Dinner

981 96 3
                                    

Lisa Pov

Villa pribadiku cukup jauh dari soul, berada di dataran tinggi yang dikelilingi alam.  aku sengaja membawa jennie kesini, Agar tidak ada yang menemukan kami berdua. Ingin membuat kejutan untuk jennie, mengajaknya makan malam romantis di atas bukit. Aku menyiapkan semuanya hanya demi membuat jennie bahagia. Chef richard sengaja aku undang tadi sore untuk datang dan memintanya memasak menu dinnerku bersama jennie.  Untuk designe dinner romantis, aku yang menyiapkan semuanya. Sengaja menghiasi sekitar lokasi dinner dengan lilin.

Jisoo mengantar jennie sendiri kesini. aku sangat berhutang budi pada jisoo karena selalu membantuku untuk bertemu jennie. Mungkin saat ini jisoo menunggu di dalam villa, sementara aku dan jennie duduk menikmati dinner kami dengan pemandangan langit dan alam yang indah. Dari sini terlihat jelas kota soul yang memancarkan gemerlap lampu.

Malam ini jennie sangat cantik, mengenakan dress maroon tanpa lengan yang panjangnya di atas lutut. Rambutnya tergerai indah seperti biasa, pipi mandunya terlihat menggemaskan meski aku melihatnya dari sebrang meja. Karena saat ini jennie duduk di kursi dinner di depanku, Menikmati steak yang dibuat chef richard. Menu dinner kami malam ini steak medium rare dan wine.

Tatapanku tidak bisa kualihkan, sejak tadi hanya menatap jennie yang sedang menyantap makanannya. Dia tersenyum ketika sedang mengunyah, kurasa dia menyukai steaknya.

"Honey, kenapa kau tidak memakan steak mu?". Dia berbicara sambil mengunyah, terlihat pipinya mengembung karena sedang makan.

Kiyowo

"Aku senang melihatmu menikmati makanannya. Kau menyukainya love? Se enak itukah?". Sangat bahagia melihat senyum kekasihku ini. Aku menyentuh dan mengusap pipinya. Rasanya begitu tenang melihat jennie ada di depanku.

"Ne! Aku sangat suka, ini sangat enak honey". Gummy smile nya terukir. Dia sangat bersemangat saat ini. Terlihat jelas ekspresinya menunjukkan kebahagiaan.

"Love, bisakah kau menutup mata sebentar? Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu". Alisnya mengernyit, matanya berkedip cepat sebagai tanda dia bingung. Ditengah kebingungannya, justru dia menuruti perkataanku. Jennie meletakkan alat makannya dan memejamkan mata.

Aku bangun dari duduk dan melangkahkan kaki mendekati jennie.  Berdiri di belakangnya.

"Bukalah matamu love".

"Honey..... Ini? Sangat cantik". Sejenak jennie kaget melihat sebuah kalung melingkar di lehernya. Terus menerus menatap liontin kalung itu dan menyentuhnya.

"Apa kau suka? Aku sengaja meminta ahli perhiasan yang ku kenal untuk membuat kalung itu". kurasa dia terpesona dengan kalung itu, tidak menjawab pertanyaanku. Aku membuka jas yang kupakai, memakaikannya pada jennie. Aku tidak mau dia kedinginan, udara disini cukup dingin  bila malam hari.

Jennie masih memperhatikan kalungnya, sejak tadi menunduk mengagumi kalung itu. Aku ingin melihat wajahnya, ingin melihat senyumnya yang cantik. Aku melangkah ke samping kursinya, berdiri sejenak disana dan kemudian berjongkok. Terlihat jelas wajahnya yang cantik dari bawah. Ada air yang membasahi pipinya yang lembut.

"Love? Kenapa kau menangis? Apa kurang suka? Aku akan merubah designe kalungnya jika kau mau". Air matanya semakin banyak keluar, aku tidak mengerti kenapa jennie menangis. Dia menggeleng menjawabku. Lalu menatapku, matanya berkaca-kaca karena ada air mata yang menggenang. Hidungnya mulai merah.

"Honey... Aku suka, sangat suka. Apalagi inisial nama kita tertera, JL itu singkatan yang bagus. Aku hanya terlalu bahagia. Air mataku keluar begitu saja karena aku sangat senang". Ternyata jennie tersentuh, aku kira dia menangis karena sedih. Syukurlah jennie menyukai kejutan dan hadiahku. Di sela terharu yang dia rasakan, gummy smile nya terukir. Aku juga tersenyum manis padanya, ingin menunjukkan padanya kalau aku sangat beruntung memiliki dia di hidupku.

Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang