12. Kembali Online

635 79 8
                                    

"Kamu kok belum tidur, main apa sih?" tanya Tama yang sudah memejamkan mata tapi malah terganggu dengan suara cekikikan Gita di sampingnya.

"Main game ini loh yang dulu kita main bareng. Aku baru tahu kalau sekarang udah bisa di-download pakai ponsel. Dulu kan kita main di laptop, jelas Gita masih memandangi layar ponsel dan mengetik balasan chat.

Gita tengah bercanda di salah satu user di room luar negeri, yang mana sebagian besar memang banyak user Indonesia dan ada beberapa user dari Brazil, Jepang, Filipina. User luar kebanyakan hanya menyapa, membalas sapaan lalu diam karena user Indonesia lebih dominan menguasai room tersebut. Jadilah obrolan chat lebih banyak bahasa Indonesia.

Baru main beberapa hari Gita sudah akrab dengan beberapa orang. Bahkan ia menemukan teman lama yang masih online saja sampai sekarang. Levelnya pun sudah mencapai seribu. Sungguh perjalanan yang tidak mudah tentunya. Sepuluh tahun dengan level yang dulu cuma berapa ratus kini sudah mencapai seribu.

Tama yang mendengar penjelasan Gita agak kaget. Ia tak jadi memejamkan mata malah ia duduk menyandarkan tubuh dengan bantal yang ditinggikan. Agak kaget sebenarnya karena Gita membahas kembali game tersebut, bahkan memainkannya kembali tanpa rasa benci sedikit pun. Tama ingat dulu saat kejadian yang mengerikan membuat Gita sakit hati, marah, kecewa sampai memutuskan menghapus game tersebut dan vakum sampai sekarang tidak pernah dimainkannya lagi. Ada apa gerangan, apakah Gita kesambet saat menyapu halaman tadi?

"Sayang kamu kok main game itu lagi? Bukannya kata kamu mau vakum aja, nggak mau main lagi?" tanya Tama hati-hati takut menyinggung sang istri.

"Ngapain aku vakum. Lagian seru juga masih sama kayak dulu. Main kayak gini tuh melepas stres. Lagian aku di rumah sendirian aja mau ngapain, main game ini kan enak."

Tama makin bingung. Sejak kapan Gita menghapus masa lalu yang menyakitkan dengan memainkan kembali game yang membuatnya sempat hampir menggantung diri di pohon tebu.

"Sayang kamu kok kesambet apaan? Bukannya kamu benci banget ya game itu?"

Gita memandang Tama, diam sejenak dan berpikir. Apakah ini saatnya ia bertanya tentang kejadian masa lalu bagaimana bisa ia tidak memainkan game ini lagi?

"Emangnya dulu aku kenapa lok sampai benci banget sama game ini. Terus kamu juga kenapa nggak main ini lagi. Kita kan dulu juga main sama-sama. Buruan download game yang kita main lagi!" ajak Gita dengan tanpa beban, seketika membuat Tama syok.

Fix. Tama yakin Gita kesambet, dengan begitu mudahnya melupakan kejadian menyakitkan dulu dan malah mengajaknya main lagi.

"Yakin nih main game ini lagi?" tanya Tama memastikan bahwa istrinya tersebut benar-benar mengajaknya main game lagi.

"Iya buruan ambil hp-nya, download sekarang kita main bareng lagi. Seru nih aku ketemu sama Praja, udah seribu aja levelnya. Ternyata dia jadi nikah sama ceweknya yang dulu Tania. Bahkan anaknya udah lima tahun," cerita Gita yang makin seru mendemokan.

Tama menempelkan punggung tangan di kening Gita, memastikan bahwa perempuan itu sedang baik-baik saja tidak kumat ataupun kurang sajen.

Mengikuti perintah dari Gita, Tama pun men-download game tersebut di ponselnya. Sudah berapa lama ya, bahkan sebelum mereka menikah Tama sudah menghapus game tersebut.

