16. Senyuman

658 83 17
                                    

Tama merasa tak enak juga sampai-sampai ia kepikiran hingga ke tempat kerja. Laki-laki yang bekerja di kantor jasa asuransi itu sampai tak fokus bekerja, padahal ini bukan kali pertama dirinya ditolak oleh Gita. Tapi kenapa reaksi Gita begitu menyedihkan. Tama masih teringat isak tangis istrinya tadi menyayat sampai melukai jeroan tubuh Tama.

"Kenapa malah ngelamun?" tanya David yang datang menghampiri Tama. Teman satu profesi tersebut melihat keanehan Tama. Pagi-pagi baru datang malah sudah melamun.

Tama memaksakan senyum dan menggeleng. "Nggak ada apa-apa kok, kurang tidur aja."

"Oh kirain ada masalah."

Tama menggeleng. "Nggak lah, kapan sih aku punya masalah."

"Oke oke. Ya udah fokus dulu, ini nanti ada yang datang urus Jasa Raharja kecelakaan ibunya. Tadi aku udah ditelepon sama Polres."

"Oke," jawab Tama yang kembali fokus dengan pekerjaannya."

David kembali masuk ke dalam, meninggalkan Tama yang kini sudah tidak melamun lagi.

Di rumah, Gita juga melamun. Ia hanya bengong di depan televisi tanpa merhatikan alur cerita dari sinetron Suara Ginjal Istri yang ditonton. Gita masih tidak percaya. Bagaimana bisa ia terisak di dada Tama, yang sialnya sangat nyaman.

Suara notifikasi dari ponsel membuat Gita melepaskan lamunan. Ada pesan dari grup yang ia ikuti. Melihat namanya saja Gita merasa dirinya sudah seperti emak-emak sekali. Kumpulan RT 15 begitu nama grupnya.

Karena Gita masih awam, ia pun hanya menyimak beberapa chat yang masuk. Rupanya akan diadakan kegiatan bazar di mana setiap RT diberi satu stand untuk berjualan.

Satu pun dari nama ibu-ibu di sana tidak ada yang Gita ingat dan kenal. Ia hanya menyimak dan menyimpan kembali ponselnya setelah tidak ada chat yang masuk lagi.

Dari pada bengong di rumah, lagi pula pekerjaan juga sudah selesai Gita putuskan untuk keluar jalan-jalan. Mengeluarkan motor dan memakai jaket karena tidak ingin kulitnya terpapar sinar matahari sampai membuatnya gosong. Gita menelusuri jalan taya besar. Hari memang belum terik dan belum saatnya juga menjemput Aluna, hanya saja kebosanan melanda. Mampirlah kita di Alpahmaret

Mengambil kue dan es krim, Gita bawa ke meja di teras mini market. Menikmatinya di sana sambil melihat lalu-lalang motor yang lewat. Rasanya Gita merindukan masa-masa bersama dengan teman-temannya dulu. Sekarang ia bingung harus bermain dengan siapa.

Teman-temannya kos dulu juga sudah sibuk masing-masing. Kontak juga tidak semua ia punya. Lagian sudah berkeluarga juga seperti dirinya, pasti tinggal di rumah masing-masing. Tidak satu kost seperti saat dulu bisa jalan kapan pun kala bosan melanda.

Kue dengan isian mesis sudah habis, saatnya makan es krim berbentuk cone rasa strawberry. Nikmat sekali rasanya hanya dengan mengunyah dua makanan ini.

Bosan melihat-lihat saja lalu-lalang dan malah membuatnya pusing, Gita mulai login ke game guna mengambil undian harian dan mengecek beberapa room yang membuatnya tertarik untuk masuk.

Rupanya di sana ada nama Tama yang juga online. Gita langsung mengirimnya pesan pribadi.

_Kamu kok online. Bukannya kerja?_

Tak berapa lama Tama membalas pesan dari Gita.

_Lagi senggang aja. Sayang kok baru on, udah beres ya kerjaan rumah?_

_Udah kok ini aku malah lagi di luar ke Alpahmaret jajan es krim_

_Sama siapa sayang_

_Sendiri aja habis ini juga pulang kalau udah habis_

_Sini masuk room_

Gita mengintip profil Tama untuk melihat di manakah laki-laki itu berada. Begitu di klik, Gita langsung mengikuti room yang ada Tama di sana.

