12. Kaya Itu Mental

3.6K 540 54
                                    

Puanjang...
Baca pelan-pelan ya, happy reading😘

________

Acara peringatan kematian itu, ditutup dengan makan malam. Ketika piring-piring disingkirkan, pembicaraan berlanjut. Bagai rapat tahunan yang membicarakan perkembangan dan evaluasi perusahaan. Ternyata semua anggota di keluarga ini termasuk para wanitanya juga terjun dalam perusahaan Setiawan Subrata yang menggurita.

Sayangnya aku nggak bakalan minder pada orang-orang kaya yang miskin etika ini, batin Gista.

Setengah hari berkumpul dengan keluarga Arda, Gista sudah dapat menilai masing-masing orang yang hadir. Gista bergidik, ngeri pada kumpulan musuh yang mengaku keluarga tersebut.

Gista menarik lengan baju Arda, demi agar Arda ikut mendengar apa yang dia dengar. "Itu suara Lele, bukan?"

Terdengar jerit tangis yang makin lama makin seru. Gista sudah mendengar dari Sus Rita dan Bu Wiwik kalau Elea suka tantrum. Tapi selama bersamanya gadis kecil itu selalu bersikap baik.

"Kemana susternya?" Arda bergumam pada diri sendiri.

"Biar aku liat," Gista bangkit dan mengangguk kecil pada orang-orang yang selalu menatapnya meremehkan.

"Kamu akan menikahi gadis itu karena Elea?" Ibu Arda angkat bicara.

"Rupanya gadis itu mau padamu karena kamu seorang Subrata. Sejak kapan kamu tidak membicarakan hal sepenting ini dengan Ibu, Arda?" Lanjut Ibu Arda menilai Gista sesuka hati.

Kekhawatiran yang tidak perlu, Gista sudah menolakku, suara batin Arda. "Aku tidak ingin membuat ibu dan kakek memikirkanku dan Elea. Tenang saja. Kakek sudah setuju."

"Ayah?" Ibu Arda meminta jawaban ayah mertuanya.

"Kupikir, aku harus menebus kegagalan perjodohan Arda dengan ibunya Elea." Jawab kakek sebelum menjeda lama.

"Seminggu Elea hilang, itu fatal bagiku. Ada baiknya kamu cepat memberikan ibu baru agar ada yang menjaga Elea. Sementara kamu fokus pada perusahaan. Selesaikan dan miliki Sentralindo dulu, kalau kamu ingin naik ke kursi CEO perusahaan induk Indomachine. Berlaku untuk anak cucu yang lain, tunjukkan prestasi kalian, maka aku akan menilai seberapa kalian pantas."

Di permukaan, Arda tetap tenang. Jauh dalam hati, pria itu puas dengan tujuan membawa Gista. Ini sesuai harapannya. Gista memang tidak salah menilai Subrata, mengerikan. Mungkin termasuk dirinya yang ambisius ini.

"Bagaimana denganku, siapa yang harus menebus pernikahanku yang juga kandas?" Kaffa menyahut.

"Kaffa." Ibu Kaffa memperingatkan agar tak membandingkan masalahnya dengan masalah Arda.

Sedang anak cucu Kakek Awan yang lain mulai terancam dengan Arda yang sepertinya berpotensi menyingkirkan mereka.

Kembali pada Gista yang melangkah mengikuti arah tangisan Elea. Belum lama saat Elea bermain dengan anak sepupu Arda. Mengapa sekarang tangisnya sampai seperti itu, pikir Gista.

"Lele...," panggil Gista setelah melihat anak itu terduduk dengan memegangi tangan kirinya yang masih dibebat perban. Kakinya menghentak lain dengan kesal.

"Mami...!" Tangis Elea makin nyaring saat melihat Gista.

Gista segera mengangkat Elea. "Sus, Lele kenapa?" Tanya Gista pada suster Rita yang juga terlihat berantakan.

Rambut Sus Rita acak adul dengan bekas luka cakaran di leher. Kening Gista mengernyit, seketika menoleh pada suster anak lain. Keadaannya mirip sekali dengan suster Rita, rambut berantakan dan baju kusut. Bahkan bulu mata hasil eyelashnya terlihat rontok.

Mengintip Hatimu Dari Balik HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang