Hot Night (M)

4.7K 194 4
                                    

Lisa Pov

Seorang wanita cantik saat ini sedang menatapku dengan wajah penuh harap. Aku bisa melihat matanya yang penuh dengan ketidasabaran menunggu jawabanku. Dia memintaku untuk bercinta dengannya sebagai peresmian menjadi pasangan kekasih. Wanita ini kekasihku sekarang, jennie kim, itu namanya. Dia menawarkan bantuan padaku dengan menjadi kekasihku. Awalnya aku ragu karena takut menyakitinya, apalagi kita baru mengenal. Setelah berbicara denganya, aku setuju menerima tawarannya. Dia perlahan membuatku yakin dan percaya padanya. Tidak ada salahnya aku mencoba. Lagi pula jennie adik jisoo, aku yakin dia gadis yang baik. Meskipun aku sedikit merasa dia tipe gadis yang berani dalam bertindak. Mungkin itu memang karakternya.

Karena pengaruh alkohol, aku merasa tubuhku sedikit diluar kendali. Terasa panas dan membuatku lebih bergairah. Ini situasi yang buruk, ketika kondisiku begini malah jennie memintaku untuk bercinta dengannya. Itu sulit untuk menolak hasrat bercinta ketika berada dalam pengaruh alkohol. Entah kenapa aku ingin menerimanya, bercinta dengannya. Tapi mengingat dia adalah adik jisoo, aku merasa tidak boleh melakukannya. Karena jisoo bahkan belum tahu jika aku memacari adiknya. Setidaknya setelah jisoo tahu hubungan aku dan jennie, baru aku bisa bercinta dengan jennie.

Jennie saat ini sedang menatapku, aku tidak tahu harus mengutarakannya seperti apa. Takut menyakiti perasaannya jika menolak ajakannya. Dengan segera aku bangkit dari duduk dan berjalan cepat ke arah pintu, aku harus keluar dari kamarnya sebelum kehilangan kontrol diri.

Ceklek... Ceklek...

Kenapa pintunya tidak bisa dibuka?

"Jennie, pintunya tidak bisa dibuka. Kita terkunci disini, aku akan telpon jisoo". Aku berbalik ke arah jennie untuk memberitahunya kalau pintunya terkunci. Dia berjalan mendekatiku dengan tatapan tajam yang menggoda dan menyeringai padaku. Ekspresinya membuatku tidak mengerti situasi sekarang. Seingatku tadi aKu membawanya masuk kamar ini melalui pintu, dan kenapa sekarang tiba-tiba terkunci?. Dan kenapa kakinya baik-baik saja?. Belum sempat aku berpikir mencari jawaban kebingunganku, jennie mengatakan sesuatu dan membuatku mematung.

"Honey.... Kenapa kau tidak mendengarkanku? Kenapa kau menolaku? Apa kau tidak menginginkanku?". Dia mengalungkan kedua tangannya di leherku. Berbicara dengan nada sedikit berbisik, wajahnya sangat dekat hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang hangat. Sungguh, dia sangat sexy dimataku.

"Je-jennie, a-aku ingin melakukannya, tapi tidak sekarang. Oppa mu belum tahu tentang kita.". Tiba-tiba dia mencium leherku dengan gerakan tergesa. Aku kaget karena sikapnya. Tidak hanya menciumi, dia bahkan menjilat dan menghisap leherku. Aku yakin itu akan meninggalkan tanda, aku bisa merasakannya. Dia seperti vampir yang kelaparan sekarang. Dengan ganas menikmati leherku terus menerus bergantian kanan dan kiri. Aku tidak bisa menahannya lagi. Sudah cukup aku memberikan akses padanya karena dia kekasihku sekarang. Tapi jika terus berlanjut, aku tidak yakin aku akan bisa mengatasi hormonku.

Oh no, aku keras, bagaimana ini?

Juniorku berdiri karena jennie. Kakiku lemas dan gemetar. Aku tidak tahu seberapa keras penisku tegang saat ini. Tiba-tiba jennie berhenti dari aksinya, menarik diri dari leherku. Dia melihat ke penisku dan menyeringai. Mungkin dia merasakan tonjolanku tadi, hingga dia berhenti dari aksi menelusuri leherku.

"Untuk apa kau menolak jika kau menginginkannya? Jangan pikirkan hal lain ketika kau bersamaku. Oppaku akan menyetujui keputusanku, kau tidak perlu khawatir". Tangan kanannya perlahan turun dari dada menuju penisku. Aku mengerang dengan mata terpejam ketika dia menyentuh dan meremasnya. Ini gila! Dia membuatku gila!.

"Uurghhh... Jennie...". Aku menyentuh tangannya yang meremas penisku. Untuk menghentikan aksinya. Dia menepis kasar tanganku.

Perlahan dia membuka kancing bajuku satu persatu. Ekspresi wajahnya membuatku bergairah. Matanya penuh nafsu, senyumannya terukir seringai sexy. Wajahnya merah merona, dia berkeringat di leher dan rahangnya. Aku sungguh ingin menjelajahi seluruh tubuhnya.

Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!PWhere stories live. Discover now