|| 38 || Sick

16.4K 1.4K 63
                                    


Happy Reading
Tandai kalo ada typo~

•••

"Sepertinya tidak ada hari tanpa pengganggu bagi keluarga kita." Glenn menghela napas berat. Pria itu mengernyit lelah. Asher di sampingnya juga hanya mampu memijit pelipis, wajahnya sedikit pucat.

Seth, Ace, Glenn, dan Asher saat ini sedang berada di ruangan kerja milik Ace. Mereka sedang membicarakan tentang sosok asing yang belakangan ini berkeliaran dengan mencurigakan di sekitar rumah sakit Ganendra.

"Para adik kecil kita dalam bahaya, terutama El yang selama ini selalu menjadi incaran banyak orang," ucap Ace. Pria itu fokus pada laptopnya.

Pada dasarnya, keluarga Ganendra tidak pernah lepas dari ancaman dan mara bahaya. Mereka adalah pebisnis, dan di dunia bisnis tentu mereka banyak bersaing dengan pebisnis lainnya, entah dengan cara kotor maupun tidak. Namun sejak dulu, Ganendra selalu menjadi sasaran utama yang ingin dihancurkan oleh banyak pebisnis. Orang-orang yang haus akan kuasa, gelap mata, dan serakah.

Berbagai macam teror dilayangkan; pembunuhan, penculikan, pencurian data, pengkhianatan, mata-mata, pemerasan. Itu nyaris menjadi hal biasa bagi keluarga Ganendra, namun sejak Naresh diumumkan sebagai bagian dari Ganendra, ancaman semakin banyak berdatangan. Dan lagi, bungsu Ganendra itu memang sudah dibully di sekolahnya.

Ada kalanya para pria Ganendra menyesal karena terlalu abai pada Naresh dulu, hanya karena sosok wanita yang mereka sayangi telah tiada. Keberadaan Ananta─istri Adelio itu memang begitu berpengaruh. Kepergiannya meninggalkan luka dan duka yang mendalam, merubah keadaan mereka menjadi dingin.

"Apa perlu kita memindahkan perawatan El ke luar negeri?" Seth mengangkat kaki nya ke atas meja, tampak tak sopan, namun tidak ada yang peduli atau protes tentang itu.

Asher menggeleng tak setuju. "Kakak tahu sendiri perusahaan pusat sudah dipindahkan ke sini. Jika El dipindahkan, akan lebih sulit untuk menjaganya. Dan lagi musuh kita di luar juga tak sedikit," ucapnya pelan. Pria itu benar-benar terlihat pucat dan lemas.

Glenn mengangguk membenarkan. "Itu benar. Akan lebih berbahaya jika memindahkan El ke luar negeri." ia mengusap tengkuk Asher, dapat ia rasakan suhu tubuh adiknya sedikit hangat. Meski mereka kadang seperti kucing dan tikus yang tidak bisa akur, rasa sayang Glenn sama besarnya pada adik pertamanya itu. "Kamu terlalu memforsir tubuhmu sendiri, An, istirahatlah dulu."

Asher menghela napas. "Aku akan pergi kontrol ke rumah sakit, sekalian menjenguk El ....," ucapnya. Glenn mengangguk mengerti. "Kakak akan menyuruh Ken untuk mengantarmu." Asher hanya mengangguk. Ia segera pergi dari ruangan itu setelah berpamitan pada Seth dan Ace.

"Baiklah, sekarang apa yang akan kita lakukan." Ace menyandarkan punggungnya. Tatapannya masih fokus pada laptop. "Identitas orang itu sangat sulit ditemukan. Cctv bahkan tidak membantu sama sekali," keluhnya kesal.

Glenn beralih duduk di samping Ace, ikut memperhatikan laptop pria itu. "Penampilannya yang membuat kita kesulitan. Dia pandai menyamar," komentarnya. "Aku sudah meminta anggota inti untuk ikut campur tangan. Mereka akan banyak membantu. Keamanan rumah sakit juga sudah diperketat," lanjutnya menjelaskan.

"Yah, ini akan sulit. Musuh kita cukup pandai kali ini karena membuat kita kesulitan untuk menebak apa rencananya," ucap Seth datar. "Hanya saja aku yakin, musuh kali ini sedang mencoba mengecoh kita, agar fokus kita teralih dari Naresh dan kita lengah."

EXTRA REVENGE; Naresh Al.El Ganendraحيث تعيش القصص. اكتشف الآن