3. Meledak

688 86 9
                                    

Tama sedang memberesi  buku catatan dan juga foto copy makalah, guna mempercepat urusannya. Sebentar lagi ia akan presentasi dan sekarang dirinya malah masih berada di tempat foto copy.

Sedikit terburu-buru, Tama langsung membawa semua salinan makalah untuknya presentasi hari ini. Tanpa sempat ia masukkan dalam kantong plastik, setengah berlari pula memasuki pintu gerbang kampus. Untung saja foto copy tepat berada di depan kampus.

Dilihatnya ruang kelas yang berada di lantai dua masih ada beberapa mahasiswa sekelasnya banyak berjejer di luar mengobrol di tembok, membuatku sedikit lega.

Menaiki tangga setengah berlari dan masuk kelas mencari tempat duduk dekat dengan teman satu kelompok presentasinya, ada Haikal yang melambaikan tangan dan menepuk kursi di samping.

"Sini, Tam," kata Haikal mempersilahkan teman satu kelompoknya yang bertugas menggandakan makalah itu untuk duduk.

"Kirain kamu terlambat," kata Haikal agak khawatir karena semua anggota kelompok sudah berkumpul masuk ke kelas kecuali Tama yang belum tampak dari tadi.

"Masih antri di tempat fotokopi. Ini aja langsung aku bawa sampek sebagian belum sempat distaples."

Tama menaruh setumpuk makalah di atas meja lantas mengecek beberapa halaman yang belum sempat disatukan. Dua teman lainnya yakni Reni dan Lala kini ikut membantu merapikan.

"Kenapa nggak fotokopi dari kemarin. Kan udah kamu print juga?" tanya Lala karena merasa waktu masih cukup dari kemarin sore sampai siang ini. Kenapa malah Tama menggandakannya di jam mepet saat persentasi akan berlangsung.

"Sorry nggak sempet keluar kemarin. Pagi juga karena nggak ada mata kuliah, aku keenakan main game di rumah," jujur Tama dibalas tatapan tajam Lala.

"Game terus, udah gede juga mainan game," omel Lala yang dibalas cekikikan oleh Tama.

"Kamu coba main deh, La, siapa tahu dapat jodoh. Kan kamu lama jomblo," ejek Tama.

"Nggak ah, boros kuota aja. Aku udah pernah main game lain di HP, nggak perlu nyalain laptop. Lagian game kamu itu kalau ngajak kopdar, ujung-ujung orangnya burik semua. Nggak sesuai sama foto profil," keluhala yang juga main game serupa, beda aplikasi namun dimainkan di ponsel.

"Emangnya kamu ngarepin ketemu real-nya kayak gimana? Cakep kaya Ariel gitu? Ngimpi!"

Lala tak terima. " Ya nggak Ariel juga sih, setidaknya nggak bohongin. Jelek ya jelek aja. Cakep ya cakep aja biar nggak PHP."

Semua mahasiswa masuk kelas karena dosen sudah datang. Kelompok Tama pun juga bersiap melakukan presentasi.

Kuliah panjang yang dilalui Tama hari ini mulai dari sebelum dhuhur sampai ashar sampe baru pulang.

***

Mengambil motor di parkiran, ia lihat dari jeruji gerbang ada Gita yang berjalan bersama temannya. Sepertinya Gita juga baru selesai kelas sore seperti dirinya.

Bergegas menyalakan motor, Tama menghampiri Gita. Menghadang perempuan itu tepat di depan jalan.

"Halo tetanggaku. Jalan aja nih," sapa Tama membuka kaca helmnya.

Gita yang sudah hafal siapa orang di hadapannya ini hanya berdekap kesal.

"Ya iyalah jalan kaki, orang dekat juga. Sana minggir, ganggu orang mau lewat aja," usir Gita.

"Sewot amat. PMS ya kamu?"

"Berisik, sana minggir."

Karena Tama tak mau minggir, Gita memilih jalan sedikit ke samping melewati motor milik Tama agar bisa tetap lewat. Sebentar lagi ia akan menyeberang menuju gang kosnya.

Salah PasanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang