34. Tutup Mata

677 84 2
                                    

Nova pulang dari jalan-jalan bersama teman satu jurusannya. Begitu tiba di kamar, ada Gita yang menjawab salamnya. Terlihat perempuan itu menatap resah pada Gita yang duduk sambil mengetik chat di game.

"Ada apa sih, Nov kok aneh banget lihat aku?" tanya Gita heran melihat gelagat Nova yang baru masuk sudah menatap lama padanya.

"Anu Git, tadi aku habis ketemu sama dia," kata Nova yang ragu-ragu antara memberitahunya atau tidak. Kalau tidak dikasih tahu takutnya Gita nanti malah akan tersakiti karena dibohongi, tapi jika dikasih tahu juga makin merasa sedih.

"Dia siapa maksudnya, Nov, nggak paham deh," bingung Gita.

Mengalihkan pandang ke layar laptopnya sejenak, Gita mengetikkan pesan balasan yang dikirimkan oleh Reval. Laki-laki itu sedang online dan meminta maaf padanya untuk pertemuan kapan hari yang gagal. Gia yang mencoba untuk menutup mata, menerima permintaan maaf dari Reval meskipun ia tahu kenyataannya. Gita hanya ingin tahu sejauh mana laki-laki itu akan berbohong padanya.

Nova duduk mendekat di hadapan Gita masih dengan gelagat aneh yang membuat Gita makin penasaran.

"Gini, Git, tadi aku pas jalan ketemu sama pacar kamu Reval."

Padahal Gita sedang mengetik balasan pesan dengan Reval, tapi malah Nova membahas tentang lelaki itu. Jadi ia menoleh ke arah Nova yang mengunci bibir seolah enggan untuk mengatakan sesuatu. Sepertinya hal itu bukan sesuatu yang baik, tebak Gita dalam hati.

"Iya kenapa sama Reval. Emangnya ketemu di mana?"

"Kamu jangan marah ya kalau aku kasih tahu ini."

Gita mengulas. "Iya iya nggak marah. Emang kenapa sih kok kayaknya horor banget sih." Gita mencoba santai.

"Tadi aku ketemu Reva lagi jalan sama temen kamu. Siapa yang biasanya ke sini, siapa tuh namanya. Emi kan?"

Mendengar nama Emi disebut, Nova heran Gita supaya baik-baik saja. Membuat Nova kaget juga.

"Oh emang sama Reval lagi jalan di mana?"

Nova mengernyitkan kening. "Kok kamu nggak kaget sih, Git dengar Reval sama Emi jalan berdua. Kamu nggak marah gitu apa gimana?"

Gita menggeleng. "Nggak sih, soalnya kemarin aku juga ketemu mereka berdua di warnet berduaan lagi. Sekarang lihat, aku malah lagi chat sama Reval. Dia minta maaf saat kejadian kapan hari yang kita batal jalan malam-malam."

Nova melirik pada layar laptop. "Kamu maafin gitu aja, Git? Udah tahu yang terjadi kayak gini kamu juga santai banget sih."

"Maunya sih gitu loh. Tapi aku pikir lagi kayaknya percuma juga denger penjelasan dia yang omong kosong. Mending diam dan tinggalin aja. Emang kayaknya dia bukan yang terbaik buat aku. Buat apa juga marah-marah capek ujung-ujungnya juga dia bakal manis-manisin aku minta maaf tapi nggak yakin juga bakalan berubah."

"Tapi selingkuhnya sama teman dekat kamu sendiri loh. Kamu kok nggak marah sama Emi?"

"Udahlah biarin aja aku mau coba tutup mata aja sama hubungan mereka yang diam-diam di belakangku. Nanti  aku ambil keputusan, biarin aja mereka bersama dan aku yang mundur. Buat apa bertahan sama laki-laki yang nggak bisa hargain aku juga."

"Gila, kamu disakitin tapi malah tenang kayak gini. Tapi nggak papa sih, mending kayak gitu tahu boroknya sekarang dan putus aja udah."

Gita tertawa terbahak. "Nah makanya daripada capek-capek, lepasin aja. Masih ada yang lain kok dari Reval. Mending cari yang pasti aja."

Nova setuju. Ia berdiri dan lega telah memberitahu apa yang tadi dilihatnya. Nova pun berganti baju meninggalkan Gita di kamar. Dua teman lainnya sedang menonton TV di bawah, sementara Gita melanjutkan chat dengan Reval. Laki-laki itu mengajak kita mojok di room miliknya.

Salah PasanganDove le storie prendono vita. Scoprilo ora