|| 29 || Anger

16.5K 2.3K 113
                                    


Happy Reading,Oit!
Tandai kalo ada Typo ygy

•••

Zayn, Zen, Zeta, Sendra, Lahar, Hayes, Illias, dan Lakshan berlari tergesa di lorong rumah sakit. Mengikuti para suster dan dokter yang menggiring brankar yang di atasnya ditempati oleh sosok remaja kecil berlumuran darah.

Seorang suster mencegat mereka kala sampai tepat di depan ruang UGD. Melarang mereka masuk karena pasien akan segera ditangani.

"Tolong tenang dan jangan berisik," ucap suster itu sebelum memasuki UGD.

Napas mereka terengah. Terutama Zen yang sekarang bergetar hebat. Dia yang menemukan Naresh di kelas saat itu. Dunianya seakan berhenti detik itu juga kala melihat Naresh sudah berlumuran darah dengan pisau yang menancap tepat di punggung kiri. Zen langsung diselimuti rasa takut, menyesakkan. Bagaimana jika pisau itu mengenai jantung Naresh? Bagaimana jika Naresh tidak selamat?

Zayn dan Zeta sama shock nya. Mereka terkejut setengah mati kala melihat Zen berlari menuju mobil dengan Naresh yang tidak sadarkan diri di gendongannya. Bahkan saat itu, darah segar masih menetes dari punggung Naresh hingga mengenai jalan.

Zen nyaris menangis. Zayn berusaha menenangkan kembarannya itu meski sama takutnya.

Kenapa tidak memanggil Ambulans? Itu akan memakan waktu lebih banyak.

"Hiks..." tak kuat, Zen akhirnya menumpahkan tangisan. Seragam dan tangannya dipenuhi oleh darah Naresh, dan tampak masih basah.

Zayn mendekat, memeluk kembarannya itu dengan erat. "Ssstt tidak apa-apa," bisiknya serak.

Zeta berusaha tetap tenang. Ia segera menghubungi para pria Ganendra.

Tut

"Zeta? Ada apa, nak?"

"D-Daddy... Ugh..."

"Boy? Ada apa? Apa kamu baik-baik saja? Di mana Zen dan Zayn?"

Adagio berseru panik. Zeta bisa mendengar suara gaduh di sebrang sana.

"Dad... El... ng.."

"Ada apa?! Cepat katakan, Daddy sedang bersama Ayah dan Papa mu sekarang. Katakan!"

"Zeta? Ada apa dengan El?!"

Kali ini terdengar suara Adelio.

"A-ayah... El terluka. Tusuk uhh... El tertusuk, Ayah..."

"SHIT! TUNGGU, KAMI SEGERA KE SANA!"

"R-rumah sakit terdekat sekolah, Ayah..."

Tut

"Ugh..."

Zeta limbung, nyaris menghantam lantai jika Lahar tidak segera menopang sahabatnya itu. Lahar memeluknya, menepuk punggung bergetar itu perlahan.

"El akan baik-baik saja," bisik Lahar, "Dia kuat."

Sendra menyandarkan dirinya di dinding. Matanya terpejam, tampak tenang padahal jantungnya berdegup kencang sejak tadi. Ia menghela napas.

EXTRA REVENGE; Naresh Al.El GanendraWhere stories live. Discover now