|| 32 || Why?

15.9K 2.2K 148
                                    


Happy Reading, oy!
Tandai kalo ada typo ygy

•••

Sudah seminggu sejak Naresh kritis. Karena tak kunjung menunjukkan tanda-tanda akan terbangun, dokter menyatakan bahwa Naresh mengalami koma. Para pria Ganendra terguncang dibuatnya. Mereka resah, khawatir, takut.

Kedua anak Adagio bahkan sudah sampai di Indonesia sejak dua hari yang lalu.

Ace Zy Ganendra dan Avi Zy Ganendra. Keduanya tak menunjukkan raut khawatir seperti yang lain, mereka justru menjadi yang paling tenang. Mereka hanya diam, mengamati, dan sesekali menenangkan anggota keluarga yang kalut.

Seth selalu setia menemani Naresh di kamar perawatannya. Mengajak sang adik mengobrol, dan mengelus tangannya yang dingin.

Seperti sekarang.

Seth mengelus jemari Naresh yang terus mengurus setiap harinya. Tubuh yang semula mulai berisi itu kini kembali hanya memperlihatkan tulang yang dibungkus kulit.

Seth menghela napas. "Apa yang kamu mimpikan hingga enggan bangun seperti ini?" tanyanya lirih. Merasa putus asa karena ia tahu pertanyaan itu tak akan mendapat jawaban.

Cklek

"Seth."

Seth menoleh. "Dad." pria itu merengut sedih. Menatap sang Daddy dengan sayu. "Little Na tidak mau bangun," adunya murung.

Adagio tersenyum tipis. Pria itu mendekat dan mengelus surai hitam putranya dengan lembut. "Semuanya akan baik-baik saja. El kuat, tahu? El akan segera bangun dan memelukmu," ucapnya menenangkan.

Seth menunduk. "Daddy selalu bilang seperti itu sejak kemarin. Tapi little Na tak kunjung bangun. Apa ia takut dan tidak mau bertemu Seth, Daddy? Apa Seth memang tidak pantas dimaafkan, Daddy? Apa hukuman selama 6 tahun untuk Seth tidak cukup?" tanyanya beruntun. Matanya memanas, "Daddy, Seth sangat merindukan Nana. 6 tahun bukan waktu yang sebentar untuk Seth benar-benar bisa berubah dan melupakan semuanya. Seth sudah tidak seperti dulu. Seth sudah berubah," rengeknya.

Adagio menghela napas. Mulai, batinnya merasa sakit melihat sang anak seperti ini. Namun Seth seperti ini karena kesalahan anak itu sendiri di masa lalu. Menorehkan luka, dan meninggalkan trauma mendalam untuk bocah malang yang masih sangat kecil.

Seth menangis. "Daddy, apa Nana sangat membenciku? Apa ia enggan bangun karena ada aku? Apa aku harus pergi lagi? Kembali memendam rindu pada adikku?" tanyanya putus asa. Tangannya mencengkram erat tangan Adagio.

Adagio hanya diam, membiarkan Seth mengeluarkan segala keluh kesahnya yang sudah dipendam selama kurang lebih 6 tahun ini seorang diri.

"Dad ...."

Adagio hanya mampu memeluk si putra sulung. Anak, dan cucu tertua Ganendra yang sangat membanggakan sejak dulu, namun kesalahannya pada si bungsu Ganendra membuat banyak dari mereka merasa kecewa.

"Daddy, Seth benar-benar akan menjaga Nana dengan baik mulai sekarang. Seth tidak akan menyentuhnya sembarangan seperti dulu, Daddy," isak Seth.

Trauma itu mungkin akan membaik, tapi tak akan sembuh, Kak. Sakit sekali rasanya. Menjijikkan, mentalku rusak. Kejadian itu tak akan pernah aku lupa. Fisikku enggan, dan batinku tak kuasa.

EXTRA REVENGE: Naresh Al.El GanendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang