23. Bujuk Rayu Arda

4.1K 518 65
                                    

Yang mau di posisi Gista?
🤣🤣🤣🤣🤣

Selamat malem minggu🥰😘
Happy Reading....
________

"Halo Ma, sehat?"

"Mama sehat. Si Febri yang kurang sehat tuh."

Gista sedang sedih, dia sedang menyantap nasi goreng buatan Tisa untuk sarapan. Tapi ingat pertengkarannya di telpon dengan Arda siang kemarin membuatnya tidak enak makan.

"Mau lahiran, Ma?"

"Keknya iya Gis. Kamu gimana, masih tinggal di tempat Vilia?"

Gista meringis, dia berbohong soal tempat tinggal setelah kejadian Andin. Mau bagaimana ketika Gista seorang penakut. Dia berencana menjual unitnya untuk beli baru di apartemen lain.

"Ma, Susternya Lele ngechat sejak tengah malam kemarin. Semalam si Lele tantrum nyariin aku. Pagi ini Mas Arda bawa dia ke rumah sakit karena tantrum lagi sampe kejang."

"Gimana sih kamu Gis, kasian banget itu bocah. Mana emaknya udah nggak ada, bapaknya sibuk kerja. Sebentar Gis, kamu manggil bapaknya apa Gis, Mas?"

Gista tersipu pada nada meledek mamanya.

"Tuh kan, feeling Mama bener kalau kalian emang pacaran. Jangan-jangan Elea emang anakmu? Ngaku aja Gis, mama nggak akan marah."

"Mama kok ngeyel sih! Bukan kok." Gista heran sekali dengan sang mama, bisa-bisanya tidak percaya Elea bukan anaknya.

"Ya abisnya kok bisa Elea begitu lengket? Mirip kamu lagi." Ucap si Mama curiga berlebihan sampai tidak mempercayai sebuah kebetulan.

"Aku galau Ma...," mulai Gista.

"Galau kenapa, ada masalah?"

"Aku mau jauh-jauh sama papinya Lele. Tapi nggak tega sama bocilnya."

"Katanya nggak pacaran, ngapain jauh-jauh?" Mama Indri terdengar acuh tak acuh.

Ya gimana Ma, Mas Arda se-hot itu, iman kuat imron nggak kuat, batin Gista.

"Mhm... Ma, kalau aku hamil gimana?" Gista memejamkan matanya takut-takut, menduga mamanya akan histeris.

"Ha?" Pekik Mama.

Gista meringis lagi.

"Sama siapa Gis? Bapaknya Elea? Jangan sampe kamu kek Andin Gis. Kalau udah terlanjur hamil ya nggak apa-apa, kalau bapaknya Elea nggak tanggung jawab, jangan sampe bunuh diri. Mama kawinin sama orang kampung sini aja."

Rentetan ucapan Mama Indri persis seperti prediksi Gista.

"Ma, aku bilang kalau Ma, bukan berarti aku hamil beneran. Gimana sih Mama ini." Maafin anakmu ini Ma, bawaannya khilaf terus kalau papinya Lele ajak-ajak, batin Gista merasa bersalah.

"Jangan sampe Gis, tapi kalau udah terlanjur ya kawin Gis! Kawin segera! Jangan putus asa apalagi bunuh diri." Nasihat Mama.

"Enggak lah Ma, pikiranku nggak sependek itu."

"Emang kalian udah ngapain aja?" Desak sang mama.

"Nggak ngapa-ngapain kok, Ma."

"Halah! Nggak ngapa-ngapain kok takut hamil!" Mamanya itu terdengar jengkel sekali.

"Mama udah liat foto kamu pakai kutang sama kancut doang itu. Duh itu aurat jangan dipamerin, Nak...! Dosa! Itu bapaknya Elea kan. Mesra bener, bohong kalau kalian nggak ngapa-ngapain? Pakai kamu tutup emot segala mukanya. Ngaku Gis!" Mama Indri geleng-geleng kepala. Kekhawatiran mengenai pergaulan Gista di kota sepertinya bukan hanya sebatas kekhawatiran.

Mengintip Hatimu Dari Balik HatikuTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon