1. Kuliah

1.3K 118 21
                                    

Di jam seperti ini kantin memang tidak begitu ramai, karena banyak kelas yang terisi. Jika pun melipir ke kantin hanya sebagian orang-orang yang tengah menunggu jam berikutnya, tak terkecuali dengan Anggita

Mahasiswa tingkat tiga itu menikmati mie ayam yang ia pesan. Begitu sudah sampai di mejanya Gita, panggilan akrab gadia dua pulih satu tahun dua bulan lagi itu segera meracik makanannya. Menambahkan dua sendok sambal, satu putaran kecap dan sekali remasan botol saus. Racikan yang biasa ia berikan saat menikmati mie ayam maupun bakso.

Es teh pesanannya sudah datang lebih dahulu dan ia minum sedikit. Penghilang dahaga di siang yang mulai terik ini.

Kampus di daerah kota Kediri ini menjadi tempat ia menjalani hari-hari sebagai mahasiswi Perbankan. Meskipun makan sendirian, Gita tak masalah. Tsman-teman yang lain belum datang. Ada juga ikut kelas lain yang tidak Gita ambil.

Ponsel Samsung  miliknya berdering pelan di atas meja. Gita membuka pesan yang datang dari Reval, orang yang telah ia tunggu di tempat ini sebelum kelasnya mulai satu jam lagi.

Hari ini Reval berjanji akan datang. Laki-laki yang ia kenal melalui situs perkenalan online empat bulan lalu dan sudah bertemu beberapa kali bertemu karena tinggal kota yang sama, membuat hubungan mereka yang awalnya hanya chatting pertemuan avatar di game online, bisa sampai pertemuan real.

Dua bulan menjalin kisah setelah empat bulan hanya berteman, membuat keduanya tak ragu untuk meramu impian masa depan setelah mereka nanti lulus kuliah.

Reval sendiri akan wisuda beberapa bulan lagi. Sementara Gita memang masih butuh waktu satu tahun lagi. Meskipun Reval belum lulus sepenuhnya, namun ia sudah mendapat pekerjaan di kantor pemasaran perumahan. Perumahan dibangun di daerah Semen.

_Aku sudah di jalan ya. Kamu nunggu di mana?_

Pesan dari Reval lekas dibalas oleh Gita.

_Aku nunggu di kantin, lagi makan mie ayam. Kamu langsung ke kantin kampusku aja ya_

_Oke sayang sabar ya nungguin aku_

Ponsel Gita diletakkannya di atas meja. Kembali ia mulai menyantap suapan demi suapan mie ayam. Keringat mulai menetes, menandakan rasa pedas dan panas menyerang tubuhnya . Rasa nikmat itu menjalari perut, yang tadinya kosong kelamaan ini mulai terisi

Es teh pesanannya ia habiskan setelah mie ayam tandas terlebih dahulu. Hanya saja Reval belum juga datang  padahal lokasi yang dikatakan oleh Reval tidak jauh dari kampusnya Kenapa bisa selama ini Kediri juga bukan kota Jakarta yang matanya mungkin bisa sampai harus menahan pipis di jalan

Menunggu kedatangan Reval membuatnya bosan karena. Gita mengeluarkan laptop Tomiba yang ada di dalam ransel. Laptop keluaran terbaru yang diberikan almarhum ayahnya awal semester.

Berbekal wi-fi kampus yang memang disediakan gratis untuk semua mahasiswa. Itu pun setelah mahasiswa protes melakukan demo lewat ghibah di semua sudut kampus soal kenapa kampus mereka tidak menyediakan wi-fi dan betapa mahalnya memakai data seluler. Beli modemnya saja sudah mahal apalagi harus isi ulang kartunya yang serba ingin murah meriah.

Begitu sudah masuk pada aplikasi game online yang biasa disingkat dengan inisial CK, Gita langsung masuk ke beranda. Melihat bagian bawah, di mana ia bisa mengetahui siapa saja temannya yang online saat ini.

Aplikasi ini tidak terpaut hanya pada server Indonesia saja, melainkan dari berbagai negara. Pembuatnya dari Jerman, sehingga pertemanan kita di dunia maya pun luas. Game ini hanya bisa diakses menggunakan komputer. Belum bisa dalam layanan ponsel.

Gita lantas melihat kamar (room) di mana teman-teman kenalannya berada. Dari berbagai room, Gita masuk pada satu room pribadi bernama Homestay.

Gita masuk ke room tersebut. Begitu masuk, beberapa orang menyapa, melancarkan obrolan ringan, berbalas sambutan dan Gita mulai mengikuti alur obrolan yang sudah terjadi di dalamnya.

"Fokus bener kayaknya sampai nggak tahu aku datang."

Suara seseorang mengagetkan Gita. Ia menatap Reval yang sudah duduk di hadapannya dengan senyuman lebar dan kekehan yang membuatnya merasa tak enak.

