22. Menelusuri

676 77 8
                                    

Sofi memetik daun singkong membantu Gita menyiapkan sarapan pagi ini. Gita sendiri sedang mengulek bumbu untuk bumbu urap berupa; cabe, bawang putih, kencur, daun jeruk,  gula merah tak lupa garam sebagai penyedap rasa. Diulek jadi satu kemudian ditambahkan kelapa parut. Setelah itu dibungkus dengan daun pisang dan diikutkan mengukus bersama nasi yang sudah ditanak.

Selesai menyiapkan bumbu, ganti merebus daun singkong dan daun pepaya. Selama merebus Sofi juga membantu sang anak memotong tahu untuk direndam di larutan garam, bawang putih dan ketumbar. Setelah merebus sayuran baru menggoreng lauk.

"Ibu sudah sehat, Git. Kamu kalau mau pulang ke rumah nggak apa-apa. Ibu juga jalannya udah enakan habis dipijat kemarin," kata Sofi saat keduanya duduk berdua di meja makan menunggu masakan matang.

"Yakin, Ibu mau ditinggal sendirian? Ibu tinggal di rumah aku aja gimana sih, biar bisa dipantau. Nggak tega loh aku tuh ninggalin Ibu sendirian di sini."

"Ibu di sana malah bingung, tetanggamu semua masuk rumah nggak ada yang ngobrol di depan rumah. Ibu itu enak di sini, suka di kampung halaman, tetangga suka ngajakin ngobrol," alasan Sofi.

Gita menatap sang ibu yang duduk di hadapannya. "Tapi, Bu nanti kalaubIbu Butuh sesuatu kan repot. Emangnya kenapa sih kok pengen banget aku pulang. Nggak boleh ya aku lama-lama di sini." Malah giliran Gita yang merajuk.

"Bukan gitu juga, kasihan anakmu  jauh sekolahnya. Ngajinya juga libur lama. Tama juga repot tiap hari pulang pergi nengokin rumah ya ke sini lagi."

"Nanti deh bilang sama Tama boleh nggak pulang sekarang ninggalin Ibu sendirian. Paling juga sama Tama nggak dibolehin suruh aku tinggal di sini."

"Kalian jangan lama-lama di sini. Kasihan kamu juga punya rumah yang perlu diurus juga Aluna sama suami kamu makin jauh kalau berangkat kerja dari sini."

"Nanti aja kita ngobrolin. Sarapan ini biar tenang dulu," kata Gita memenggal obrolan soal kepulangan ke rumahnya meninggalkan Sofia sendirian karena merasa sudah lebih baik.

Setelah sayuran matang dan ditiriskan kemudian di kepal-kepal diperas airnya. Setelah itu baru diiris agar mudah untuk menikmatinya. Tahu tempe dan juga dadar jagung dimasukkan ke penggorengan. Aktivitas memasak pagi kembali repot tanpa menyinggung soal obrolan kepulangan.

Bahkan sampai Tama dan Aluna pergi berangkat, Sofi dan Gita menghabiskan hari di rumah tersebut tanpa membahas lagi.

Sofi yang sudah bisa jalan-jalan kini tak lagi banyak tiduran selonjor di depan TV, atau hanya duduk-duduk di teras menatap perjalanan manusia yang pergi dan berangkat ke sawah. Ia sudah bisa jalan ke halaman, mencabut rumput di halaman, membakar sampah dan juga menyapa tetangganya yang lewat sampai berakhir ngobrol berjam-jam. Gita geleng-geleng kepala sendiri. Bukannya istirahat, ibunya itu malah sudah keluyuran.

Karena tak ada kerjaan lagi bisa jadi Gita punya banyak waktu yang ia habiskan dengan bermain game sejenak. Mengambil hadiah dan menyapa teman-temannya lantas ia buka-buka sosial media mencari nama akun milik Emi. Semoga saja tidak berubah namanya sejak dahulu.

Membuka akun Facebook dan mengetikkan nama Emi yang dikenal Gita,  mengulik seluruh album foto dan postingan sampai-sampai ke akun Instagram milik Emi. Perempuan itu kini sudah berumah tangga dengan Reval, memiliki seorang anak perempuan sepantaran Aluna tapi lebih tua anak Emi.

Melihat foto-foto kebahagiaan keluarga mereka, Gita jadi Sadar kenapa Emi menghindarinya kapan hari. Mungkin perempuan itu merasa bersalah karena merebut Reval darinya. Apa permasalahannya dulu? Sekarang Gita juga sudah punya Tama. Laki-laki baik yang tidak ia duga sebaik ini. Hanya saja Gita masih tak terima. Kenapa Reval meninggalkannya dan malah memilih Emi. Padahal mereka tidak saling mengenal sebelumnya dan Gita juga belum menemukan alasan mereka putus. Selain masalah dengan Emi, seperti ada hal lain yang masih menjadi pertanyaan Gita.

Salah PasanganWhere stories live. Discover now