18. The Real Arda

4.6K 501 75
                                    

21++
Yang kalian tunggu-tunggu 😆🤭

Eit, yang belum 21 dan atau yang belum punya pasangan sah, jangan deket-deket. Kalau maksa, emak nggak nanggung efeknya loh 🙈🙈🙈

Ramein, nggak rame nggak seru kaka🤗
___________

"Mas Arda, Lele gimana?" Gista sampai melupakan anak itu. Yang dia ingat, Elea terus memeluknya sebelum dia pingsan.

"Aku sudah meminta Sus Rita menghiburnya." Jawab Arda santai. Ekspresinya selalu tenang dengan senyum tipis. Andai jeli, Gista akan mendapati setitik kebahagiaan di wajah tampan itu.

"Dia pasti takut, sebenarnya tidak apa-apa aku pergi sendiri." Gista bisa membayangkan bagaimana sedihnya anak itu saat dia mengabaikannya.

"Kamu bisa menelponnya nanti. Tegal jauh." Ucap Arda, yang diangguki Gista. Lalu Gadis itu kembali termenung. Mengingat-ingat apa saja yang dia dan Andin bicarakan sebelum makan siang tadi.

Gista tidak menyangka, keputusan Andin menggugurkan bayinya adalah dengan cara seperti ini. Membunuh dirinya sendiri.

Mereka dalam perjalanan ke kampung halaman Andin. Ambulance jenazah ada di depan mobil mereka. Sedang Vilia dan Tisa ada dalam mobil lain yang juga ikut mengantarkan Andin menuju peristirahatan terakhir.

Dibuka galeri ponselnya. Foto mereka berempat siang tadi. Gista pikir Andin menyebut foto kenang-kenangan untuk terakhir itu ditujukan pada bayi yang dikandungnya. Ah, mengapa dia meninggalkannya tadi? Andai mereka menghabiskan waktu lebih lama setelah makan siang, mungkin niat bunuh diri tak dia laksanakan.

Andai aku tak menyuruhnya menggugurkan kandungan, sesal Gista dalam hatinya.

"Capek?" Tanya Arda penuh perhatian pada Gista yang terus melamun.

Gista mengangguk pada tanya Arda. Dia memang sangat lelah. Gadis itu menerima perlakuan manis Arda yang membelai rambutnya lalu menariknya ke dalam pelukan.

Gista tidak pernah meminta Arda terus menemaninya. Sudah ada Vilia, Raka Wibowo-suami Vilia, Tisa dan kru G&V, tetapi dia sangat menghargai kebaikan Arda.

Siapa yang sangka kalau sesungguhnya Arda memiliki misi lain. Dia ingin melihat bagaimana keluarga paman pertamanya itu cuci tangan setelah putranya menjadi penyebab kematian seseorang.

Arda sudah mengirim pesan pada Novan, asistennya, untuk memantau pergerakan Sita Subrata. Arda menunggu, dari sumber mana dana akan dialirkan untuk menutup kasus ini. Dia juga akan melihat apa yang akan dilakukan kakeknya untuk membendung beredarnya rekaman cctv, di mana Kaffa terciduk datang ke Megacity Tower, gedung apartemen Gista.

Sebentar lagi, netizen akan menemukan siapa kekasih yang lari dari tanggung jawab itu, Arda membatin. Matanya berkilat dan bibir melengkung sangat tipis, penuh dengan rencana.

Dengan suka cita, Arda menantikan penurunan saham Indoseals, anak perusahaan Indomachine yang memproduksi segel atau seal berbahan stainless dan aluminium. Indoseals berada di bawah kepemimpinan Aksan Subrata, paman pertama Arda, yang adalah ayah Kaffa.

Prediksi Arda, saham Indomachine juga akan mengalami imbas kejadian ini, meskipun tidak signifikan. Maka Arda telah memerintahkan Andreas untuk bersiap memborong saham Indoseals dan mungkin juga Indomachine lewat Andalas Sekuritas. Perusahaan yang Arda dirikan bersama sebuah kelompok mahasiswa idealis yang tidak memiliki modal.

Lima tahun lalu, lewat Andalas lah Arda berhasil mengakuisisi Bank Batavia Niaga yang dinyatakan sebagai bank gagal setelah terindikasi penggelapan dana nasabah oleh pemiliknya.

Setelah LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) menyetujui pengajuan akuisisi Andalas atas BBN, Arda menyuntikkan total 1,2 triliun secara bertahap, untuk mengatasi krisis Bank tersebut. Tahun berikutnya, Andalas dinyatakan sebagai pemilik 99% saham BBN yang kini berubah nama menjadi PT Bank Andalas, Tbk.

Mengintip Hatimu Dari Balik HatikuWhere stories live. Discover now