|| 08 || As you wish, Dear.

35.1K 3.7K 58
                                    


Beberapa hari setelah itu, Naresh benar-benar mendiamkan Asher dan Zavier. Bahkan Glenn, Xavier, Adelio aan juga Theo yang tidak tahu apa-apa ikut terkena imbas.

Naresh menolak ketika mereka ingin memangku atau menggendongnya, mendorong mereka menjauh ketika mereka akan memeluk dan menciumnya.

Naresh berpura-pura tidur saat malam ketika salah satu pria Ganendra mendatangi kamarnya.

Naresh akan meminta sesuatu pada Ken, bodyguard dengan sifat dingin yang bertanggung jawab menjaganya.

Saat makan pun Naresh hanya diam, tidak mengoceh seperti biasanya. Bahkan Naresh tidak ikut berkumpul di ruang keluarga selepas makan malam.

Jangan ditanya apa Asher dan Zavier membujuk Naresh, tentu saja mereka melakukannya. Hanya saja Naresh yang tidak mau mendengarkan. Bujukan mereka tidak mempan, karena Naresh hanya mau belajar mengendarai motor.

Well, perlu kalian ingat bahwa Naresh itu keras kepala.

Tingkah Naresh tentu membuat si kakak sulung geram. Glenn saat ini sedang berada tepat di depan kamar sang adik bungsu, mendorong pintu kayu itu dengan kasar membuat empunya kamar yang sedang membaca terlonjak kaget.

Glenn menghampiri Naresh yang tampak masih terkejut di atas ranjangnya. Ia menarik kasar tangan kurus itu hingga berdiri.

"Kak--akh..."

Naresh meringis, tarikan Glenn sangat kasar membuat pergelangan tangannya sakit.

"Naresh!" Glenn menatap Naresh dengan tajam, aura gelapnya menguar membuat Naresh sedikit meremang.

"Sebenarnya ada apa denganmu?!" Tanya Glenn dengan suara keras. Ia kesal, sejak beberapa hari yang lalu, setiap kali ia pulang bekerja dan berniat menghilangkan penat dengan memeluk adik bungsunya itu selalu saja ditolak oleh empunya.

Glenn merasa Naresh menjauh darinya, dari pria Ganendra yang lain. Glenn jadi tidak fokus bekerja karena memikirkan hal itu.

Naresh menatap sang kakak sulung dengan takut, kakaknya marah. Sejenak Naresh merasa tercekat karena aura gelap Glenn.

"Naresh..." seru Glenn dengan suara berat. Ia geram karena Naresh tidak menjawab dan hanya menatapnya dengan takut.

Naresh menggelengkan kepalanya. "Naresh nggak apa-apa."

"Lalu kenapa kamu menjauh dari kami?"

"Naresh nggak menjauh."

"Kamu iya. Kamu tidak mau berdekatan dan terus menghindar beberapa hari belakangan, Naresh. Katakan ada apa."

Glenn melepaskan cengkraman tangannya di pergelangan tangan Naresh, beralih ia peluk erat tubuh mungil itu. Hidungnya menghirup rakus aroma amber yang menguar dari tubuh adiknya.

Naresh mengusap punggung lebar Glenn, dapat ia rasakan degupan jantung kakaknya itu berpacu cepat dan tidak beraturan. Dapat ia simpulkan itu karena Glenn menahan emosinya sejak tadi.

Seketika Naresh merasa bersalah, hanya karena motor ia sampai merajuk dan menghindar seperti ini. Membuat sang kakak emosi karena merasa dijauhi oleh adiknya sendiri.

"Maaf..." gumam Naresh lirih, membuat Glenn semakin mengeratkan pelukannya.

"Kakak merindukanmu. Ada apa? Kenapa terus menghindar?" Tanya Glenn setelah melepaskan pelukannya. Pria itu mengecup punggung tangan adiknya dengan lembut.

Naresh menatap sang kakak dengan ragu. "Beberapa hari lalu, Naresh minta sama kak Zavier buat diajarin motor, tapi nggak diizinin. Terus Naresh minta izin sama kak Asher, tapi nggak diizinin juga."

EXTRA REVENGE; Naresh Al.El GanendraOnde histórias criam vida. Descubra agora