Decision

1K 59 9
                                    

Seoul Medical Hospital

20.45 KST

Sana Pov

"Nak, apa kau yakin?. Keputusanmu tidak boleh tergesa seperti ini. Kau harus memikirkannya secara matang agar kau tidak menyesalinya nanti, Sana". Appa bertanya dengan cemas padaku. Berdiri disisi ranjang dengan memegang tanganku.

"Aku tahu apa yang ku lakukan, appa. Aku sudah memutuskannya, setelah urusanku disini selesai aku akan langsung pergi ke jepang". Aku bicara dengan yakin agar appa tenang.

"Tapi kenapa mendadak begini? Ada apa sebenarnya? Kau bahkan baru saja mengalami hal buruk, sayang". Eomma juga berbicara dengan nada khawatir, aku tahu dia mungkin bingung atas apa yang ku katakan.

"Percayalah padaku appa, eomma. Ini yang terbaik bagiku dan lisa saat ini. Kami sudah membuat kesepakatan, dan dia menyetujuinya". Hanya ini yang ku beritahu pada mereka, hal lainnya harus menjadi rahasia antara aku dan lisa saja.

"Kesepakatan? Apa yang kalian bicarakan saat berdua tadi?". Eomma penasaran, jelas sangat ingin tahu.

Tentu saja tidak akan ku beritahu, semuanya akan sia-sia jika apa yang ku rencanakan gagal.

Gelengan kepala aku lakukan sebagai jawaban untuk mereka.

"Ya sudah, tidak masalah jika tidak ingin mengatakan pada appa dan eommaAppa tidak ingin hidupmu menderita, kau harus bahagia putriku". Appa mengusap kepalaku dengan lembut, tersenyum padaku.

Begitu juga eomma, tersenyum manis dan mengelus lenganku. Mereka seolah mengatakan bahwa sangat menyayangiku, menerima apa yang ku putuskan meskipun tidak tahu secara keseluruhan tujuanku.

"Lalu, bagaimana dengan kuliah dan lisa? Bukankah kau justru akan berpisah dari lisa nantinya?". Kembali appa bertanya, sembari duduk di kursi samping ranjang ini.

"Aku akan melanjutkan kuliah di jepang, tentang lisa kalian tenang saja. Meskipun aku harus terpisah darinya, tapi kurasa sebagai gantinya tetaplah sebanding. Sudah ku katakan lisa menyetujui permintaanku, aku mengatakan padanya ini sebagai permintaan terakhir sebelum aku pergi dari hidupnya". Lagi-lagi appa dan eomma bingung, mereka tidak mengerti maksud ucapanku. Alis dan dahi mereka bahkan mengernyit.

"Sudahlah appa, eomma. Sudah ku katakan tidak perlu cemas bukan?. Percaya saja padaku". Sekali lagi aku meyakinkan mereka, tersenyum manis menatap mereka bergantian.

Mereka mengangguk meskipun masih terlihat ragu. Aku tahu mereka sangat menyayangiku, itu sebabnya terkesan protektif. Termasuk tentang keputusanku ini, wajar mereka berdua cemas.

Apalagi selama ini appa dan eomma sangat tahu jika aku memang sangatlah bergantung pada lisa.

Mendadak memutuskan untuk menjauh dari lisa tentu saja appa dan eomma terkejut, mungkin tak menyangka aku akan semudah ini melepaskan lisa.

"Kalau begitu, appa akan memberitahu halmonie mu nanti. Dia pasti sangat senang jika tahu kau akan tinggal bersamanya. Bahkan Saat tahu kau terluka seperti ini, halmonie mu mengatakan di telpon tadi kalau akan langsung datang ke korea dan meninggalkan pekerjaannya di jepang. Dia sangat mengkhawatirkanmu". Appa bicara dan tersenyum, dia membicarakan tentang nenek tercintaku.

Yah benar, halmonieku itu sangat mencintai dan menyayangiku. Aku juga sangat menyayangi halmonie.

Sejak kecil selalu memanjakanku setiap kali bersamanya. Meskipun tinggal berjauhan dan berbeda negara, halmonie cukup sering berkunjung ke korea hanya untuk menemuiku.

Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!PWhere stories live. Discover now