25. Makin Dekat

554 79 10
                                    

Tama berangkat pagi-pagi sampai tidak sempat membantu Gita membersihkan halaman dan menjemur baju.  Jadilah Aluna yang mengambil alih tugas tersebut.

"Ma, coba nanti malam jalan ke pasar malam. Kata temanku ada pasar malam di dekat rumahnya," kata Aluna yang membantu Gita mengambilkan baju di dalam ember diberikan kepada Gita untuk dijemur.

"Masa sih? Di mana tempat pasar malamnya?"

"Deket sama rumahnnya Safira."

Gita tidak tahu siapa Safira dan di mana rumahnya. Tapi ia mengiyakan saja keinginan Aluna. Lagi pula teman anaknya juga tidak jauh-jauh rumahnya. Sekitaran daerah sini saja, nanti bisa dicari sambil jalan.

"Ya Nanti bilang Papa ya, kalau kamu mau ke sana. Emangnya mau naik apa sih?"

"Naik anting-anting yang muter ke atas, tapi sendirian. Mama nggak usah ikut masuk, kan aku udah gede."

Gita tersenyum sambil menerima baju yang diberikan oleh anaknya. Menjemur mumpung hari ini cuaca sedang panas.

"Ya, kok Mama nggak boleh sih kan Mama juga pengen naik anting-anting."

"Mama naik tapi keranjangnya beda sama aku loh. Nggak mau jadi satu sekeranjang."

"Ih kok gitu. Emangnya Aluna berani naik sendirian. Nanti kalau goyang siapa yang mau pegangin?"

Aluna mencebikkan bibir merasa kesal. Padahal ia berniat ingin naik sendiri tanpa ada mamanya, tapi kalau dipikir-pikir tidak mungkin juga sendirian. Pasti keseimbangan keranjang juga akan goyang satu sisi.

Melihat wajah sang anak yang cemberut Gita pun menenangkan. "Iya iya, Mama nunggu di bawah aja. Nanti kan biasanya ada temen yang masuk juga."

Mendengar hal itu Aluna bersemangat lagi. "Iya, Ma, temenku juga nanti mau lihat. Tadi aku dah bilang kalau mau ke sana habis magrib. Nanti bilang sama Papa ya, Ma, bilangin harus anterin aku pokoknya."

"Iya iya udah sana bawa masuk embernya. Mama mau nyapu depan."

Aluna membawa ember kosong ke dalam. Menyandarkannya di dekat mesin cuci lantas berlari ke depan televisi. Menyalakan acara pagi mumpung hari libur sementara Gita menyapu teras dan halaman.

Tama sendiri sedang gotong royong RT, membersihkan lingkungan sekitar. Sejak pagi sudah membawa cangkul dan hanya makan pisang goreng yang dibuat oleh Gita. Belum sempat sarapan.

Selesai dengan membersihkan halaman dan teras, Gita masuk ke rumah. Mendengar suara Aluna yang menonton TV Gita memanggil sanv anak untuk memintanya lebih dahulu sarapan. Takut kesiangan kalau menunggu papanya.

"Aluna sarapan dulu, jangan nunggu papa. Nanti Papa pulangnya agak siang kalau lapar makan dulu ya."

"Iya, Ma," jawab Aluna yang kemudian berjalan ke arah dapur.

Mengambil piring dan mengisi piringnya dengan secentong nasi, sayur asam dan ikan pindang goreng. Setelahnya Aluna kembali ke depan TV. Sarapan sampai menonton.

Gita tidak sarapan dulu. Ia tadi sudah habis beberapa pisang goreng. Masih kenyang juga.

Duduk di samping Luna yang makan sambil nonton TV, Gita membuka ponsel dan membalas pesan dari grup RT dengan emoticon. Grup RT tersebut berisi beberapa panggilan untuk para bapak agar segera bersiap lalu beberapa ibu-ibu yang mengirimkan foto membagi-bagi makanan kecil. Foto-foto itu di-share juga. Gita baru bukanya, jadi ia baru tahu banyak pesan di grup tersebut.

Gita juga membalas pesan dari Nova yang bertanya alamat rumah Gita, karena Nova berencana ingin mampir jika menjenguk adiknya. Adik Nova sedang kuliah di Kediri dan ingin mampir sekalian.

Salah PasanganWhere stories live. Discover now