31. Sok Suci

579 68 12
                                    

Tak tahu harus berkata apa lagi. Di depannya sudah ada Emi, Gita pikir akan baik-baik saja karena ia sudah memaafkan Emi kalau perempuan itu tulus meminta maaf padanya. Tapi kenapa harus datang satu lagi tokoh utama yang membuat hatinya hancur sehancur hancurnya. Meskipun Gita tidak merasakan langsung tapi bisa paham dari cerita yang ia dengar, betapa brengseknya laki-laki yang barusan memanggil namanya.

Gita menatap pada Emi yang duduk di depannya. Melayangkan tatapan tajam seolah Emi lah yang membawa Reval datang ke tempat ini. Ibarat sudah dikasih hati malah Emi mencubit jantungnya. Diberi kesempatan untuk bernostalgia berdua kenapa malah mengajak sumber masalah datang juga ke tempat ini.

Emi yang ditatap dengan penuh tuduhan pun langsung menggelengkan kepala. "Enggak, Git aku nggak manggil Reval datang ke sini. Dia juga nggak tahu kalau aku mau nemuin kamu. Sumpah, Git, bukan aku."

"Kalian serumah mana mungkin nggak tahu. Jujur aja, Em, niat kamu ajak aku datang ke mari biar aku bisa ketemu sama Reval kan sama kalian berdua. Kalian mau apa lagi sih dari aku?"

Emi menoleh pada suaminya dengan tatapan memicing. Heran juga bagaimana bisa suaminya tahu ia datang ke sini menemui Gita. Padahal sudah sembunyi-sembunyi karena ia tidak mau mengulang kejadian yang sama saat dulu laki-laki itu menyakiti Gita.

Melihat pertengkaran dua sahabat yang sempat renggang berpuluh tahun dan kini bisa duduk satu tempat, membuat Reval langsung mendekat meminta Emi menggeser tempat duduknya dan Reval bergabung dengan mereka.

"Tenang, Emi nggak bilang kok soal pertemuan kalian. Aku aja yang nggak sengaja lihat notifikasi pesan di HP Emi. Jadinya ini kesempatan baik buat aku ketemu sama kamu," kata Reval melayangkan pandang pada dua perempuan di samping dan di hadapannya karena bertengkar menyalahkan kedatangannya

Gita diam. Ia tidak ingin bersuara menanggapi ocehan Reval. Ia sudah cukup mendengar ocehan dari Emi yang ternyata tidak bisa dipercaya, malah sekarang datang lagi Reval.

Reval paham jika Gita masih marah padanya bahkan menatap dirinya saja enggan. Menjawab pertanyaan pun apalagi, padahal Reval hanya ingin menyambung lagi silaturahmi. Bagaimanapun juga mereka dulu pernah dekat, pernah memintal kisah asmara yang harus kandas karena keegosan dan keserakahannya.

Andai Reval dulu bisa bersabar dengan hubungannya, bisa jujur dengan keadaannya dan mau mengerti sosok Gita lebih dalam lagi. Mungkin masa depannya kini tidak bersama dengan perempuan yang ternyata tidak ada gunanya sama sekali. Reval menyesal pernah memanfaatkan Emi kala ia ingin dekat dan mencoba untuk membuat Gita cemburu. Apa Daya malah berlanjut memanfaatkan Emi pun sudah tidak ada gunanya lagi, tapi malag terjebak dalam pernikahan karena ada anak. Mau bagaimana lagi. Dia harus menerima hukuman itu.

"Gita, aku cuma mau minta maaf sama kamu. Bertahun-tahun aku menahan karena Tama melarangku dan juga Emi untuk menghubungi kamu lagi. Dalam kesempatan ini aku beneran nggak sengaja lihat HP Emi ada nomor kontak kamu makanya aku nyusul ke sini."

Gita melengoskan pandangan menatap bangku di sebelahnya yang kosong. Lelah menoleh, Gita kembali memandang gorengan di tangan yang belum sempat masuk mulut. Hanya bisa ia sobek-sobek sampai menjadi serpihan.

"Benar kan yang aku bilang, aku nggak ngasih tahu Reval," bela Emi yang merasa tuduhan Gita tadi tidak berdasar dan hanya praduga hingga sekarang terbukti kenyataannya.

Emi tidak memberitahu Reval sejak pertemuan mereka di pasar berlanjut pertemuan di kantor kecamatan hingga Emi mendapatkan nomor Gita. Semua Emi rahasiakan dari Reval sampai pertemuan ini pun tidak sampai ia  beritahukan kepada sang suami.

Merasa masih diabaikan, Reval tidak putus asa. "Gita, aku beneran minta maaf sama kamu. Untuk semua hal yang udah aku perbuat sama kamu. Aku beneran khilaf saat itu, entah kamu mau maafin atau tidak yang penting aku sudah punya kesempatan untuk datang ke sini buat nemuin kamu. Dari hatiku yang tulus aku benar-benar minta maaf. Kita pernah saling jatuh cinta dan pada akhirnya saling membenci karena kesalahanku. Semua sudah berlalu, Git, kita sudah punya keluarga masing-masing. Aku tahu aku salah tapi alangkah baiknya setelah sekian tahun berlalu ini aku harap hubungan kita ke depannya akan baik-baik saja. Aku ingin menyambung silaturahmi lagi sama kamu."

Salah PasanganWhere stories live. Discover now