"Hehehe asik bercandaan sama teman-teman sampai nggak sadar kamu udah datang ya."

"Kamu lagi online?" tanya Reval yang meletakkan tas di kursi samping. Mengurai rambut berpotongan belah samping karena terlihat lepek setelah memakai helm.

"Iya nih." Gita lantas perpamitan pada teman-temannya di room tersebut karena ia akan segera offline.

"Pesan aja mau makan apa, Yang," kata Gita menawari Reval.

"Iya. Aku pesan kopi dulu ya."

Reval beranjak dari kursi menuju salah satu penjual di kantin, sementara Gita mematikan laptop dan menutupnya. Ia tak mau saat ada Reval malah ia sibuk dengan yang lain. Jika Reval jauh dengannya, game ini menjadikan mereka dekat.

***

Pertemuan yang memang tidak harus lama apalagi setiap hari. Namun membuat Gita maupun Reval punya cara tersendiri untuk membuat mereka semakin dekat setiap harinya.

Kelas Gita hari ini hanya satu saja, sehingga Reval pun menunggu kekasihnya tersebut selesai sambil online sendiri di kantin menggunakan laptop milik Gita. Sementara si pemiliknya sedang mengikuti kelas.

Usai kelas Gita berakhir, Tama mengantarkan kekasihnya pulang sampai ke kos.

"Nanti malam online kan?" tanya Gita sebelum keduanya benar-benar terpisah.

"Iya nanti kalau kamu on, SMS aja. Tadi kayaknya aku belum logout dari akunku, Yang. Kamu keluarkan saja biar aku bisa online di rumah."

"Oke, Yang. Makasih ya udah nemenin hari ini," kata Gita bergelayut manja di lengan kekasihnya.

Tangan mereka bahkan masih bertaut, belum ingin dilepas. Padahal mereka sedang berada di depan kos. Untung saja kos Gita bukan di pinggir jalan raya, melainkan masuk ke dalam gang dan tidak banyak langkah-langkah di depannya.

"Iya sama-sama. Apa sih yang nggak buat kamu, Yang," balas Reval yang makin membuat Gita berseri-seri.

"Ya udah aku masuk dulu y.  Kamu hati-hati pulangnya."

Reval mengangguk. Tautan tangan mereka pun terlepas. Lambaian tangan mengiringi Reval yang melajukan motor semakin menjauh dari kos tempat Gita tinggal selama ini. Meskipun Gita berada di kota yang sama  namun tinggal di kos lebih efisien ketimbang harus pulang pergi dari rumahnya yang memakan waktu sekitar 1 jam.

Masuk kamar kos, dilihatnya Lulu sedang tiduran sambil berbalas SMS dengan pacarnya. Meski tidak bertanya pun, Gita tahu karena Lulu tersenyum sendiri dengan ponsel Samsul miliknya.

Karena hanya satu mata kuliah saja dan hari juga masih siang, Gita merasa harinya lasti akan sangat membosankan. Maka dari itu ia lekas membuka laptop setelah berganti baju.  Ia mencoba online dan memang benar masih ada akun Reval yang login di laptopnya.

Baik dirinya maupun Reval memang sudah tahu sandi akun masing-masing, sehingga rasa percaya itu pun semakin kuat. Tak ada kecurigaan salah satu dari mereka akan selingkuh..

Gita logout dari akun Reval dan masuk dengan akunnya sendiri. TAk disangka rupanya ada PM (Private Messenger). Begitu ia klik nama user yang sudah ia kenal baik di dunia maya maupun di dunia nyata, membuat Gita berdecap kesal. Selalu orang itu terua. Ttidak di sana, tidak di sini selalu membuatnya ingin menggiling saja untuk jadi ulekan sambel.

Membuka pesan dari Tama, teman dari sejak ia ingusan sampai kuliah saat ini. Sejak dulu pun Gita tak pernah akur. Eh malah bertemu di game ini.

_Besok-besok cowok lo kalau main modal level gede doang, nggak usah ya.  Bisanya cuma malak punya orang aja_

Isi pesan Tama membuat Gita naik darah. Bisa-bisanya ia ngatain Reval. Padahal mereka saja cuma ketemu di game, belum sampai ke nyata. Belum mengenal betapa baiknya Reval, tapi malah nuduh yang tidak-tidak.

_Maksud kamu apa nggak usah bikin fitnah segala_

Rupanya Tama sedang online di sana sehingga pesan itu langsung dibalas.

_Kamu memang nggak tahu, kalau cowokmu itu punya kloningan cewek dan suka minta-minta ke user cowok buat dibeliin item_

_Sembarangan kamu. Mana ada cowok kayak gitu_

_Selamat! Anda tertipu buaya selama ini wakakakakakak_

Tama benar-benar membuat Gita jengkel.

__________

Salah PasanganWhere stories live. Discover now