9. Gista Lemah Iman

5.1K 474 31
                                    

Baca pelan-pelan, ini puanjang...!
Happy Reading 🥰

______

Dua hari Arda meninggalkan Elea bersama Gista untuk kunjungan bisnis ke seberang pulau. Dengan Gista yang ternyata sakit lambungnya juga kambuh, mengharuskan tinggal di rumah sakit lebih lama. Meskipun sempat hitung-hitungan dengan Vilia perkiraan biaya rumah sakitnya yang sampai puluhan juta sehari semalam, Gista bersyukur Elea bisa nyaman ada di ruangan ini seharian. Walaupun sesungguhnya, biaya rumah sakit yang sudah terhitung empat hari sejak masuk membuat kepalanya cekot-cekot.

ART dan suster Elea benar-benar datang menemani mereka, jadi Gista tinggal bersuara dan ART sigap melaksanakan. Namanya Bu Wiwik, usianya 40 tahun tapi geraknya gesit dan katanya bisa hampir semua pekerjaan. Mengaku bekerja pada Arda semenjak ada ibu kandung Elea. Sedang pengasuh Elea bernama Suster Rita, 30 tahun. Baru bekerja dengan Arda ketika usia Elea satu tahun.

Sayangnya saat Vilia bertanya apakah  ibu kandung Elea sudah meninggal seperti ucapan Elea, yang bilang Mami in heaven adalah benar. Bu Wiwik menjawab kurang tahu, yang bagi Vilia adalah jawaban bahwa ibu kandung Elea masih hidup. Seperti informasi yang dia dapat bahwa ibu kandung Elea adalah super model.

"Gis, Andin bilang apa kemarin?" Vilia mengorek informasi. Pasalnya gelagat Andin itu aneh akhir-akhir ini, hanya saja Vilia masih menyimpan untuk dirinya sendiri. Tidak ingin membuat Gista yang sakit khawatir soal sahabat kesayangan mereka.

"Nggak ada selain kerjaan. Mereka berdua ya, jenguk-jenguk bukannya nyuruh aku istirahat malah ngerecokin kerjaan. Mereka pulang, aku diare. Asem! " Gerutu Gista atas kelakuan Andin dan Tisa.

Vilia tertawa, dirinya setuju Gista mempekerjakan teman-temannya karena tahu bagaimana kinerja ke duanya. "Ya biarin aja Gis, kecuali kamu koma mereka nggak bakal ngericuhin kamu."

Gista mencebik, "mulut please. Gimana liburan? Pak Wibowo jadi ngajakin tahun baruan ke mana?" Wibowo adalah nama belakang suami Vilia.

Yang ditanya meringis sebelum menjawab, "makanya aku dan Mario di sini seharian karena nanti malem kita berangkat ke Bali. Pak Suami udah booking villa jauh-jauh hari. Masih romantis nggak sih dia, Gis...?" Vilia memekik lebay. Senang suaminya masih seperhatian dulu.

"Mario gimana?"

"Ya aku bawa lah! Sama keluarga besar kok. Pinter kan dia, bisa lah nanti aku nitipin Mario ke mertua supaya bisa pacaran lagi sama do'i." Vilia mengungkapkan rencananya, membuat Gista mendengkus iri.

"Mangkanya gass cari cowok lagi. Nggak suka bapaknya Lele, gadun tua tempo hari mau?"

"Iyuh, sory...! Nggak doyan aku yang terongnya lemes layu kek gitu." Gista bergidik, mengingat kejadian dirinya ditumbalkan oleh Tisa pada abg tua tidak tahu malu.

"Kurang ajar si Tisa, bisa-bisanya dia manggil aku setelah setuju chek in. Itu anak gila apa gimana?"

Vilia terbahak, "dia cemas sampai nangis, mikirin kamu tau! Dia ketakutan sama itu kakek. Kenapa bukan manggil Andin, karena dia nggak akan seencer akal bulusmu buat lari dari cengkeraman di kakek." Vilia menjelaskan.

"Untung banget, kamu selalu masukin parfum merica sama obat pencahar ke tas aku, Vil. Kalau enggak, gimana kalau aku diperkosa kakek-kekek bau tanah." Vilia terbahak-bahak pada keluhan yang selalu Gista ucapkan ini. Gista sendiri masih sering menyalahkan Tisa soal kejadian tersebut. Mewanti-wanti temannya semenjak di bangku kuliah itu agar lebih hati-hati dalam menjalin relasi.

Kemudian ponsel Vilia berdering, telepon dari suami yang menanyakan keberadaannya.

"Pada akhirnya, aku harus kembali ke rumah buat siap-siap. Pesawatku pukul tujuh nanti, tapi kota termacet ini mengharuskan aku untuk segera bersiap lebih dini. Kamu oke kan aku tinggal. Ada Bu Wiwik sama Sus Rita, kan?" Bisik Vilia saat samlai di kalomat terakhir.

Mengintip Hatimu Dari Balik HatikuWhere stories live. Discover now