dari orang yang kau cintai. Kau juga tidak akan kesepian, nantinya kau bisa bermain dan bersenang-senang dengan anakmu rose. Aku bahkan sudah tidak sabar menantikan bayiku ini lahir. Lisa dan aku akan merawatnya bersama". Aku tersenyum sangat bahagia pada rose, dia menatapku degan tatapan penasaran. Kurasa dia tertarik dengan penjelasanku.

"Jisoo selalu memintaku meminum pil anti hamil. Itulah kenapa aku tidak hamil dan mengandung hingga saat ini. Sebenarnya aku juga ingin hamil anaknya, tapi sepertinya jisoo tidak tertarik untuk memiliki anak denganku." Wajah rose berubah jadi murung, dia terlihat sedih. Melihatnya seperti itu, membuatku menghela nafas karena simpati. Aku meletakkan mangkuk yang kupegang di meja.

Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!PWhere stories live. Discover now