Stalk

1.5K 105 8
                                    


One week later

Lisa Pov


Daddy sengaja membuatku sibuk dikantor. Memberikanku begitu banyak pekerjaan. Tadinya aku hanya perlu menghadiri rapat jika dia tidak bisa hadir, atau hanya datang ke kantor ketika membahas masalah yang terjadi. Semenjak kejadian malam itu di rumah Sana, malam dimana aku di sangka meniduri Sana, daddy mengharuskan ku datang ke kantor setiap hari. Dia sengaja membuatku sibuk, mungkin agar aku tidak punya waktu bertemu jennie.

Sudah ku katakan hubunganku sudah berakhir dengan jennie. Tapi sepertinya daddy tidak begitu percaya dengan pengakuanku. Tetap saja membuatku sibuk bekerja terus menerus. Untungnya ada irene yang membantuku, irene sekertaris yang bisa diandalkan. Jadi pekerjaan sialan di kantor ini yang ku kerjakan, bisa ku selesaikan lebih cepat dari yang seharusnya.

Seperti sekarang, aku duduk di kursi kerja sambil membaca laporan semua proyek yang ditangani bulan ini. Sangat banyak, menumpuk di mejaku.  Melihat tumpukan berkas ini saja sudah membuatku pusing. Aku muak, rasanya ingin bebas dari situasi ini.

Ceklek.....

"Lisa, belum selesai dengan file proyek?". Suara irene, pandanganku beralih kearah irene yang berjalan masuk menuju sofa, dia duduk di sofa dan tersenyum padaku.

"Ne, masih banyak. Pekerjaanmu sudah selesai irene? Cepat sekali kau kesini". Di hari irene tidak masuk karena alasan sakit 2 minggu yang lalu, dia izin kerja selama 2 hari. Entah sakit apa yang dia alami. ketika aku  bertanya di hari berikutnya dia masuk kantor, dia hanya mengatakan tidak enak badan.

"Aku ingin mengajakmu makan siang bersama. Ini sudah jam 1 lisa, lanjutkan nanti saja pekerjaanmu setelah kita makan". Aku melihat jam di tanganku untuk memastikannya. Benar, sudah jam 1 siang. Aku selalu makan siang bersama degan irene jika aku sedang dikantor.

"Baiklah, apa yang ingin kau makan? Aku sangat ingin makan samgyetang".  Aku beranjak bangun dari kursi, merapikan berkas dan pena di meja. Berjalan menghampiri irene di sofa dan tersenyum padanya. Dia terlihat berpikir sejenak untuk menjawabku.

"Lobster, aku ingin makan itu. Bisakah kita kali ini makan di restoran seafood saja?". Senyumannya terukir ketika mengatakan itu. Dia beranjak bangun dari duduk.

"Irene, apa kau ingin tubuhmu dipenuhi bintik merah dan gatal? Bukankah kau alergi lobster?". Alisku mengernyit melihat irene. Setahuku dia alergi pada makanan laut sejenis udang, termasuk lobster. Kenapa malah ingin makan itu?

"Tentu saja tidak mau, sangat menyiksa dan terasa perih. Padahal aku sedang ingin memakannya sekarang. Andai saja aku tidak punya alergi". Wajahnya cemberut dan terlihat kesal. Irene lucu sekali ketika menggerutu seperti ini. Seperti anak kecil.

"Bagaimana kalau kita makan di tempat biasa saja? Aku rindu jajangmyeon buatan ahjumma". Jika ku ingat-ingat, sudah lama aku tidak makan di tempat ahjumma langganan kami. Jajangmyeonnya menurutku sangat enak. Aku dan irene sering kesana karena kami sama-sama menyukainya. Sudah 2 minggu ini aku tidak pernah kesana.

"He'em, aku juga merindukan ahjumma. Ingin menjenguknya, sekalian makan jajangmyeon buatannya". Irene menganggukan kepalanya tanda setuju. Dia menggandeng lenganku, tidak masalah bagiku. Karena sejak dulu kami sudah dekat, irene memang sering memeluk lenganku ketika berjalan.

Aku dan irene mengendari mobilku ke restoran ahjumma yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantor. Sekitar 15 menit sampai jika mengendari kendaraan. Sangat lapar, rindu rasa jajangmyeon ahjumma. Memikirkannya saja membuatku ngiler.

Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!PWhere stories live. Discover now