Gita mengedarkan pandang pada beberapa user yang sedang berkumpul di room tersebut. Beberapa Avatar sedang berjejer di depan. Ada yang diam saja, ada yang memainkan animasi dance dan ada pula yang hanya duduk saja. Gita mencari keberadaan Tama. Laki-laki itu rupanya sedang duduk di dekat pohon. Avatar Gita pun menghampiri.

_Hai, Sayang_

Ketik Tama saat menyadari kehadiran Gita di sampingnya. Sapaan itu diketikkan di publik, sehingga beberapa user langsung mengetikkan sapaan namun tanpa embel-embel sayang, hanya menyebutkan nama Gita. WB yang berarti welcome back merupakan sapaan yang umum di game tersebut.

Gita membalas sapaan beberapa user dengan ucapan TY singkatan dari thank you.

_Dari tadi kamu di sini ya?_

Gita bertanya dengan mode berwarna biru yang hanya mereka berdua bisa melihat.

_Dari tadi tapi aku tinggal sambil kerja, cuma dengerin musik_

_Kebanyakan user baru ya aku nggak begitu kenal_

_Apalagi aku, Sayang. Makanya diem aja dari tadi untung kamu datang_

_Tapi aku mau off nih soalnya esnya udah habis. Aku mau pulang juga nanti kan jemput Aluna_

_Ya udah hati-hati. Nanti malam kita jalan ya_

_Ke mana_

_Ke hatimu, Sayang. Emangnya aku punya tujuan lain?_

Gombalan Tama membuat Gita langsung sesak napas. Rasanya hal menggelikan saja Tama bisa melakukan gombalan seperti ini. Jika dulu ia merasa kesal saat Tama menggodanya, tapi kenapa sekarang malah membuat jantungnya berdebar dan Gita salah tingkah sendiri.

Lama tidak ada jawaban, Tama mengetikkan lagi.

_Udah mau pulang ya. Hati-hati ya, Sayang_

Gita yang sudah tidak tahan dan takut jika semakin lama mengetikkan pesan berisi gombalan dirinya malah pingsan kejang di Alpahmaret, takut nanti viral masuk akun gosip yang baru Gita tahu ternyata menjadi viral segampang itu dengan memanfaatkan sosial media. Gita pun langsung membuang bungkus makanannya dan melajukan motor menuju rumah.

Sampai di rumah ia langsung minum air putih dan masuk ke kamar, tengkurap sambil memukul-mukul bantal. Bagaimana bisa ia merasa malu dan berdebar hanya dengan gombalan receh Tama.

***

Sore menjelang malam Tama sudah sampai di rumah. Gita yang masih agak canggung, membukakan pintu dan menyalami tangan Tama.

Gita kembali menekuri televisi yang pura-pura ia fokuskan sementara Tama langsung masuk ke kamar berganti baju.

Setelah selesai ia ikut menemani Gita nonton TV.

"Sayang nasinya masih banyak nggak?"

Gita menoleh. "Enggak kok tinggal sedikit aja tadi Luna udah makan sama aku juga siang. Kamu mau makan sekarang?"

"Nggak usah nanti kan kita mau jalan, sekalian makan di luar aja. Agak malaman dikit lah habis maghrib. Tunggu Luna pulang juga kan."

Gita menggangguk. "Iya sih, emangnya mau ke mana? Mau makan apa juga?"

"Lihat nanti, jalan aja, Yang. Kan lama kita nggak makan di luar. Aku pengen makan lalap sih. Kamu mau apa?"

"Sama aja kayak kamu."

"Mau ke alun-alun nggak atau ke taman dermaga?"

"Terserah aja sih yang penting jalan. Aku bosan aja di rumah," curhat Gita yang dipahami oleh Tama.

Tama berspekulasi mungkin saja sang istri sedang capek dan di titik yang begitu bosan di rumah sendiri. Ia hargai Gita rela meninggalkan pekerjaannya karena hamil Luna dulu. Siapa tahu dengan mengajaknya keluar menghirup udara, bisa mengembalikan senyuman sang istri dan tidak sensian lagi saat ia minta jatah.

Jujur ia merindukan sentuhan sang istri, tapi juga tidak ingin memaksa jika Gita di fase yang memang sedang tidak ingin. Masa ia harus membolongi sabun di kamar mandi guna menuntaskan hasratnya. Kasihan sabunnya jadi korban dan benih-benihnya berceceran di kamar mandi tersiram air. Kalau mereka bisa berteriak, mungkin akan memanggil Tama, Papa kenapa aku dibuang?

_____

Mau di-spill nama game nya gak? 😂

Salah PasanganWhere stories live. Discover now