***

Gita sudah kelelahan dan mengantuk, jadinya ia ketiduran lebih dahulu sementara Tama yang baru balik dari kamar mandi mendekat ke arah sang istri. Memandangi wajah yang setiap hari dalam kurun waktu sepuluh tahun ini selalu menemaninya. Wajah yang dulu tidak pernah ia bayangkan akan sedekat ini, karena hari-hari mereka sejak bayi selalu bermusuhan.

Terlanjur sudah memainkan game  dan kembali online, kantuknya pun juga musnah. Beberapa teman lamanya pun ada yang kembali online setelah vakum, dan ada juga yang masih tetap online meskipun jarang atau hanya mengambil absen harian.

Memasuki room milik Praja yang memang online di lewat tengah malam seperti ini, Tama menyapa sahabat lamanya.

_Nggak tidur lu ja?_

_Tam, kirain tadi off kamu nggak bakal on lagi_

_Iya ini nggak bisa tidur aku makanya on lagi_

_Gila ya lo. Akhirnya on lagi setelah mati suri 10 tahun. Kesambet apaan_

_Diajakin sama Gita dia juga on lagi nih akhir-akhir ini_

_Iya dari kemarin aku ketemu sama Gita dan ternyata kalian nikah_

_Iya aku juga nggak nyangka kamu sama Tania bakalan nikah juga_

_Iya nih. Emang lucu game ini dari awalnya nggak kenal, suka godain, sering mojok berdua lama-lama malah nyaman eh jadi nikah_

_Hahaha iya sih tapi aneh lagi malah aku dari dulu musuhan malah sekarang jadian_

_Aku kira dulu Gita bakalan sama Reval eh malah nyasar kamu_

Disinggung soal  Reval, Pratama jadi geram tapi ia juga kepo dengan kabar laki-laki itu.

_Betwe soal Reval, kamu tahu nggak dia masih on apa nggak. Aku lihat akunnya udah nggak aktf lama_

_Akun lamanya udah nggak dipakai tapi dia masih on kok pakai akun baru_

_Apa nama akunnya_

_Apa ya aku lupa. Sebentar aku screenshot kan ya_

Tama menunggu dengan harap-harap cemas. Tak menyangka bahwa laki-laki itu masih online saja di game ini. Tama berharap semoga laki-laki itu tidak mencari korban lagi seperti Gita. Sudah cukuplah perempuan dipermainkan oleh buaya tak tahu diri tersebut.

Tak berapa lama Praja mengirimkan gambar akun baru milik Reval dengan nama Vandies. Tama pun langsung kepo dengan akun tersebut. Meng klik profilnya melihat kapan akun itu dibuat dan kapan terakhir online.
Rupanya akun itu sudah dibuat dua tahun terakhir dan pastinya sudah sempat vakum dengan akun lamanya.

Melihat postingan yang untungnya tidak dibuat privasi oleh Reval, Tama bisa melihat bahwa laki-laki itu kemarin baru memposting foto dengan seorang user perempuan yang terlihat mesra saling bergandengan tangan.

Tama berharap Gita tidak bertemu dengan akun ini. Jika Gita tahu bahwa dia adalah Reval, Tama khawatir kejadian seperti sepuluh tahun lalu akan terulang kembali. Derai air mata, hati yang tersakiti dan juga kekhawatiran dua keluarga tumpah ruah saat Gita mengalami kejadian yang tidak dibayangkan sama sekali.

Tama pun pamit pada Praja. Bukannya off, namun Tama menggunakan akun lainnya. Akun cloning yang seringnya ja pakai untuk mengambil hadiah undian harian dan juga dulu untuk memantau pergerakan Reval. Kini ia akan mengaktifkan kembali akun keduanya tersebut untuk menambahkan pertemanan pada akun baru Reval agar tidak dicurigai.

Meskipun sudah sepuluh tahun, Tama masih mengingat sandi akunnya. Jika kebanyakan orang menggunakan sandi ulang tahun seperti halnya Gita, Tama tidak demikian. Ia menggunakan nomor mahasiswanya sebagai password akun.

Mematikan ponsel, mematikan lampu, menarik selimut dan merebahkan tubuh di samping Gita tak lupa mengecup singkat bibir sang istri sebelum ia benar-benar lelap mengikuti Gita dalam mimpi.

____________

Salah PasanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang