|| 18 || Back to School

29.5K 3.1K 37
                                    


"Lihat? Tidak lama, kan?" ucap Adelio seraya mengusap puncak kepala si bungsu yang berada di gendongan Zavier.

Naresh mengangguk. "Nggak lama, tapi nggak sebentar juga," ucapnya dengan bibir mengerucut.

Zavier mengecup pipi merona Naresh yang sudah cukup berisi, anak itu terlihat semakin menggemaskan setiap hari.

Adelio terkekeh. "Baiklah, ayo kita pulang."

Mereka segera memasuki mobil, ketiganya duduk di kursi belakang karena mobil itu dikendarai oleh supir mereka. Biasanya, Adelio akan mengendarainya sendiri.

Naresh baru saja selesai melakukan pemeriksaan pada tubuh terutama jantungnya ditemani Adelio dan Zavier. Anak itu sempat beberapa kali mengeluh bau obat dan tidak nyaman, membuat Dirga berusaha sebisa mungkin agar pemeriksaan selesai lebih cepat.

"Naresh mau mampir ke suatu tempat dulu, tidak?" tanya Zavier.

Naresh menatap sang kakak sejenak, alisnya mengerut seolah berpikir dengan keras. "Ehm ...Naresh mau permen kapas ..." gumamnya.

Adelio terkekeh. Dasar bocah.

Zavier mengangguk. "Ayo kita cari permen kapas."

Naresh memekik girang.





"Ayah ayah!"

"Hm?"

Adelio menoleh, bungsunya itu suka sekali memanggilnya dua kali atau lebih panjang dan mendayu belakangan ini, Naresh juga jadi lebih sering merengek dan manja. Tak masalah, Adelio sangat menyukainya. Putranya menggemaskan ketika manja.

Adelio berada di kamar Naresh saat ini, menemaninya tidur.

"Besok, Naresh sudah boleh sekolah?" tanya Naresh dengan mata berbinar penuh harap.

Adelio tersenyum tipis, tangan besarnya bergerak membawa sang putra untuk dipeluk. Kening sempit itu ia kecup beberapa kali.

"Tidak ingin hari senin saja?"

Naresh menggeleng dalam dekapan sang ayah. "Mau sekolah besok!" ucapnya.

"Kenapa?"

"Ya mau aja, Ayaaaaah~"

"Benar-benar tidak mau sekalian hari senin saja? Terlalu tanggung jika hari jumat, kamu hanya sekolah sehari."

"Nggak mau~"

Adelio terkekeh, lihat? manis sekali putra bungsunya. Surai panjang itu ia usap.

"Senin saja, ya?" ia masih mau putranya itu beristirahat.

Naresh mendengus, mulai deh, posesif nya.

"Mau besok, ayaaaah!"

"Senin saja, sayang."

"Ayah kan udah janji waktu itu!"

"Hm? Janji apa?"

"Waktu bujuk Naresh ke rumah sakit! Kamu boleh sekolah lusa. Ayah bilang begitu!" sungut Naresh sebal, pelukan sang ayah ia lepas paksa.

EXTRA REVENGE; Naresh Al.El GanendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang