10. Jiwa Emak-Emak

756 85 0
                                    

Sarapan bersama bertiga di meja makan hasil masakan Gita sendiri, ada rasa bangga dalam hati. Meskipun di rumah ia tidak pernah masak, tapi saat di kos setidaknya pernah masak bersama teman-teman jika membeli lauk tidak cukup uang.

Untuk bekal Aluna, Gita masakkan telur ceplok dengan telur mata sapi seperti yang diinginkan Luna kemarin, juga nugget. Bekal khas ala kadarnya yang rupanya menjadi favorit Aluna. Tidak perlu meluk-muluk harus ada sayur, karena di rumah Aluna tidak rewel soal makan sayur. Buktinya sayur lodeh yang kemarin juga lahap dimakan.

Selesai sarapan semua, Luna mengambil tas di kamar sementara Tama memakai sepatu. Karena hari ini Tama berangkat kerja di jam normal, alhasil Aluna dibawa serta berangkat sekolah. Gita tidak perlu mengantarnya, hanya nanti menjemput saja. Hal tersebut jelas membuat Gita senang.

"Berangkat dulu ya, Ma," pamit Aluna yang mencium tangan Gita dilanjutkan dengan Tama yang menyodorkan tangan.

Gita bingung dan sangat tidak terbiasa. Ia pun meraih tangan tersebut, menciumnya dengan ogah-ogahan lantas kecupan mendarat di kening, pipi dan juga bibirnya. Terkejut dengan perlakuan seperti ini yang belum terbiasa untuk Gita, membuat dirinya mematung sejenak.

Tama dan Aluna berangkat meninggalkan Gita yang masih berdiri di teras menatap kepergian dua manusia, yang belum bisa ia terima kehadirannya dengan akal logika.

Tak berapa lama Gita sadar dan masuk kembali ke rumah. Menutup pintu dan membereskan sisa sarapan mereka tadi. Mencuci piring, membersihkan meja dan menyapu dapur.

Baju-baju kotor sudah Gita masukkan ke dalam mesin cuci, sudah menggilingnya dua kali juga tinggal sekali. Bisa ia tinggal mencari pasar terdekat. Dirinya butuh belanja bahan makanan. Masa tiap hari harus  bertelur dan nugget terus suami dan anaknya.

Sambil menunggu mesin cucinya berputar, Gita membuka-buka aplikasi di ponselnya yang belum sepenuhnya ia pahami dan ia lihat teliti. Rupanya meskipun sudah beranak sebesar Luna, ia masih suka bermain game. Terbukti ada beberapa game yang ia masukkan ke dalam satu folder. Begitu di-klik, muncul beberapa game sejenis pertanian, main bola, tembak-tembakan dan meramu minuman.

Iseng-iseng Gita jadi penasaran dengan game yang ia mainkan dulu. Game yang pertama kali ia bertemu Reval. Tapi laptop di kamar milik Tama dibawa kerja. Iseng-iseng pula Gita mencari nama game tersebut di pencarian chrome, karena login ke game tersebut bisa melalui website. Begitu Gita mengetikkan nama game tersebut, malah terlihat bahwa game itu ada bentuk aplikasinya yang bisa di download di Play Store.

Rupanya sepuluh tahun berlalu game ini masih eksis saja dan sekarang malah makin berkembang. Gita cepat-cepat men-download karena penasaran. Bagaimana tampilan game tersebut, apakah masih sama seperti dahulu atau berunah. Ia pun juga penasaran dengan kabar Reval. Semoga laki-laki itu masih bermain game ini.

Begitu Gita men-download dan membuka login dengan password dan akun yang diingatnya dengan segar, rupanya akses ke akunnya masih bisa dipakai. Ia pikir lamanya waktu berjalan akunnya akan di-banned karena tidak ada aktivitas sama sekali.

Ia melihat aktivitas terakhir game tersebut memang sepuluh tahun yang lalu. Tapi melihat bulannya sekitar dua bulan dari yang Gita ingat terakhir dirinya online di kamar sambil menunggu Reval datang.

***

Melakukan perjalanan di dekat rumahnya, Gita menemukan beberapa rumah setengah warung yang menjual sayuran. Sepertinya juga diambil dari pasar dan dijual di rumah sendiri. Jadi waktu berjualan pun bisa sampai malam jika sewaktu-waktu ia butuh belanja tak perlu ke pasar.

Gita turun dari motor mampir ke warung tersebut. Memilih beberapa bahan sayuran yang langsung ia borong banyak agar tidak keluar-keluar lagi.

Gita membeli wortel sawi, bayam, kangkung, buncis, kentang, tempe, telur, mie, gula, penyedap, terasi, tomat, cabe, terong, timun dan kerupuk mentah yang ia goreng sendiri nantinya.

Sayangnya ayam yang dijual hanya potongan kecil padahal Gita ingin membeli satu kilo. Karena tak ada, ia bertanya pada salah satu ibu-ibu yang berbelanja di tempat tersebut.

"Bu pasar terdekat di mana ya?" tanya Gita agak menjauh dari penjualnya takut tersinggung.

"Ini loh, Mbak nanti lurus aja keluar jalan besar belok kiri. Nanti pasarnya di pinggir jalan kelihatan kok."

"Oh gitu makasih ya, Bu."

Gita segera membayar belanjaannya dan sesuai arahan dari ibu-ibu tersebut, kita mengikuti jalan yang disarankan.

Memang agak sedikit jauh, makanya ada penjual terdekat yang bisa ia jadikan alternatif jika butuh sesuatu dadakan.

Melihat pasar yang masih rame di jam delapan pagi ini, ada banyak penjual jajanan juga yang tersebar di pinggir jalan. Jiwa perempuan yang suka ngemil dan jiwa emak-emak yang memang gabut saat sendirian di rumah, butuh camilan sebagai sahabat. Gita membeli cilok, cakwe, pukis dan juga es buah.

Gita pulang dengan hati riang. Stok di kulkasnya tak lagi melompong. Sudah ada banyak sayuran yang tidak perlu ia khawatirkan untuk masak hari ini, juga jajanan yang dibeli sebagai peneman menikmati game yang tadi sudah ia download belum sempat dimainkan.

Duduk nyaman di depan televisi dengan camilan yang ada di depan meja, ponsel di tangan membuat Gita merasakan surga yang tak terbantahkan. Ia jadi ingat saat di kos  saat tidak ada kuliah  menikmati hari bermain game dan cemilan.

Masuk ke game tersebut rupanya fitur- fitur masih sama, hanya saja tampilannya berubah. Jelas waktu berubah lama. Gita menelusuri teman-temannya yang online, rupanya hanya ada beberapa dan itu pun user luar dan tidak begitu ia kenal. User Indonesia hanya ada beberapa dan itu tak begitu akrab. Namun karena ia tidak ada pilihan lain dan belum mengenal bagaimana game saat ini, akhirnya ia mengikuti salah satu user bernama @tembem_

Masuk ke salah satu room luar dengan nama Neon, di mana room tersebut biasa berkumpul banyak user dari berbagai negara.

Gita nggak terkejut melihat perubahan Avatar dulu dan sekarang. Saat ini perubahannya semakin canggih dan glowing saja, membuat Gita yang avatarnya masih model lama merasa insecure. Ia pun langsung menuju shop untuk mencari tampilan wajah guna beradaptasi dengan Avatar terkini.

Dengan begitu ia tidak begitu insecure lagi karena baru bangkit. Setelah sepuluh tahun tidak bermain, Gita memilih dian menyimak obrolan yang rupanya kebanyakan user Indonesia yang main.

Tak banyak berubah  candaan tetap seperti dahulu. Hanya saja banyak yang tidak dikenal Gita. Ia keluar dari room mencari riwayat private messenger di mana chat obrolannya dengan Reval berada. Namun begitu membuka Avatar milik Reval, malah tidak terbuka. Gita mengecek profil rupanya dirinya sudah diblok oleh kekasihnya tersebut. Gita beralih ke chat obrolan milik Tama, rupanya malah baik-baik saja.

Memangnya ia dan travel ada masalah apa sih dulu, sampai-sampai jadi diblok oleh laki-laki itu. Gita penasaran ingin menelusuri riwayat obrolan tapi tidak bisa karena ia baru men download lagi.

Apakah Reval sudah tidak main ini lagi? Gita pun mencoba mengecek username memang masih ada, tapi tidak online lagi sekitar sepuluh tahun yang lalu. Sama seperti dirinya berhenti bermain.

Gita harus mencari tahu. Sebenarnya ada apa sih waktu itu. Masalah apa yang terjadi. Kesalahan dirinya atau kesalahan Reval, yang membuat hubungan mereka tak ada titik cerah di masa depan ini?

_____

Salah PasanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang