10. Kunti Penggoda

4.5K 471 27
                                    

Happy Reading 🥰

_______

Elea tertidur dengan kaki di atas pangkuan Arda sedang kepalanya bersembunyi di perut Gista. Gista yang semenjak turun dari pesawat tak benar-benar tertidur, sedikit terharu dengan perlakuan Arda. Setelah menyelimuti Elea, pria itu juga melakukan hal yang sama padanya, meskipun dalam diam.

Percakapan dengan bahasa kode yang dilakukan Arda dengan seseorang yang Gista tengarai sebagai asistennya, membuat Gista bergidik. Gista pikir hanya politik saja yang dijalankan dengan kotor, ternyata bisnis justru lebih mengerikan.

Upaya saling menjatuhkan dalam keluarga, menjegal saudara sedarah, bahkan tidak cukup dengan merusak citra. Sampai-sampai satu sama lain tidak segan mencelakai. Setidaknya itu yang otak awam Gista simpulkan dari percakapan mereka.

"Bu Astrid membuat pinjaman dengan Eka Tunggal. Kami belum tahu misinya, tetapi orang Karyadana terlihat makan malam dengannya." Asisten Arda duduk di samping supir, memegang berkas yang terbuka. Gista menangkap ada foto yang dicetak kertas ukuran folio dalam berkas itu.

"Karyadana?" Tanya Arda asing.

"Pialang yang baru masuk ke Indonesia satu tahun terakhir." Novan, nama asisten Arda menjelaskan.

"Secepatnya cari tahu mengenai Karyadana dan orang-orang dibelakangnya." Jawab Arda datar.

Tidak peduli tengah malam dan sedang dalam perjalan begini, otaknya masih harus diperas demi idealisme yang dia yakini.

"Karyadana terlibat pinjol ilegal, itu sedikit informasi yang saya dapat, Pak Arda."

"Cari tahu hubungan Eka Tunggal dengan Karyadana." Putus Arda, tidak ingin meremehkan pergerakan bibinya yang sering sekali menghabiskan uang itu.

"Baik." Jawab Novan sigap, sebelum meragu. "Em, Pak..."

"Ada lagi?" Arda menaikkan sebelah alisnya. Niatnya merebahkan punggungnya urung mendengar nada suara Novan.

"Pak Aksan,"

Arda memotong tak sabar keika nama itu disebutkan. "Kenapa lagi dia?"

"Sebenarnya ini tentang sepupu anda, Pak Kevin. Dia meminta Sentralindo pada kakek anda. Tentu saja Pak Aksan sangat antusias. Sebelum ke sini beliau terbang ke Surabaya untuk melobi direksi Sentralindo secara langsung." Aksan Subrata adalah paman tertua Arda dengan Kevin sebagai putra pertamanya.

"Apa dia tidak sakit? Secepat itu pura-pura lupa bagaimana dia membuat Indobank merugi?" Sampai saat ini Arda masih kesal mengapa kakeknya menyerahkan Indobank padanya setelah hancur lebur di tangan Kevin.

"Bagaimana pergerakan Paman Aryo?" Lanjutnya jadi teringat paman ke dua yang juga harus diwaspadai. Entah mengapa Arda merasa pamannya yang ini terlihat lebih mengerikan dalam wajahnya yang selalu tenang.

"Istri Pak Aryo membawa serta keponakannya, Sandrina Candrawinata. Sepertinya hendak dikenalkan dengan Pak Kaffa. Saya menduga Pak Aryo ingin berbaikan dengan Pak Aksan."

Arda paham sekali kalau dua paman itu tidak pernah akur karena saling bersaing sejak kecil. Hanya ayahnya yang memilih menjadi seniman demi menghindari konflik keluarga. Keputusan yang di tentang kakeknya itu membuat ayah Arda mendulang sukses di dunia hiburan sebagai penulis dan sutradara muda kenamaan.

Arda menggeleng samar, pernikahan bisnis bukanlah sesuatu yang bisa dia tolerir. Akankah Kaffa setuju dengan Sandra Candrawinata, lalu mengulang kisahnya yang kandas?

"Bukannya Kaffa masih dalam proses perceraian?" Tanya Arda heran.

Kalau keluarga Candrawinata masuk ke dalam keluarganya, posisi Paman Aryo akan lebih kuat, mengingat Adnan Candrawinata juga pemegang saham Indomachine group.

Mengintip Hatimu Dari Balik HatikuWhere stories live. Discover now