|| 05 || Beards

42.7K 3.7K 97
                                    

.

Tungkai panjang Asher terus melangkah menyusuri setiap jengkal mansion dengan Naresh di gendongannya yang sejak tadi tak henti berdecak kagum.

Mereka sudah mengelilingi mansion, melihat lapangan latihan para bodyguard, asrama para maid yang berada terpisah dengan mansion Ganendra, rumah kaca, ruang musik, bahkan ruang kerja para anggota keluarga Ganendra. Ah, tentang ruang kerja tentu saja dengan izin sang pemilik ruangan terlebih dahulu.

"Sudah puas, hm?"

Asher mengusap punggung sempit Naresh. Naresh menatap sang Kakak dengan mata yang berbinar, ia mengangguk.

"Kalau begitu, kita kembali?"

Tanya Asher yang kembali dijawab anggukan oleh Naresh. Dengan begitu, Asher kembali melangkah memasuki kediaman utama Ganendra, ke ruang tamu yang masih terdapat dua orang manusia dengan aura dingin di sana.


Glenn dengan laptop di pangkuannya, dan Theo dengan tablet nya.

Glenn menoleh begitu mendengar suara langkah kaki mendekat. Fokusnya langsung pada Naresh yang terlihat mengantuk dalam gendongan Asher.

Glenn berdiri, melangkah mendekati Asher kemudian merentangkan tangannya meminta agar Naresh diberikan padanya.

Asher menatap sang Kakak dengan datar, namun tak ayal ia alihkan Naresh pada gendongan koala Glenn dengan hati-hati.

"Mengantuk, hm?"

Glenn menggesekkan hidungnya pada poni Naresh setelah sebelumnya bibir tebal itu mengecup kening sempit adiknya.

Naresh bergumam, kepalanya ia sandarkan pada bahu lebar Glenn. Mata sayu nya menatap Theo yang tampak sibuk dengan tablet nya.

"Ke kamar, ya?" tanya Glenn dengan intonasi suara rendah. Tangan pemuda itu aktif mengelus punggung Naresh.

Naresh hanya mengangguk, menahan diri agar tidak menguap lebar. Jemari lentiknya bergerak acak di punggung Glenn yang dibaluti kemeja hitam.

Glenn menatap Asher yang sejak tadi memperhatikannya dan Naresh dengan intens. Ia mengangguk pada Asher kemudian melangkah pergi dari ruang tamu.

Sementara di sofa, Theo tampak tidak terusik sama sekali.

•••

"Tidur."

Glenn membaringkan Naresh di atas ranjang, kemudian ia ikut merebahkan diri di samping sang adik dengan posisi menyamping. Ia usap tengkuk Naresh dengan lembut agar remaja itu cepat tertidur.

Naresh mengerjapkan matanya, rasanya mengantuk sekali ditambah usapan Glenn pada tengkuknya. Ia merapatkan diri pada sang kakak, kemudian melingkarkan tangannya memeluk pinggang Glenn dengan erat.

Glenn tersenyum tipis, ikut mengeratkan pelukannya pada Naresh.

"Kak Zavier sama Kak Xavier nggak akan pulang?"

Entah kenapa ia rindu dengan kedua kakak nya itu.

"Nanti, saat makan malam."

EXTRA REVENGE; Naresh Al.El GanendraWhere stories live. Discover now